Pipa Bocor, Pasokan Air PDAM Bekasi Terganggu! Apa Solusinya?

Admin

21/06/2025

3
Min Read

On This Post

BEKASI, MasterV – Ade Efendi Zarkasih, selaku Direktur Usaha PDAM Tirta Bhagasasi, menyampaikan bahwa terganggunya suplai air menuju Perumahan Bumi Kahuripan Indah (BKI), Sukatani, Kabupaten Bekasi, disebabkan oleh adanya kebocoran pada jalur pipa.

"Lokasi kebocoran tidak jauh dari area Perumahan BKI," ungkap Ade kepada Liputanku, Senin (9/6/2025).

Dijelaskan oleh Ade, PDAM Tirta Bhagasasi telah menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, yaitu PT CPU, dalam upaya mendistribusikan air ke wilayah Perumahan BKI.

Namun, selama berlangsungnya kerjasama ini, banyak keluhan yang diterima dari konsumen terkait kualitas serta suplai air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dikelola oleh PT CPU.

"Banyak laporan yang masuk dari warga perumahan terkait kualitas air yang kurang memadai, serta permasalahan suplai air yang seringkali tersendat," papar Ade.

Menyikapi hal tersebut, Ade berencana untuk segera memanggil pihak PT CPU guna membahas permasalahan ini secara mendalam.

Bahkan, pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan evaluasi terhadap nota kerjasama yang telah disepakati dengan PT CPU.

"Yang pasti, kami akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perjanjian yang ada," tegas Ade.

Di sisi lain, Ade meyakinkan bahwa penanganan kebocoran pipa saat ini sedang diupayakan oleh petugas di lapangan.

Pihaknya juga mempertimbangkan opsi untuk menghubungkan pipa ke saluran milik PDAM Tirta Bhagasasi Cabang Cikarang Barat, dengan tujuan agar distribusi air kepada pelanggan dapat kembali berjalan normal.

"Kami memiliki opsi untuk melakukan interkoneksi dari cabang Cikarang Barat," tambahnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, puluhan warga Perumahan BKI melakukan aksi protes terkait aliran air dari PDAM Tirta Bhagasasi yang seringkali mati sejak bulan Maret 2025.

Warga mengungkapkan kekecewaan mereka dengan membentangkan sejumlah spanduk yang berisi ungkapan kekesalan terhadap pelayanan PDAM yang dinilai tidak profesional.

Aksi protes tersebut disuarakan oleh warga di tengah antrean panjang untuk mendapatkan air bersih di lingkungan perumahan mereka.

Salah seorang warga, Rio Harmonis (32), mengungkapkan bahwa aksi protes ini dilakukan karena warga mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih dari PDAM selama tiga bulan terakhir.

"Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Air mengalir, namun kemudian mati lagi. Bahkan, pernah terjadi tidak ada air selama seminggu penuh. Hal ini sangat menyulitkan kami. Kami merasa sangat dirugikan oleh pihak PDAM," keluh Rio di lokasi, Senin.

Akibat dari tidak mengalirnya air PDAM, diperkirakan sekitar 1.900 kepala keluarga (KK) di Perumahan BKI terkena dampaknya.

Mereka terpaksa membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti untuk memasak dan mandi.

Warga harus membeli hingga 10 galon air, dengan total pengeluaran mencapai Rp 60.000 setiap harinya.

Beberapa warga juga terpaksa meminta air bersih kepada pemilik sumur bor hanya untuk memenuhi kebutuhan air.

"Namun, kami juga merasa tidak enak terus-menerus meminta kepada tetangga," ujar Rio.

Di sisi lain, warga merasa heran karena tagihan bulanan mereka terus berjalan, bahkan cenderung mengalami peningkatan meskipun air PDAM tidak mengalir ke rumah mereka.

"Ada yang tagihannya mencapai Rp 200.000, Rp 300.000, bahkan ada yang sampai Rp 500.000 per bulan sejak bulan puasa. Kilometer terus berjalan, tagihan juga terus berjalan, malah semakin membengkak," tuturnya.

Ia berharap agar manajemen PDAM Tirta Bhagasasi segera memberikan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini.

"Kami meminta agar segera diberikan solusi, kami meminta agar dibuatkan penampungan air yang besar agar dapat mencukupi kebutuhan air di seluruh wilayah BKI ini," pungkasnya.