Grup MIND ID aktif menggalakkan berbagai inisiatif penting demi menekan polusi plastik, sebuah isu krusial yang kini berkontribusi sekitar 19,65% dari total volume sampah di Indonesia. Langkah ini pun sejalan dengan komitmen kuat untuk mengelola operasional perusahaan secara harmonis dengan kelestarian lingkungan.
Direktur Manajemen Risiko dan HSSE MIND ID, Bapak Nur Hidayat Udin, menekankan bahwa MIND ID tidak hanya berfokus pada eksplorasi serta hilirisasi mineral, tetapi juga memainkan peran aktif dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
“Kami tidak hanya menggali sumber daya alam, tetapi juga menanamkan komitmen mendalam terhadap keberlanjutan. Dalam semangat Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, kami menyerukan tekad untuk mengakhiri polusi plastik dan mewujudkannya melalui tindakan nyata,” tegas Bapak Nur dalam keterangannya, Jumat (6/6/2025).
Grup MIND ID juga menjalankan berbagai program pengelolaan sampah inovatif yang berbasis ekonomi sirkular, baik dalam lingkup operasional perusahaan maupun melalui inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat.
Salah satu inovasi unggulan yang patut diapresiasi adalah pembangunan fasilitas Refuse Derived Fuel (RDF) di Sulawesi. Teknologi canggih ini memiliki kemampuan mengolah hingga 50 ton sampah domestik setiap harinya, menghasilkan sekitar 14 ton bahan bakar alternatif yang sangat berpotensi untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan energi industri.
Selain itu, Grup MIND ID juga menjalin kemitraan erat dengan masyarakat dalam pengoperasian mesin pemusnah sampah plastik yang mampu menangani lebih dari 18.000 ton limbah plastik per tahun.
Dari proses pengolahan limbah plastik tersebut, dihasilkan produk turunan yang ramah lingkungan, seperti polybag dan mulsa. Produk-produk ini terbukti efektif dalam mengurangi konsumsi air dalam program pembibitan tanaman (nursery) yang dijalankan oleh anggota Grup MIND ID.
Bapak Nur menegaskan bahwa ke depannya, MIND ID berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas dampak positif yang dihasilkan, terutama dalam upaya konkret untuk mengakhiri permasalahan polusi plastik di seluruh wilayah Indonesia.
“Dari Sumatera hingga Papua, kehadiran kami bukan hanya sebagai pelaku industri, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam menjaga kelestarian lingkungan Indonesia. Sebab, mencintai Indonesia berarti menjaga tanah, air, udara, serta mempersiapkan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa,” pungkas Bapak Nur.
