Kejar Tayang Kartu Nusuk: Petugas Haji Turun Tangan!

Admin

11/06/2025

4
Min Read

On This Post

MasterV, Jeddah – Mendekati puncak ibadah haji 2025, tepatnya H-2 Wukuf Arafah, sejumlah jemaah haji Indonesia masih menantikan kartu nusuk mereka. Guna mempercepat proses distribusi, sejumlah petugas dari Media Center Haji (MCH) turut serta, bahkan Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Bapak Hilman Latief, ikut terjun langsung.

Tugas rutin petugas MCH yang biasanya dipenuhi kegiatan peliputan, kini beralih fokus ke penyortiran kartu. Prosesnya diawali dengan identifikasi asal kloter jemaah haji yang tertera pada kartu nusuk, memanfaatkan aplikasi Satu Haji.

Selanjutnya, kartu nusuk dikelompokkan berdasarkan nomor kloter jemaah masing-masing. Embarkasi JKS, dengan berbagai nomor kloter, menjadi kelompok terbesar yang kartu nusuknya belum terdistribusi.

Pembagian tugas antara identifikasi nomor kloter dan pengelompokan dalam satu kloter yang sama berlangsung secara spontan. Suara riuh petugas mewarnai suasana hangat di ruangan yang sejuk.

"JKS 56!" seru seorang petugas. "Sini, JKS!" balas yang lain. Demikianlah contohnya. JKS menjadi embarkasi dengan tumpukan kartu nusuk yang belum terdistribusi paling banyak, diikuti oleh KJT, SOC, dan SUB. Perlu diingat, data ini baru berasal dari dua syarikah yang telah menyetorkan, yaitu Sana Mashariq dan Rakeen Mashariq, belum termasuk syarikah lain yang belum tiba.

Di antara tumpukan kartu nusuk, ditemukan beberapa kartu yang nomor kloternya tidak dapat diidentifikasi. Petugas haji kemudian mengelompokkan kartu-kartu ini ke dalam grup non-embarkasi untuk penanganan lebih lanjut secara terpisah. Kemungkinan, nama-nama yang tercantum memang batal berangkat atau belum terdata dalam sistem nusuk.

Setelah disortir, jumlah kartu didata agar dapat dipantau. Berkat kolaborasi yang baik dan sistematis, proses penyortiran dapat diselesaikan hanya dalam waktu tiga jam.

Upaya sigap petugas haji ini diharapkan dapat mengatasi lambatnya proses pendistribusian kartu nusuk, yang seharusnya menjadi tanggung jawab pihak syarikah sebagai penyedia layanan haji. Beberapa ketua kloter yang mengetahui informasi mengenai penyortiran kartu berinisiatif mendatangi ruangan tersebut.

Mereka berharap dapat menemukan kartu-kartu jemaah mereka yang selama ini dicari. Salah satunya adalah Bapak Ismuhayadi, Ketua Kloter SOC 89. "Mba, SOC 89 sudah bisa diambil?" tanyanya. "Sebentar pak, kami input data dulu yaa," jawab seorang petugas haji.

Sembari menunggu, beliau mencocokkan nama-nama di tumpukan kartu dengan daftar nama jemaah yang belum menerima kartu nusuk. Beliau menemukan bahwa 62 dari 79 orang yang belum menerima, ada di sana. "Alhamdulillah, sekarang saya merasa lebih tenang. Semalam saya sampai menelepon kakak saya di sini," ujarnya.

Rasa lega juga terpancar di wajah Ketua Kloter JKS 58, Bapak Ibtinas Han, beserta rekannya. Mereka mencari kartu sejumlah nama jemaah yang belum memperoleh kartu nusuk. Walaupun belum semuanya didapatkan, setidaknya sebagian jemaah yang menanti kartu bisa segera merasa tenang setelah menerimanya.

Sebelumnya, hasil rapat Kemenag bersama Tim Pengawas Haji DPR di Makkah menyepakati bahwa seluruh kartu Nusuk harus didistribusikan kepada jemaah haji Indonesia selambat-lambatnya hari ini, Selasa (3/6/2025). Kartu Nusuk merupakan bagian dari tanggung jawab syarikah yang bekerja sama dengan Kemenag dalam melayani jemaah haji Indonesia. Untuk mempercepat proses pembagian, syarikah menyerahkan kartu Nusuk yang belum dibagikan kepada jemaah untuk disortir oleh petugas haji.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah menjadwalkan seluruh jemaah haji Indonesia akan bergerak serentak menuju Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1446 H, atau Rabu, 4 Juni 2025. Kepala Satuan Operasi (Kasatops) Armuzna, Bapak Harun Arrasyid, menjelaskan bahwa pergerakan tersebut akan dilakukan secara bergelombang, tidak sekaligus. Jadwal keberangkatan dibagi menjadi tiga termin.

"Pergerakan seluruh jemaah akan berbasis syarikah. Mereka akan bergerak dari Makkah menuju Arafah melalui tiga trip keberangkatan, dimulai pukul 06.00 sampai 11.00, kemudian pukul 11.00 sampai 16.00, dan trip ketiga pukul 16.00 sampai pukul 23.00 WAS," jelas Bapak Harun dalam program Liputanku6 Update, Rabu, 28 Mei 2025.

Karena pergerakan didasarkan pada syarikah, jemaah haji yang sebelumnya berpindah hotel tanpa koordinasi dengan petugas haji diimbau untuk kembali ke hotel asal. Surat edaran Nomor 101/PPIH-AS/5/2025 tentang Persiapan Pelaksanaan Puncak Ibadah Haji Armuzna, yang bertanggal 26 Mei 2025, menetapkan batas waktu kembali ke hotel asal adalah Sabtu, 31 Mei 2025, pukul 18.00 WAS.

Jemaah haji yang masih tidak mengindahkan imbauan ini akan menghadapi konsekuensi. "Berisiko tidak dilayani pergerakannya ke Armuzna karena tidak sesuai dengan data syarikah dan markaz," demikian bunyi pengumuman tersebut.