MasterV, Jakarta – Syaiful Huda, Wakil Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI, menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran pembangunan 1.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Pesantren yang berlokasi di Jawa Timur. Inisiatif ini dipandang sebagai fondasi penting dalam upaya mencukupi kebutuhan gizi bagi 4,3 juta santri di seluruh Indonesia.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya komitmen pemerintah dalam menjamin terpenuhinya gizi bagi jutaan santri yang sedang menimba ilmu di berbagai pesantren di Jawa Timur. Kami berharap langkah ini dapat menjadi awal yang baik bagi pembangunan dapur-dapur MBG pesantren di daerah lainnya. Penghargaan khusus juga kami berikan kepada Menko Pemberdayaan Masyarakat, Gus Muhaimin Iskandar, atas dedikasinya dalam memperjuangkan kepentingan santri dan pesantren,” tutur Syaiful Huda pada hari Selasa (27/5/2025).
Sebagai informasi, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, telah meresmikan pembangunan 1.000 titik dapur Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Pesantren Syaichona Cholil, Bangkalan, Jawa Timur. Rencananya, 1.000 titik dapur ini akan dibangun di 1.000 pesantren yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Program ini hadir untuk menyempurnakan pembangunan dapur-dapur MBG yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi para peserta didik di Indonesia.
Menurut Huda, pesantren selama ini telah menjadi salah satu fondasi penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Jutaan alumni dari lembaga pendidikan tertua di negeri ini telah memberikan kontribusi signifikan dalam perjalanan bangsa, baik sebelum, saat, maupun setelah kemerdekaan.
“Namun, ironisnya, dalam berbagai catatan sejarah, pesantren seringkali dianggap sebagai lembaga pendidikan kelas dua. Mulai dari ijazah yang kurang diakui, kurikulum yang dianggap berbeda, hingga bantuan sarana dan prasarana pendidikan yang diskriminatif,” ungkapnya.
Pembangunan Dapur MBG, menurut Huda, menjadi bukti nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan pesantren sebagai prioritas utama, setara dengan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia. Langkah ini sangat penting mengingat fakta bahwa saat ini terdapat setidaknya 4 juta peserta didik yang sedang menempuh pendidikan di 39.043 unit pesantren di seluruh Indonesia.
“Pembangunan 1.000 dapur MBG ini akan memberikan jaminan kecukupan gizi bagi para santri, sehingga mereka dapat belajar dengan lebih optimal,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi V DPR RI ini meyakini bahwa pembangunan dapur MBG akan memberikan efek berganda bagi masyarakat di sekitar pesantren. Menurutnya, selama ini pesantren selalu melibatkan masyarakat sekitar dalam memenuhi kebutuhan dapur, baik terkait penyediaan beras, sayuran, ikan, maupun bahan makanan pendukung lainnya.
“Kami optimis bahwa pembangunan 1.000 dapur MBG pesantren ini juga akan menggerakkan perekonomian masyarakat pesantren, karena selama ini banyak pesantren yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat,” pungkasnya.