Agrowisata Cagar Buah Condet secara langsung membudidayakan salak dan duku Condet. Para pengunjung yang datang memiliki kesempatan untuk melihat, bahkan mencicipi langsung buah yang menjadi maskot kebanggaan DKI Jakarta ini.
Tim Liputanku berkesempatan mengunjungi Agrowisata Cagar Buah Condet yang terletak di Jalan Kayu Manis No. 37, RT 7/RW 5, Balekambang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, pada hari Jumat, 30 Mei 2025. Setibanya di lokasi, sebuah papan nama bertuliskan Agrowisata Cagar Buah Condet menyambut kedatangan kami. Di balik papan tersebut, terlihat jalan menurun yang mengarah langsung ke kebun salak dan duku.
Di lahan seluas 3,5 hektar ini, pohon salak dan duku tumbuh dengan subur dan padat. Untuk menikmati keindahan kebun, pengunjung dapat menjelajahi jalan setapak yang telah disiapkan dengan baik.
Sesampainya di kebun, tim Liputanku bertemu dengan Bapak Safrudin, Koordinator Cagar Buah Condet. Beliau tampak mengenakan pakaian serba hitam, lengkap dengan sepatu bot dan arit di tangannya.
Dengan ramah, Bapak Safrudin menawarkan untuk mengajak kami berkeliling sambil mencari salak yang sudah matang. Beliau kemudian memetik beberapa buah salak dan memperkenalkannya kepada kami.
Rasa buah salak tersebut sungguh unik, perpaduan antara manis, kecut, dan sedikit sepet. Daging buahnya pun tebal, berbeda dengan jenis salak lainnya yang cenderung lebih tipis.
“Iya, memang ada sedikit rasa sepet jika belum matang sempurna. Tapi coba saja. Manis, kecut, tebal, dan renyah,” ujar Bapak Safrudin setelah mempersilakan tim Liputanku untuk mencicipi salak langsung di lokasi.
Bapak Safrudin menjelaskan bahwa pengunjung diperbolehkan untuk mencicipi satu atau dua buah salak di tempat. Namun, hasil panen salak secara keseluruhan biasanya diserahkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Beliau juga menambahkan bahwa belakangan ini belum ada panen besar. Apalagi, pada bulan Maret lalu, kebun salak ini sempat terendam banjir akibat luapan Sungai Ciliwung.
“Waktu bulan puasa kemarin sempat banjir. Terendam selama dua hari. Bunganya jadi rusak, yang baru mau mekar jadi busuk. Yang selamat hanya yang sudah jadi buah salak,” jelasnya.
Selain kebun, di Cagar Buah Condet juga terdapat rumah bibit. Di dalamnya, berbagai bibit salak dan duku tersedia untuk menjaga keberlangsungan eksistensi Salak Condet.
“Iya, di sini banyak bibitnya. Kadang kami juga melakukan penyulaman, mengganti tanaman yang mati dengan bibit yang baru. Kami mempertahankan bibitnya dari sini agar tidak berubah,” terangnya.