Solusi Macet Jakarta: ITCS & Koordinasi Lintas Instansi

Admin

24/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, kembali menegaskan bahwa permasalahan kemacetan di Ibu Kota masih menjadi fokus utama yang memerlukan penanganan serius.

Menurut Pramono, salah satu faktor signifikan yang memicu kemacetan adalah pelaksanaan pekerjaan infrastruktur di lapangan yang seringkali kurang terkoordinasi dengan baik.

Berbagai proyek, mulai dari penggalian kabel, perbaikan drainase, hingga proyek Sumber Daya Air (SDA), sering kali menyebabkan penutupan sebagian badan jalan tanpa adanya koordinasi yang efektif antar instansi terkait.

MasterV/Febryan Kevin Situasi Jalan Pemuda usai lancar usai terjadi kebakaran di Proyek LRT Jakarta, selasa malam

"Secara ringkas, saya mendapatkan penjelasan yang cukup memuaskan. Sistem yang ada sebenarnya sudah cukup baik, namun memang masih terdapat kekurangan," ungkap Pramono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6/2025).

Ia menyoroti keberadaan proyek-proyek yang terhenti dan meninggalkan penyekat jalan sebagai salah satu penyebab utama hambatan lalu lintas sehari-hari.

Tidak hanya itu, kemacetan juga kerap kali diperparah oleh situasi darurat seperti banjir, insiden kecelakaan lalu lintas, serta penyelenggaraan acara-acara besar seperti kunjungan tamu negara.

Minimnya sinkronisasi antar berbagai instansi serta kurangnya data yang terintegrasi semakin mempersulit upaya penanganan saat kondisi genting seperti ini terjadi.

"Seperti yang baru saja kita lakukan kemarin, kami mengadakan rapat khusus untuk membahas hal ini. Pekerjaan terkait Sumber Daya Air, Kementerian PU, penggalian kabel, dan lain sebagainya, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan gangguan," jelas Pramono.

Sebagai solusi, Pemprov DKI Jakarta saat ini mengandalkan pemanfaatan teknologi melalui implementasi Intelligent Traffic Control System (ITCS) yang berbasis Artificial Intelligence (AI).

MasterV/DINDA AULIA RAMADHANTY Situasi lalu lintas kendaraan karena penutupan Jalan Medan Merdeka Barat, Senin (17/2/2025).

Sistem tersebut telah terpasang di 65 persimpangan dari total 321 persimpangan yang ada. Meskipun jumlahnya masih terbatas, ITCS dinilai efektif dalam membantu mengurai kemacetan.

Lebih lanjut, penerapan teknologi ini juga turut berkontribusi terhadap penurunan peringkat Jakarta dalam indeks kemacetan global TomTom, dari posisi ke-30 (2023) menjadi posisi ke-90 (2024).

Pramono menginstruksikan agar proses pemasangan ITCS dipercepat secara bertahap di seluruh persimpangan strategis di wilayah Jakarta.

Dok. Beritajakarta Ilustrasi rekayasa lalu lintas di Jakarta

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penertiban proyek-proyek lapangan, pembukaan penyekat jalan dari proyek yang terbengkalai, serta peningkatan koordinasi antar kementerian dan lembaga untuk meminimalisir gangguan terhadap arus lalu lintas.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menambahkan bahwa pihaknya telah menyiapkan sekitar 25 petugas dalam setiap shift untuk melakukan pengawasan terhadap sistem ITCS ini. Selain itu, telah disiapkan pula call center untuk membantu dalam penanganan keluhan yang masuk.

"Tentu saja, kami memiliki call center yang terhubung langsung dengan CRM. Dengan demikian, SOP untuk penanganan setiap keluhan dapat kami selesaikan maksimal dalam waktu tiga jam," terang Syafrin.