MasterV, Jakarta – Perayaan Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan pada tanggal 2 Juni 2025 di Gedung Pancasila, Pejambon, Jakarta Pusat, menjadi sebuah peristiwa yang sangat penting dan bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam suasana yang khidmat dan membangkitkan semangat nasionalisme, acara tersebut bukan sekadar momen untuk merefleksikan nilai-nilai Pancasila yang agung, tetapi juga menjadi saksi pertemuan dua tokoh penting bangsa, yaitu Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Republik Indonesia Kelima, Megawati Soekarnoputri.
Kehadiran Bapak Prabowo dan Ibu Megawati dalam acara resmi kenegaraan ini menjadi fokus perhatian utama. Inilah momen pertama keduanya tampil bersama di depan publik setelah Bapak Prabowo dilantik sebagai Presiden. Meskipun memiliki latar belakang politik yang berbeda, pertemuan ini mencerminkan kedewasaan berpolitik yang patut diacungi jempol.
Presiden Prabowo terlihat mendekati Ibu Megawati dengan senyum tulus, kemudian mereka saling bersalaman dan bertukar sapa dengan penuh penghormatan. Keduanya pun tampak berdiri berdampingan dengan penuh kharisma, menyambut para tamu undangan serta mengikuti jalannya upacara dengan seksama.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka terlihat berdiri di belakang Ibu Megawati, menunjukkan sikap hormat kepada tokoh senior bangsa tersebut. Kehadiran Bapak Gibran, yang juga merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo, melambangkan keberlanjutan kepemimpinan nasional antar generasi.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menekankan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadikan Pancasila sebagai landasan moral dan ideologi dalam mewujudkan Indonesia yang adil, sejahtera, dan berdaulat.
“Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga merupakan bintang penuntun dalam setiap langkah pembangunan bangsa ini. Hari ini, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga mempertegas kembali komitmen kita sebagai anak bangsa untuk terus melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila,” tegas Bapak Prabowo.
Momen kebersamaan antara Bapak Prabowo dan Ibu Megawati menjadi simbol yang kuat akan persatuan dan kesatuan nasional. Dalam beberapa kesempatan selama acara berlangsung, keduanya terlihat berbincang santai dan saling menunjukkan rasa hormat satu sama lain.
Gestur keakraban tersebut menjadi pertanda penting bahwa perbedaan di masa lalu tidak menjadi penghalang untuk bekerja sama demi tujuan yang lebih besar, yaitu kemajuan Indonesia.
Ibu Megawati hadir dengan karisma seorang negarawan senior yang sangat dihormati. Beliau duduk di barisan depan bersama para pejabat tinggi negara lainnya. Sebagai putri dari Presiden Soekarno, penggagas utama Pancasila, kehadiran Ibu Megawati dalam momen ini menjadi simbol kesinambungan sejarah bangsa.
Tidak hanya tokoh-tokoh nasional, berbagai elemen masyarakat juga turut hadir dalam acara tersebut: para Menteri Kabinet Merah Putih, tokoh agama, hingga perwakilan organisasi kemasyarakatan.
Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 ini bukan sekadar agenda rutin tahunan, tetapi memiliki makna historis yang mendalam, yaitu bahwa tanpa Pancasila, bangsa ini akan terpecah belah. Hal ini ditekankan dengan sangat jelas oleh Presiden RI dalam amanatnya dan Ketua Dewan Pengarah BPIP, Ibu Megawati Soekarno Putri, melalui pernyataannya.