JAKARTA, MasterV – Pasar mobil listrik di Indonesia kini didominasi oleh merek otomotif yang berasal dari Tiongkok.
Keunggulan merek-merek asal Negeri Tirai Bambu ini terletak pada penawaran harga yang kompetitif, desain yang futuristik, serta teknologi yang inovatif.
Menurut Yannes Martinus Pasaribu, seorang pengamat otomotif sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), pergeseran preferensi konsumen ini bukanlah sekadar tren sesaat, melainkan sebuah representasi dari perubahan perilaku konsumen yang lebih mendalam.
MasterV/DIO DANANJAYA Chery J6 Phantom Edition
“Pergeseran preferensi konsumen di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda, terhadap merek-merek Tiongkok bukanlah fenomena sementara. Ini adalah refleksi dari perubahan fundamental dalam cara mereka menilai sebuah kendaraan,” ungkap Yannes kepada MasterV, Minggu (8/6/2025).
Yannes menambahkan bahwa konsumen saat ini, khususnya kaum muda, tidak lagi menganggap fitur modern sebagai pelengkap, melainkan sebagai kebutuhan esensial dalam memilih kendaraan.
“Desain yang futuristik, teknologi yang canggih, dan harga yang terjangkau bukan lagi sekadar fitur tambahan yang menarik, melainkan telah menjadi persyaratan utama,” jelas Yannes.
Dalam konteks ini, Yannes berpendapat bahwa merek-merek otomotif yang sudah mapan dan telah lama mendominasi pasar Indonesia perlu segera beradaptasi agar tetap relevan di mata konsumen.
MasterV/FATHAN Geely EX5
Sebelum kehadiran merek-merek Tiongkok, pasar otomotif di Indonesia secara umum didominasi oleh para produsen asal Jepang.
Beberapa merek dari Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan juga turut serta dalam persaingan di berbagai segmen.
“Oleh karena itu, jika merek-merek mobil yang selama ini menguasai pasar tradisional ingin tetap bertahan di Indonesia, mereka harus mengubah paradigma lama dan mengadopsi logika pasar yang baru,” tegasnya.
“Termasuk menerapkan model penetapan harga yang lebih adil dan melakukan inovasi teknologi yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar lokal, jika mereka ingin tetap eksis di pasar otomotif masa depan Indonesia,” imbuh Yannes.
Dengan semakin banyaknya pemain dari Tiongkok yang memasuki segmen kendaraan listrik, persaingan di pasar diprediksi akan semakin sengit.
Akan tetapi, di sisi lain, konsumen akan mendapatkan lebih banyak pilihan dengan nilai yang semakin kompetitif.
Bukan tidak mungkin, setelah mobil-mobil listrik, pergeseran ini akan berlanjut ke mobil-mobil hybrid dan kendaraan NEV seperti Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang saat ini mulai dimasuki oleh merek-merek asal Tiongkok.