Warga Bekasi Geram: Air PDAM Mati, Tagihan Membengkak!

Admin

20/06/2025

2
Min Read

On This Post

BEKASI, MasterV – Puluhan warga yang mendiami Perumahan Bumi Kahuripan Indah (BKI), Sukatani, Kabupaten Bekasi, menyampaikan protes keras terkait aliran air dari PDAM Tirta Bhagasasi yang kerap terhenti sejak bulan Maret 2025.

Kekecewaan warga mencapai puncaknya, di mana mereka membentangkan sejumlah spanduk sebagai bentuk ekspresi ketidakpuasan terhadap layanan PDAM yang dinilai tidak profesional.

Aksi protes ini dilakukan warga sembari mengantre demi mendapatkan air bersih di lingkungan perumahan mereka.

Rio Harmonis (32), salah seorang warga, menjelaskan bahwa aksi protes ini dilatarbelakangi oleh kesulitan yang mereka alami dalam mendapatkan air bersih dari PDAM selama tiga bulan terakhir.

"Kejadian seperti ini sudah sering kami alami. Air mengalir, namun kemudian mati lagi. Bahkan, pernah selama seminggu air tidak tersedia sama sekali. Kondisi ini sangat menyulitkan kami. Kami merasa dirugikan oleh PDAM," ungkap Rio saat ditemui di lokasi pada hari Senin (9/6/2025).

Akibat dari tidak mengalirnya air PDAM ini, diperkirakan sekitar 1.900 Kepala Keluarga (KK) di Perumahan BKI merasakan dampaknya.

Sebagai solusinya, mereka terpaksa membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mulai dari memasak hingga mandi.

Warga harus membeli hingga 10 galon air, yang mengakibatkan total pengeluaran mencapai Rp 60.000 setiap harinya.

Beberapa warga terpaksa mengandalkan bantuan dari pemilik sumur bor hanya untuk sekadar memperoleh air bersih.

"Namun, kami juga merasa tidak enak hati jika terus-menerus meminta bantuan kepada tetangga," ujar Rio.

Ironisnya, warga merasa heran karena tagihan bulanan mereka tetap berjalan, bahkan cenderung meningkat meskipun air PDAM tidak mengalir ke rumah mereka.

"Ada yang tagihannya mencapai Rp 200.000, Rp 300.000, bahkan ada yang sampai Rp 500.000 per bulan sejak bulan puasa. Meteran terus berjalan, tagihan pun demikian, malah semakin membengkak," tambahnya.

Rio berharap agar manajemen PDAM Tirta Bhagasasi segera memberikan solusi yang konkret untuk mengatasi permasalahan ini.

"Kami meminta agar segera diberikan solusi, misalnya dengan membuat penampungan air yang besar agar dapat mencukupi kebutuhan air di Perumahan BKI ini," tegasnya.

Liputanku telah berupaya menghubungi salah seorang pejabat PDAM Tirta Bhagasasi melalui pesan singkat terkait dengan aksi protes warga ini.

Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada respons yang diterima dari pihak yang bersangkutan.