PLN Targetkan Penjualan Listrik 511 TWh di 2034

Admin

10/06/2025

2
Min Read

On This Post

PT PLN (Persero) memiliki ambisi besar untuk meningkatkan penjualan listrik secara signifikan. Target yang dicanangkan adalah mencapai 511 Terawatt hour (TWh) pada periode 2025-2034. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 200% dibandingkan dengan capaian akhir tahun 2024. Strategi ini tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode yang sama, 2025-2034.

Menurut Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, realisasi penjualan listrik hingga akhir tahun 2024 mencapai 306 TWh. Dengan demikian, target untuk tahun 2034 adalah peningkatan sebesar 205 TWh, sehingga total mencapai 511 TWh.

"Hingga tahun 2034, total kebutuhan akan meningkat dari 306 TWh di tahun lalu menjadi 511 TWh," ungkap Darmawan, saat acara Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN 2025-2034 di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta Selatan, pada Senin (2/6/2025).

Perhitungan angka tersebut didasarkan pada potensi kebutuhan yang komprehensif, mempertimbangkan dimensi lokasi, waktu, dan kapasitas di seluruh Indonesia. Ini mencakup kebutuhan organik, hilirisasi sawit, hilirisasi minerba, data center, KI/KEK, sektor maritim, akselerasi kendaraan listrik (EV), penggunaan kompor listrik, dan semua potensi permintaan lainnya.

"Dan perhitungan ini sudah memasukkan *additional demand*, dengan memperkirakan pertumbuhan ekonomi di tahun 2029 akan mencapai 8%," jelasnya.

Berdasarkan materi presentasi yang disampaikan Darmawan, proyeksi menunjukkan bahwa permintaan terbesar akan berasal dari kebutuhan organik di Pulau Jawa, yaitu sebesar 293 TWh, diikuti oleh kebutuhan organik di Pulau Sumatera sebesar 73 TWh.

Selain peningkatan penjualan, PLN juga mengincar peningkatan kapasitas listrik hingga mencapai 69,5 gigawatt (GW) pada tahun 2034. Untuk mencapai target ambisius ini, diperlukan dukungan investasi sebesar Rp 2.133,7 triliun. Sebagian besar, yaitu 73%, dialokasikan untuk partisipasi swasta atau *Independent Power Producer* (IPP).

Sektor swasta akan menerima alokasi sebesar Rp 1.566,1 triliun untuk investasi pada pembangkit dengan kapasitas 49,1 GW. Sementara itu, investasi PLN, dari total lebih dari Rp 2.000 triliun, secara khusus akan dialokasikan untuk pembangkit sebesar Rp 567,67 triliun, yang akan menghasilkan kapasitas 20,4 GW.