Pajak Sokong Garuda Mendunia, Asa ke Piala Dunia 2026?

Admin

19/06/2025

3
Min Read

On This Post

Pajak Berkontribusi agar Sepak Bola Indonesia Mendunia, Harapan Timnas Tembus Piala Dunia 2026

JAKARTA, MasterV – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan bahwa pajak yang disetorkan oleh masyarakat turut mendukung upaya Tim Nasional, atau yang lebih dikenal sebagai Timnas Indonesia, untuk lolos kualifikasi Piala Dunia 2026. Apakah ini menjadi angin segar bagi sepak bola tanah air?

Kemenkeu mengalokasikan dana sebesar Rp 277 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025. Alokasi ini ditujukan untuk pengembangan sepak bola nasional, termasuk di dalamnya adalah dukungan bagi Timnas Indonesia. Sebuah investasi yang signifikan, bukan?

Ditegaskan oleh Ditjen Pajak bahwa sebagian besar dari anggaran yang dialokasikan tersebut bersumber dari penerimaan pajak. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran pajak dalam mendukung kemajuan olahraga di Indonesia.

"Pajak kita untuk Garuda Mendunia. 73 Persen anggaran tersebut dibiayai oleh pajak kita," demikian pernyataan yang dikutip dari unggahan Instagram @ditjenpajakri milik DJP Kemenkeu, pada hari Minggu (8/6/2025). Sebuah fakta yang patut kita banggakan.

Anggaran tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk berbagai program pengembangan sepak bola nasional. Ini termasuk pelatihan intensif bagi Timnas Indonesia di berbagai kelompok usia, serta program kerja yang dijalankan oleh asosiasi sepak bola. Ini adalah langkah konkret untuk membangun fondasi sepak bola yang kuat.

"Langkah ini menunjukkan dukungan pemerintah demi kemajuan sepak bola Indonesia, dengan harapan membawa Garuda Mendunia di kancah Piala Dunia tahun 2026," tulis DJP. Akankah harapan ini menjadi kenyataan?

Sebagai informasi tambahan, Timnas Indonesia belum berhasil mengamankan tiket langsung ke Piala Dunia 2026. Hal ini terjadi setelah Australia berhasil mengalahkan Jepang dalam lanjutan laga Grup C Kualifikasi Zona Asia. Namun, perjuangan belum usai.

Meskipun demikian, Timnas Indonesia patut berbangga karena berhasil melaju ke babak keempat Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia. Ini berarti harapan untuk tampil di Piala Dunia 2026 masih tetap terjaga. Momentum yang harus terus dijaga.

Keberhasilan ini diraih berkat kekalahan Bahrain dari Arab Saudi, yang secara otomatis memastikan posisi anak asuhan Patrick Kluivert untuk melaju ke babak kualifikasi selanjutnya. Sebuah hasil yang menggembirakan!

Sesuai dengan aturan kualifikasi FIFA, putaran keempat (play-off Asia) akan diikuti oleh enam negara yang menduduki posisi ketiga dan keempat di setiap grup pada kualifikasi putaran ketiga. Persaingan semakin ketat.

Keenam negara tersebut akan dibagi ke dalam dua grup, dan mereka akan saling berjuang untuk memperebutkan dua tiket tersisa menuju Piala Dunia 2026. Hanya juara grup yang berhak lolos ke turnamen akbar tersebut. Sebuah tantangan besar menanti.

Dengan kata lain, Indonesia harus tampil sebagai juara grup di putaran empat untuk dapat memastikan diri berlaga di Piala Dunia 2026. Mampukah Garuda mewujudkannya?

"Bapak Presiden menitipkan walaupun kita sudah lolos ke play-off, kita fokus lawan Jepang juga tetap mesti bermain maksimal. Jadi jangan karena sudah lewat terus kita bersantai-santai, tidak. Itu bukan ciri khas yang dididik oleh Bapak Presiden untuk bangsa kita. Kita harus berjuang terus," tegas Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir seperti yang dikutip dari Kompas TV, Minggu. Semangat pantang menyerah!

Erick Thohir, yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menyatakan optimismenya bahwa Timnas Indonesia mampu lolos kualifikasi Piala Dunia 2026. Keyakinan ini didasari oleh alokasi APBN yang telah diberikan oleh pemerintah untuk pengembangan sepak bola nasional. Dukungan pemerintah sangat krusial.

"Pemerintah sudah bantu sepak bola nasional hampir Rp 200 miliar per tahun. Jadi itu angka yang luar biasa, yang saya rasa selama pemerintahan ini yang terbesar," pungkas Erick. Sebuah komitmen yang patut diapresiasi.