Ekspor Korsel Anjlok Diterjang Perang Dagang Global!

Admin

09/06/2025

2
Min Read

On This Post

Kinerja ekspor Korea Selatan mengalami penurunan pada bulan Mei 2025. Situasi ini merupakan yang pertama kali terjadi dalam empat bulan terakhir.

Seperti yang dilaporkan oleh CNBC, Minggu (1 Juni 2025), penurunan ekspor ini disebabkan oleh berkurangnya pengiriman ke Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Konflik perdagangan global, yang dipicu oleh tarif impor besar yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump, menjadi penyebab utama.

Ekspor negara ginseng tersebut merosot 1,3% secara tahunan, hanya mencapai US$ 57,27 miliar. Hal ini menjadi pukulan telak bagi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar keempat di Asia.

“Penurunan ekspor ke Amerika Serikat dan Tiongkok, dua pasar utama, mengindikasikan bahwa kebijakan tarif AS berdampak signifikan pada ekonomi global, termasuk ekspor kita,” ungkap Menteri Perindustrian dan Perdagangan Korea Selatan, Ahn Duk-geun, dalam keterangan resminya.

Pengiriman barang dari Korea Selatan ke AS pada bulan Mei menurun sebesar 8,1%, sementara pengiriman ke Tiongkok turun 8,4%. Sebaliknya, ekspor ke Uni Eropa meningkat 4,0%, sementara ekspor ke negara-negara Asia Tenggara menyusut 1,3%. Namun, ekspor ke Taiwan melonjak secara signifikan, mencapai 49,6%.

Ekspor semikonduktor Korea mencatatkan kenaikan sebesar 21,2% berkat tingginya permintaan akan chip memori canggih. Akan tetapi, ekspor mobil mengalami penurunan sebesar 4,4% akibat tarif AS dan produksi di pabrik baru Hyundai Motor di negara bagian Georgia, AS.

Meskipun demikian, penurunan kinerja ekspor pada bulan Mei ini ternyata lebih ringan dibandingkan perkiraan penurunan yang disampaikan dalam jajak pendapat ekonom Reuters, yang mencapai 2,7%.

Di sisi lain, impor Korea Selatan juga mengalami penurunan sebesar 5,3%, menjadi US$ 50,33 miliar. Akibatnya, neraca perdagangan bulanan mencapai surplus US$ 6,94 miliar, yang merupakan surplus terbesar sejak Juni 2024.

Pada pertengahan Mei, Tiongkok dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan gencatan senjata selama 90 hari. Kesepakatan ini secara signifikan mengurangi tarif yang saling dikenakan selama berbulan-bulan.

Namun, Trump pada hari Jumat menuduh Beijing melanggar perjanjian tersebut dan mengancam akan mengambil tindakan yang lebih keras. Dia juga menyampaikan niatnya untuk menggandakan tarif global untuk baja dan aluminium menjadi 50%.