MasterV, Jakarta – R Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), menyampaikan apresiasi atas kontribusi Polri dalam mendongkrak perekonomian para petani, sekaligus mendukung pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
Kontribusi Polri ini terwujud melalui pengelolaan lahan untuk budidaya jagung. Dari total 334.524,37 hektare lahan yang dikelola, proyeksi hasil panen mencapai angka yang signifikan, yaitu antara 1,78 hingga 2,54 juta ton jagung.
“Presiden Prabowo patut berbangga memiliki jajaran kepolisian yang dipimpin oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di bawah kepemimpinan beliau, Polri memainkan peran yang sangat penting dalam membantu merealisasikan visi-misi Prabowo-Gibran, khususnya dalam hal penegakan hukum, pemerataan ekonomi dan kesejahteraan, serta pencapaian swasembada pangan,” ungkap R Haidar Alwi pada hari Sabtu, (7/6/2025).
Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa untuk mencapai swasembada pangan, khususnya komoditas jagung, peran Polri mencakup seluruh rantai, dari hulu hingga hilir. Ini meliputi edukasi, persiapan lahan, penyediaan pupuk dan alat-alat pertanian, penyediaan bibit unggul, proses penanaman hingga panen, penampungan dan penyimpanan hasil panen, distribusi, ekspor, hingga pengolahan hasil panen menjadi pakan ternak.
“Padahal, tugas pokok Polri, yaitu melayani masyarakat, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dan menegakkan hukum, saja sudah merupakan beban yang berat. Ditambah lagi dengan maraknya penyebaran ujaran kebencian terhadap Polri serta upaya delegitimasi melalui desakan untuk mencopot Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Meskipun menghadapi tantangan yang tidak ringan, semua itu dijawab dengan prestasi dan pengabdian yang tanpa batas,” papar R Haidar Alwi.
Pada panen raya kuartal II tahun 2025, hasil panen jagung yang dikelola Polri menunjukkan peningkatan yang mencolok, dari 2 ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare. Implikasinya, pendapatan para petani juga mengalami lonjakan yang signifikan, dari Rp500 ribu per bulan menjadi Rp4,5 juta per bulan.
Peningkatan produktivitas ini tidak lepas dari pemanfaatan bibit unggul dan pupuk hasil riset Polri, serta penggunaan alat-alat pertanian yang modern. Guna menyimpan hasil panen, Polri bekerja sama dengan Bulog membangun 18 gudang yang ditargetkan rampung pada bulan Agustus 2025. Mereka juga siap membeli hasil panen petani dengan harga Rp5.500 per kilogram, sebagai respons terhadap potensi surplus produksi yang diperkirakan mencapai 6 juta ton.
Sementara itu, di sisi hilir, Polri menjalin kemitraan dengan perusahaan pakan ternak untuk mengelola hasil panen melalui 47 *feedmills* yang tersebar di 17 provinsi. Selain itu, dua pabrik baru di Maros (Sulsel) dan Lamongan (Jatim) juga sedang dalam proses pembangunan, yang kelak akan menjadi pusat pengolahan pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.
Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, terjalinlah kerja sama ekspor dengan perusahaan pengelola hasil pertanian di Malaysia. Kesepakatan ekspor yang telah dicapai mencakup 20 ribu ton jagung secara bertahap. Ekspor perdana sebanyak 1.200 ton dengan harga Rp5.900 per kilogram diresmikan dan dilepas langsung oleh Presiden Prabowo.
“Ini merupakan pendekatan kolaboratif-komprehensif yang melibatkan banyak pemangku kepentingan dan aspek yang relevan. Ketahanan pangan mendukung terciptanya stabilitas keamanan dalam negeri, sehingga pembangunan dapat berjalan optimal sesuai dengan cita-cita yang diharapkan,” tutup R Haidar Alwi.