Longsor Tambang Cirebon: Polisi Periksa 6 Saksi!

Admin

09/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Pihak kepolisian tengah melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap enam orang saksi terkait insiden tragis longsor di area tambang galian C Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat, yang terjadi pada hari Jumat, 30 Mei 2025. Sementara itu, persiapan pemulangan jenazah para korban tewas kepada pihak keluarga terus dilakukan.

Kombes Hendra Rochmawan, Kabid Humas Polda Jabar, menjelaskan bahwa saksi-saksi yang dimintai keterangan meliputi Abdul Karim yang menjabat sebagai Ketua Kepontren Al Azhariyah, Ade Rahman sebagai KTT Kepontren Al Azhariyah, Ali Hayatullah sebagai ceker lokasi galian, Kadi Ahdiyat yang juga berprofesi sebagai ceker lokasi galian, Arnadi yang berprofesi sebagai sopir dump truk, serta Sutarjo, pihak yang menerima atau membeli material dari Gunung Kuda.

“Jenazah yang telah berhasil diidentifikasi akan segera diserahkan kepada keluarga masing-masing. Selain itu, para korban luka-luka saat ini telah diperbolehkan keluar dari RS Sumber Hurip dan puskesmas Dukupuntang, dan melanjutkan proses pemulihan melalui rawat jalan,” ujar Kombes Hendra kepada awak media, seperti dikutip pada Minggu (1/5/2025).

Menurut keterangannya, tim disaster victim identification (DVI) telah berhasil menyelesaikan proses identifikasi terhadap seluruh korban meninggal dunia dalam musibah longsor tersebut, yang sebelumnya berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun Cirebon. Proses identifikasi dilakukan melalui tanda medis, properti pribadi, serta sidik jari para korban.

“Rekonsiliasi dipimpin oleh Kabiddokkes Polda Jabar, dengan pendampingan dari Direktur RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon, Riza Rivani inafis Polres, Tim AM, Tim PM DVI Biddokkes Polda Jabar, serta Kasi Dokkes Polresta Cirebon beserta tim. Kegiatan dilanjutkan dengan pemulasaran jenazah dan penyerahan jenazah kepada pihak keluarga,” terangnya lebih lanjut.

Dalam prosesnya, Polda Jawa Barat menerapkan lima tahapan penting, yaitu olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), post mortem, ante mortem information retrieval, rekonsiliasi, dan debriefing.

Sebelumnya, tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan kembali berhasil menemukan dan mengevakuasi tiga jenazah korban longsor yang terjadi di area tambang galian C Gunung Kuda, yang terletak di Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, pada hari Sabtu (31/5/2025).

“Dengan demikian, total jumlah korban meninggal dunia yang tercatat hingga pukul 17.45 WIB hari ini mencapai 17 jiwa,” ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, seperti dikutip pada Sabtu (31/5/2025).

Upaya pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan pada pukul 16.36 WIB berhasil mengevakuasi tiga korban dari total 11 korban yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

Identifikasi korban adalah sebagai berikut:

1. Sakira Bin Jumair (40 tahun), berasal dari Desa Cikeusal, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

2. Sanadi Bin Darya (45 tahun), berasal dari Desa Cikeusal, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.

3. Sunadi (31 tahun), berasal dari Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

Berdasarkan data yang diterima oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat sebanyak 17 korban meninggal dunia. Selain itu, dilaporkan pula bahwa 4 unit alat berat ekskavator dan 7 unit mobil truk ikut tertimbun longsor.

Operasi pencarian dan penyelamatan korban tetap menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat saat ini. Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Cirebon, TNI, Polri, Basarnas, relawan, dan warga telah menghentikan sementara operasi pencarian pada pukul 17.45 WIB, dan akan kembali dilanjutkan pada esok hari.

Berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh instansi terkait, kondisi cuaca untuk wilayah Kabupaten Cirebon hingga dua hari kedepan diperkirakan cerah berawan.

Sehubungan dengan situasi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) secara berkelanjutan mengimbau kepada seluruh warga untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Terutama bagi tim SAR gabungan yang tengah melaksanakan operasi pencarian dan pertolongan, agar senantiasa mengutamakan keselamatan, mengingat potensi terjadinya bencana susulan masih ada.

Sementara itu, bagi warga yang berdomisili di dekat lereng tebing dan tepi sungai, disarankan untuk secara rutin memantau kondisi tanah di sekitar rumah dan debit air di sekitar aliran sungai. Warga juga diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri apabila terjadi hujan terus menerus selama dua jam atau lebih.