Nama Menkeu AS Scott Bessent Masuk Daftar Calon Bos The Fed

Admin

25/06/2025

2
Min Read

On This Post

Nama Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, disebut-sebut masuk dalam daftar kandidat Ketua Federal Reserve (The Fed) berikutnya, menggantikan Jerome Powell yang masa jabatannya berakhir pada Mei 2026 mendatang.

Melansir Bloomberg, Rabu (11/6/2025), menurut sumber yang mengetahui perihal itu, selain Bessent terdapat kandidat yang masuk daftar calon bos bank sentral AS adalah Kevin Warsh. Ia merupakan mantan pejabat The Fed yang sempat diwawancarai Presiden AS Donald Trump untuk mengisi posisi Menteri Keuangan pada November 2024 lalu.

"Namun Bessent yang memimpin upaya Trump mendorong pertumbuhan ekonomi AS lewat reformasi besar di sektor perdagangan, pajak, dan regulasi kini juga masuk dalam daftar kandidat potensial," ungkap sejumlah sumber yang meminta untuk tetap anonim tersebut.

Dua di antara sumber anonim mengatakan proses wawancara formal sebagai calon pengganti Jerome Powell belum dimulai. Di sisi lain Bessent sendiri tidak memberikan jawaban tegas perihal namanya yang masuk bursa calon bos The Fed.

"Saya memiliki pekerjaan terbaik di Washington," kata Bessent saat diminta berkomentar.

"Presiden akan memutuskan siapa yang terbaik untuk ekonomi dan rakyat Amerika," sambungnya.

Sementara itu, seorang pejabat senior pemerintah yang juga meminta untuk tetap anonim membantah laporan tersebut tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Kandidat lain yang namanya juga disebut-sebut masuk dalam daftar calon ketua Fed berikutnya ada Kevin Hassett selaku direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Christopher Waller selaku anggota dewan gubernur The Fed, dan David Malpass yang merupakan mantan Presiden Bank Dunia.

Sebagai informasi, sebelumnya Trump sempat menyatakan bahwa ia akan segera mengumumkan pengganti Jerome Powell pada Jumat (6/6) lalu. Sebab masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026.

Trump pertama kali menunjuk Powell sebagai Ketua The Fed pada 2017. Namun, belakangan ia kerap mengkritik kinerja Powell karena dianggap terlalu lambat dalam menurunkan suku bunga.

Bahkan bulan lalu, Trump mendesak Powell untuk segera memangkas suku bunga dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih. Namun The Fed malah mempertahankan suku bunga tetap.

The Fed beralasan pendekatan hati-hati lebih tepat mengingat ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh kebijakan tarif Trump. Sebab bank sentral AS tersebut memperkirakan tarif yang diumumkan Trum akan membebani pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi lebih jauh.