MasterV – Kabar mengenai kasus pelecehan seksual yang menimpa seorang siswi di sebuah SMP Negeri di Depok, pertama kali mencuat ke permukaan pada tanggal 13 Maret 2025.
Video yang merekam percakapan antara korban dan seorang guru berinisial IR menyebar luas melalui grup WhatsApp kelas. Dalam video tersebut, IR diduga kuat melakukan tindakan pelecehan secara verbal terhadap siswi tersebut.
Kasus ini kemudian kembali diunggah dan menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial, yang sontak memicu beragam reaksi dari masyarakat luas.
Pihak kepala sekolah pun tak ketinggalan memberikan tanggapan terkait viralnya video tersebut. Sayangnya, klarifikasi yang disampaikan oleh pihak sekolah justru menuai kecaman dari publik, karena dianggap cenderung menyudutkan pihak korban.
Kepala Sekolah Menyalahkan Korban Pelecehan Seksual
Menanggapi kasus yang tengah menjadi sorotan ini, Psikolog Meity Arianty menyampaikan rasa keprihatinannya atas sikap pihak sekolah yang dinilai tidak berpihak dan kurang menunjukkan upaya untuk memberikan keadilan kepada korban.
“Saya telah melihat pernyataan dari kepala sekolah, dan sangat disayangkan bahwa beliau justru cenderung menyalahkan siswanya,” ungkap Meity kepada MasterV, pada hari Sabtu, 24 Mei 2025.
Menurut pendapatnya, apabila seorang siswa atau siswi dinilai memiliki perilaku yang kurang sesuai, sudah seharusnya para pendidik memberikan bimbingan yang tepat dan konstruktif, tanpa memicu respons yang negatif atau kontraproduktif.
“Jika seorang siswa menunjukkan perilaku yang aneh, tidak pantas, atau bahkan memprovokasi, maka sebagai seorang guru, seharusnya menyampaikan teguran atau nasihat dengan cara yang lebih baik dan bijaksana,” jelasnya.
Meity dengan tegas menyatakan bahwa guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi teladan yang baik dalam mendidik serta menunjukkan perilaku yang bijak dan terpuji kepada seluruh muridnya.
Ia menilai bahwa respons yang terkesan menyudutkan korban dan justru memperkeruh suasana dalam kasus ini sangatlah tidak pantas dan tidak bijaksana.
“Tugas seorang guru adalah mengajarkan bagaimana seharusnya berperilaku dengan baik, bukan malah membalas atau memprovokasi siswa tersebut,” paparnya.
Baginya, sikap bijak dan penuh empati dari seorang kepala sekolah sangat dibutuhkan dalam merespons kasus-kasus sensitif semacam ini.
Seorang pimpinan sekolah seharusnya mampu bersikap netral dan mengutamakan perlindungan terhadap siswa, bukan justru membela pelaku yang diduga melakukan tindakan kekerasan verbal.
“Sebagai seorang kepala sekolah, seharusnya bisa bijak dalam menyikapi kasus yang ada, bukan membela salah satu pihak, apalagi membela guru yang jelas-jelas melakukan kekerasan verbal,” pungkasnya.