Anwar Abbas, selaku Ketua PP Muhammadiyah, dengan tegas menolak rencana kontroversial dari Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, untuk mendirikan sebuah 'negara Yahudi Israel' di wilayah Tepi Barat. Menurutnya, gagasan semacam ini hanya akan memperpanjang dan memperdalam permusuhan yang sudah ada.
"Usulan yang dilontarkan oleh Menhan Israel serta gerakan zionisme tersebut jelas tidak dapat kita setujui. Tindakan ini akan memicu permusuhan yang luar biasa dan menjadikan Israel sebagai negara penjajah yang paling terkenal di era modern," ujar Anwar Abbas kepada awak media, Minggu (1/6/2025).
Kendati demikian, Anwar menyatakan bahwa dirinya tidak terkejut dengan pernyataan Menhan Israel terkait ambisinya untuk menjadikan Tepi Barat sebagai bagian integral dari negaranya. Ia menjelaskan bahwa gagasan tersebut bukan hanya sekadar wacana dari Katz, melainkan juga merupakan aspirasi dari gerakan zionisme Israel secara keseluruhan.
"Bahkan, gerakan zionisme ini tidak hanya berkeinginan menjadikan Tepi Barat sebagai bagian dari negara Israel, tetapi juga seluruh wilayah Palestina lainnya. Ambisi mereka meluas hingga mencakup wilayah Jordania, Libanon, Syria, sebagian wilayah Saudi dan Iraq, serta Mesir, yang akan diintegrasikan ke dalam negara Israel Raya yang mereka impikan," paparnya.
Anwar mengimbau kepada seluruh pihak untuk tidak serta merta mempercayai klaim-klaim yang dilontarkan oleh Israel. Pasalnya, menurutnya, Israel telah lama memiliki niat tersembunyi untuk mencaplok seluruh wilayah Palestina beserta negara-negara tetangganya.
"Sikap dan rencana ini tentu saja tidak bisa kita terima, mengingat negara kita, Indonesia, adalah negara yang sangat menentang segala bentuk penjajahan," tegas Anwar.
"Mengapa demikian? Karena praktik penjajahan jelas-jelas merupakan tindakan yang tidak menghormati nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Hal ini telah dinyatakan dengan tegas dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan," tambahnya.
Seperti yang telah diketahui, Menhan Israel, Israel Katz, bertekad untuk mewujudkan pendirian 'negara Yahudi Israel' di Tepi Barat yang diduduki. Pernyataan ini disampaikannya pada hari Jumat (30/5), sehari setelah pemerintah Israel mengumumkan rencana pembangunan 22 permukiman baru di wilayah Palestina tersebut.
Permukiman Israel di Tepi Barat, yang sering kali dianggap sebagai penghalang utama bagi terciptanya perdamaian yang berkelanjutan, secara konsisten dikutuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.
"Ini adalah respons tegas terhadap organisasi teroris yang berupaya merusak dan melemahkan cengkeraman kami di tanah ini — dan ini juga merupakan pesan yang jelas kepada (Presiden Prancis Emmanuel) Macron dan rekan-rekannya: mereka akan mengakui negara Palestina di atas kertas — tetapi kami akan membangun negara Yahudi Israel di sini, di atas tanah ini," kata Katz, seperti dikutip pada hari Jumat (30/5) dalam sebuah pernyataan dari kantornya.
"Kertas itu akan dibuang ke tong sampah sejarah, dan Negara Israel akan berkembang dan makmur," imbuhnya, seperti yang dilansir oleh kantor berita AFP, Jumat (30/5).
Katz menyampaikan pernyataan tersebut saat melakukan kunjungan ke pos terdepan permukiman Sa-Nur di Tepi Barat utara.
Penduduk Sa-Nur dievakuasi pada tahun 2005 sebagai bagian dari penarikan Israel dari Gaza, yang diprakarsai oleh perdana menteri saat itu, Ariel Sharon.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967.