Pekerja Kelas Menengah Bisa Jadi Orang Kaya! Ini Rahasianya
Tidak sedikit pekerja kelas menengah dengan gaji yang terbatas merasa kesulitan untuk meningkatkan status ekonomi mereka menjadi golongan kaya. Apalagi, setelah bekerja keras seharian penuh, dari pagi hingga petang, untuk mendapatkan penghasilan, namun saldo tabungan tidak mengalami perubahan signifikan.
Menurut perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, salah satu indikator untuk mencapai status kaya adalah peningkatan kepemilikan aset. Akan tetapi, untuk dapat meningkatkan jumlah aset yang dimiliki, individu tersebut harus terlebih dahulu meningkatkan pendapatan mereka.
“Memperoleh penghasilan yang lebih besar tentu saja bergantung pada diri kita sendiri. Jika kita bekerja, apa yang biasanya kita lakukan agar bisa mendapatkan kenaikan gaji atau promosi jabatan? Tentu saja kita menambah ilmu, memperoleh sertifikasi, atau memperdalam pengetahuan agar memenuhi syarat untuk naik jabatan,” ungkap Tejasari kepada detikcom.
“Atau, seperti yang banyak dilakukan orang saat ini, adalah dengan berpindah-pindah pekerjaan. Karena setiap kali berpindah, gaji mereka cenderung meningkat. Jadi, mereka berpindah kerja setiap beberapa tahun sekali untuk mendapatkan lompatan penghasilan,” lanjutnya.
Namun, jika seseorang mengalami kesulitan dalam meningkatkan pendapatan dari pekerjaan utama yang sedang dijalani, Tejasari menyarankan untuk mencari sumber penghasilan tambahan di luar pekerjaan tersebut. Misalnya, dengan membuka usaha sampingan atau mencoba berinvestasi.
“Penghasilan tambahan dapat diperoleh melalui berbagai cara. Pilihan yang tersedia sangat beragam, mulai dari bekerja paruh waktu, menjalankan bisnis sendiri, hingga melakukan investasi yang menghasilkan keuntungan,” jelasnya.
Setelah berhasil meningkatkan pendapatan, barulah para pekerja kelas menengah dapat menggunakan dana tambahan tersebut untuk menambah kepemilikan aset agar dapat menjadi kaya. Dalam hal ini, Tejasari menekankan pentingnya penggunaan dana tambahan secara produktif, bukan hanya sekadar untuk meningkatkan konsumsi.
“Tentu saja, meningkatkan penghasilan tidak serta-merta menjamin kita akan langsung menjadi kaya raya. Kecuali, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penghasilan kita meningkat, tetapi pengeluaran kita tetap stabil. Dengan demikian, dari penghasilan tambahan tersebut, kita dapat berinvestasi atau mengalokasikannya untuk menambah aset kita,” jelas Tejasari.
“Jadi, kita sudah bersusah payah mencari penghasilan tambahan dan melakukan berbagai upaya, tetapi gaya hidup kita juga tinggi, sehingga uangnya habis begitu saja. Jika kita sudah mencari penghasilan tambahan dan penghasilan kita meningkat, sebaiknya gaya hidup kita tetap dipertahankan. Dengan begitu, jumlah aset yang kita miliki dapat bertambah, dan kita bisa menjadi lebih kaya dibandingkan orang lain,” tegasnya kembali.
Lebih lanjut, Tejasari menjelaskan bahwa jenis aset tambahan yang dimaksud dapat berupa properti, emas, atau kepemilikan surat berharga. Aset-aset ini dapat secara langsung meningkatkan taraf hidup individu yang bersangkutan.
“Aset itu sangat beragam, mulai dari properti, emas, hingga surat berharga. Semuanya merupakan bentuk aset. Tinggal kita memilih mana yang paling sesuai. Misalnya, jika kita memilih properti, kita bisa mengambil KPR dengan cicilan 5 tahun, kemudian pada 5 tahun berikutnya mengambil KPR lagi, dan seterusnya. Ada yang melakukan hal tersebut,” jelas Tejasari.
“Namun, ada juga yang memilih untuk membeli emas. Setiap kali memiliki penghasilan lebih, mereka membeli emas. Kenaikan harga emas per tahun juga cukup signifikan saat ini. Atau, bisa juga memilih surat berharga seperti obligasi, saham, atau reksadana,” terangnya.