Petugas Haji: Penyambung Asa Umrah Lansia di Tanah Suci

Admin

05/06/2025

4
Min Read

On This Post

Pasangan jemaah haji asal Bogor, Soemarno (93) dan Yeti (68), sempat dilanda kebingungan karena terpisah dari rombongan. Akibatnya, mereka belum bisa melaksanakan umrah wajib meski telah tiba di Makkah. Harapan Soemarno dan Yeti kembali membara ketika bertemu dengan Abdurrahman, seorang petugas layanan lansia yang sigap membantu.

Yeti dan suaminya tiba dan menginap di hotel 701, Makkah, Arab Saudi, sejak Rabu (28/5/2025). Yeti mengungkapkan bahwa dirinya tidak dapat meninggalkan suaminya yang telah lanjut usia dan mengalami berbagai keterbatasan, termasuk penglihatan, pendengaran, dan mobilitas. Oleh karena itu, Yeti harus memenuhi semua kebutuhan suaminya, mulai dari makan, mandi, hingga berpakaian.

"Ya makan, mandi, semuanya. Ya ganti baju. Malam Rabu itu sudah sampai terus saya dimasukin ke Sektor," tutur Yeti.

Yeti menjelaskan bahwa rombongannya telah melaksanakan umrah segera setelah tiba di Makkah. Sayangnya, ia tidak memperoleh informasi tersebut sehingga tidak dapat mengikuti rombongan.

Yeti memilih untuk terus mendampingi suaminya di kamar, karena khawatir jika meninggalkannya sendirian. Selama dua hari, baik Yeti maupun suaminya belum melaksanakan umrah wajib, meskipun telah mengambil miqat sebelum memasuki Makkah.

"Tadinya kita di kamar itu ya berdua aja sampai kok gini ya. Nggak ada masukan gitu, terus berdoa, akhirnya bapak saya bawa ke bawah," ujarnya.

Yeti memutuskan untuk membawa suaminya turun ke lobi hotel pada Kamis (29/5/2025) pagi. Di lobi inilah ia bertemu dengan Abdurrahman, petugas haji yang memberikan layanan khusus bagi jemaah lansia.

Abdurrahman kemudian menghampiri dan bertanya apakah Soemarno, yang tertidur di kursi roda, sedang sakit. Yeti kemudian menjelaskan permasalahan yang mereka hadapi.

"Karena dia itu ketiduran di kursi disangkanya sakit. Jadi datang pak Abdurrahman itu," imbuhnya.

Tak lama kemudian, Abdurrahman langsung menawarkan bantuan untuk melaksanakan umrah wajib pada malam harinya. Tawaran ini membangkitkan kembali semangat Yeti dan Soemarno. Abdurrahman kemudian menyiapkan segala keperluan umrah untuk Soemarno dengan sigap.

Pada umumnya, jemaah Indonesia melaksanakan umrah pada malam hari untuk menghindari kelelahan akibat suhu panas yang dapat mencapai 45 derajat Celcius pada siang hingga sore hari. Selain Soemarno, terdapat tiga jemaah lansia lainnya yang juga memperoleh layanan khusus untuk melaksanakan umrah pada waktu yang sama.

Sekitar pukul 21.00 waktu Arab Saudi, Soemarno, Yeti, dan ketiga jemaah lansia lainnya dibawa keluar hotel untuk bersiap menuju Masjidil Haram. Mereka diangkut menggunakan bus khusus yang dirancang untuk memudahkan akses bagi pengguna kursi roda.

Perjalanan dimulai dari depan hotel 701 menuju Terminal Jabal Kakbah. Setibanya di Terminal Jabal Kakbah sekitar pukul 22.00 waktu Arab Saudi, Abdurrahman segera menurunkan Soemarno dari bus, yang tetap duduk di kursi roda.

Jarak dari terminal ke Masjidil Haram sekitar 500 meter, dengan jalanan yang menanjak. Dengan penuh semangat, Abdurrahman mendorong kursi roda Soemarno menuju area tawaf di lantai 2 Masjidil Haram, yang dikhususkan bagi pengguna kursi roda.

Sebelum memasuki area tawaf, Abdurrahman membimbing Soemarno untuk melafalkan kalimat talbiyah. Ia juga mengambilkan air zamzam untuk Soemarno, membantunya minum, serta mengusapkan air zamzam ke wajah dan kepala Soemarno.

Setelah itu, Abdurrahman mulai mendorong kursi roda Soemarno di lintasan tawaf, dimulai dari titik yang sejajar dengan Hajar Aswad. Kalimat talbiyah dan doa terus diucapkan oleh Abdurrahman, diikuti oleh Soemarno.

"Labbaikallaahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik," lantun Abdurrahman.

Setelah menyelesaikan tujuh putaran tawaf, Abdurrahman melanjutkan dengan mendorong kursi roda Soemarno ke area sai. Ia pun memandu Soemarno untuk melafalkan doa-doa selama sai.

Usai menunaikan tujuh kali perjalanan antara bukit Safa dan Marwah, Abdurrahman membawa Soemarno ke area tahalul. Di sana, ia menggunting rambut Soemarno sebagai tanda berakhirnya rangkaian umrah wajib. Seluruh rangkaian ibadah di Masjidil Haram tersebut selesai pada Jumat (30/5/2025) dini hari.

Abdurrahman kemudian membantu Soemarno menuju Terminal Jabal Kakbah. Mereka kemudian menaiki bus untuk kembali ke hotel.

"Ini sudah tiga hari beliau di sini alhamdulillah kedatangan mulai berkurang. Tiap hari kita sisir yang belum umrah wajib agar bagaimana ibu dan bapak lansia ini bisa melaksanakan umrah wajibnya dengan baik, yang wajib-wajib kita dahulukan," jelas Abdurrahman.

Pria yang menjabat sebagai Kepala Desa di Jepara ini mengaku bahagia dapat membantu jemaah haji lansia dalam melaksanakan ibadah haji. Abdurrahman menambahkan bahwa dirinya teringat pada orang tua sendiri saat membantu para jemaah lansia.

"Sering kali kita semua nangis teringat mbah, teringat orang tua, jadi ya dijalani dengan ikhlas," kata Abdurrahman dengan mata berkaca-kaca.

Ia menjelaskan bahwa petugas lansia juga secara rutin menyuapi makanan, memandikan, membantu membersihkan diri, hingga mencari lansia pengidap demensia yang tersesat. Meskipun tugas ini berat, Abdurrahman menyatakan bahwa dirinya dan petugas haji lainnya menganggap pekerjaan mereka sebagai bakti kepada orang tua sendiri dan tamu Allah, sehingga mereka selalu bersemangat dalam bertugas.

"Dijalani dengan ikhlas insyaallah berjalan dengan baik," pungkasnya.