Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan lahan potensial untuk pembangunan tambak garam raksasa di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT). Inisiatif strategis ini diperkirakan mampu menyerap hingga 25.639 tenaga kerja, mulai dari kegiatan hulu hingga hilir. Sebuah keuntungan signifikan, di mana lebih dari 50% tenaga kerja akan direkrut dari masyarakat di sekitar lokasi tambak.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP), I Nyoman Radiarta, mengungkapkan bahwa pihaknya aktif mempersiapkan taruna-taruni (siswa sekolah vokasi di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)) untuk mengisi posisi-posisi penting sebagai tenaga teknisi lapangan. Langkah proaktif ini memastikan ketersediaan sumber daya manusia terampil untuk mendukung operasional tambak.
"Kami telah berdiskusi secara mendalam dengan Dirjen Teknis, khususnya Dirjen Budidaya, mengenai persiapan tenaga kerja yang diperlukan. Dalam kapasitas kami di BBPSDMKP, kami menyiapkan taruna yang nantinya akan berperan sebagai tenaga teknisi lapangan, memegang peranan kunci dalam operasionalisasi tambak seluas 20 ribu hektar (Ha) tersebut," jelas I Nyoman dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor KKP, Jakarta, pada hari Selasa (3/6/2025).
Menurut I Nyoman, dampak penyerapan tenaga kerja akan meluas tidak hanya terbatas pada operasional tambak itu sendiri. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa akan ada efek domino ke sektor-sektor lain yang juga akan membuka peluang kerja baru. Fokus utama saat ini adalah memastikan kelancaran operasional di dalam tambak, dengan target menyiapkan sekitar 600 tenaga ahli per tahun.
"Meskipun demikian, jika kita menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jumlah lulusan yang tersedia, jumlah tersebut masih belum mencukupi. Kami memperkirakan bahwa kami mampu menyiapkan 600 orang per tahun. Bahkan jika seluruh lulusan direkrut, jumlah tersebut masih belum memenuhi kebutuhan. Oleh karena itu, kami berencana untuk membahas hal ini melalui forum dekan KP, untuk memetakan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa tenaga kerja siap tersedia ketika 20 ribu Ha tambak tersebut mulai beroperasi," rinci I Nyoman.
I Nyoman menekankan bahwa partisipasi aktif seluruh masyarakat di sekitar tambak garam akan menjadi kunci keberhasilan operasionalisasi tambak raksasa ini. Ia menegaskan bahwa penyerapan tenaga kerja tidak hanya terbatas pada lulusan taruna-taruni sekolah vokasi di bidang kelautan dan perikanan.
"Seluruh masyarakat, termasuk masyarakat yang memiliki lahan atau tinggal di sekitar kawasan tersebut, akan dilibatkan secara aktif dalam operasionalisasi tambak yang akan dibangun ini," tegasnya.
"Kebutuhan tenaga kerja mencapai lebih dari 2 ribu orang, sementara kami hanya memiliki 600 lulusan taruna-taruni, bahkan jika semuanya direkrut. Ini berarti bahwa lebih dari 50% tenaga kerja dapat berasal dari masyarakat sekitar. Kami berkomitmen untuk tidak mengabaikan peran penting masyarakat lokal," pungkas I Nyoman.