Paru Sapi Kurban Bertulis Nama: Warga Tangsel Enggan Konsumsi

Admin

21/06/2025

2
Min Read

On This Post

Warga di Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), memilih untuk tidak mengonsumsi potongan paru sapi kurban yang memiliki tulisan nama orang. Mereka berencana mendiskusikan temuan ini dengan para ahli.

Menurut Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Al Ikhlas, Bapak Suhada, keputusan ini diambil karena keunikan penemuan tersebut. Baginya, paru sapi dengan tulisan nama seorang warga ini memiliki nilai yang istimewa dan perlu diabadikan.

"Jelas, paru ini tidak akan kami konsumsi. Ini adalah sesuatu yang tak terlupakan, sebuah kejadian yang harus kami legendariskan," tegas Suhada saat ditemui di Masjid Al Ikhlas, Pondok Betung, Pondok Aren, Kota Tangsel, Senin (9/6/2025).

Suhada menambahkan bahwa pihaknya akan segera mengadakan diskusi internal untuk menentukan langkah terbaik dalam menangani paru sapi tersebut. Diskusi ini akan melibatkan seluruh pengurus DKM.

"Saya tidak mengambil keputusan sendiri. Ada para wakil, para bidang, serta imam yang akan ikut berdiskusi. Saya juga merupakan pengurus MUI di Tangerang Selatan, dan saya akan berkonsultasi untuk mendapatkan masukan terbaik," jelas Suhada.

"Jika memang masalah ini sebaiknya dijadikan catatan bersejarah, kami akan mencari cara untuk mewujudkannya. Teknik apa yang paling tepat, akan kami tanyakan kepada ahlinya. Yang pasti, paru ini tidak akan kami konsumsi," lanjutnya.

Awal Mula Penemuan

Suhada menjelaskan bahwa penemuan tulisan nama pada paru sapi ini terjadi saat panitia kurban sedang melakukan proses penyesetan. Salah seorang panitia, Bapak Warman, menemukan keanehan tersebut.

"Saat penyesetan oleh Bapak Warman, ditemukanlah sebuah keajaiban yang unik. Ternyata, terdapat tulisan yang jelas terbaca 'Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti', ditulis dengan huruf kapital," ungkap Suhada.

Panitia kurban sempat berupaya menghapus tulisan tersebut, namun, menurut Suhada, usaha mereka tidak berhasil.

Setelah gagal menghilangkan tulisan pada paru sapi, Warman segera melaporkan temuan tersebut kepada Suhada. Setelah memeriksa langsung, Suhada meyakini bahwa tulisan tersebut bukanlah hasil rekayasa manusia.

"Kesimpulannya, ini bukanlah rekayasa, bukan sengaja dibuat oleh orang yang berkorban, apalagi oleh panitia. Sama sekali tidak ada rekayasa," tegas Suhada.

Suhada menjelaskan bahwa Muhamad Musofa bin Jalal Sayuti adalah warga yang menyumbangkan seekor kambing untuk kurban pada Idul Adha lalu, dan bukan pemilik sapi yang dikurbankan. Musofa pun telah diberitahu mengenai penemuan ini.

"Sudah kami beritahu. Bahkan, saat bertemu saya usai salat subuh, beliau menangis setelah saya ceritakan kronologinya," jelas Suhada.