Safari Wukuf Lansia: PPIH Fasilitasi 477 Jemaah Haji

Admin

19/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sukses menyelenggarakan safari wukuf yang diperuntukkan khusus bagi jemaah lansia pada musim haji 1446 H. Sebanyak 477 jemaah lansia dan berisiko tinggi (risti) menjadi peserta dalam kegiatan ini.

Program safari wukuf khusus lansia ini diinisiasi oleh PPIH Arab Saudi sebagai upaya memberikan fasilitas terbaik bagi jemaah haji Indonesia yang memiliki kondisi khusus, sehingga tidak memungkinkan bagi mereka untuk mengikuti wukuf secara reguler bersama jemaah lainnya.

"Sebanyak 477 orang mengikuti program safari wukuf khusus lansia ini. Mereka diberangkatkan menuju Arafah dengan menggunakan 15 unit bus, serta didampingi oleh 118 personel Satgas Safari Wukuf Khusus Lansia," ujar Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi, di Makkah, Sabtu, 7 Juni 2025, seperti yang dilansir dari Antara.

Muchlis menjelaskan, target awal peserta safari wukuf khusus lansia adalah 500 orang. Akan tetapi, dalam perjalanannya, satu orang jemaah wafat di hotel transit saat sedang menunggu pelaksanaan wukuf di Arafah.

Selain itu, terdapat pula 21 orang yang akhirnya batal mengikuti safari wukuf khusus lansia akibat berbagai alasan. Beberapa di antaranya dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi, atau dikembalikan ke kelompok terbang (kloter) karena sudah memiliki pendamping.

Kepala Bidang Layanan Jemaah Lansia, Suviyanto, menambahkan bahwa persiapan bagi jemaah haji peserta safari wukuf khusus lansia telah dilakukan oleh Satgas Safari Wukuf Khusus Lansia sejak pukul 05.00 hingga 09.00 Waktu Arab Saudi (WAS) pada tanggal 9 Zulhijjah 1446 H.

Setelah selesai mandi, para jemaah laki-laki dipakaikan kain ihram, sementara jemaah perempuan mengenakan mukena. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan pendampingan dari pembimbing ibadah.

Usai persiapan, jemaah haji peserta safari wukuf khusus lansia kemudian diantar dari kamar hotel transit menuju bus yang telah menunggu. Keberangkatan mereka dari hotel transit dilakukan pada pukul 13.20 WAS tanggal 9 Zulhijjah 1446 H, dan tiba di Arafah pada pukul 14.40 WAS.

"Mengingat kondisi jemaah haji peserta Program Safari Wukuf Khusus rata-rata berusia lanjut, maka pelaksanaan ibadah selama di Arafah dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 60 menit. Waktu tersebut digunakan untuk melaksanakan ibadah Shalat Zuhur dan Asar, mendengarkan khutbah dari pembimbing ibadah, serta berdoa," terang Suviyanto.

Suviyanto melanjutkan, pada pukul 14.30 WAS, setelah seluruh rangkaian ibadah jemaah safari wukuf khusus lansia selesai dilaksanakan, bus kemudian bergerak kembali menuju hotel transit. Rombongan bus jemaah safari wukuf khusus lansia tiba di hotel transit pada pukul 16.07 WAS.

Setibanya di hotel transit, para jemaah safari wukuf khusus lansia diantar kembali ke kamar masing-masing oleh Satgas Safari Wukuf Khusus Lansia. Proses penempatan jemaah ke kamar di hotel transit tersebut rampung pada pukul 21.45 WAS.

"Alhamdulillah, secara umum, kondisi jemaah haji peserta program Safari Wukuf Khusus Lansia saat ini dalam keadaan baik dan sehat. Meskipun demikian, ada beberapa lansia yang kondisi kesehatannya memerlukan perhatian dan penanganan lebih intensif dari tim Satgas Safari Wukuf Khusus lansia," ungkap Suviyanto.

Sementara itu, ibadah lontar jumrah dan tawaf ifadah bagi jemaah safari wukuf lansia akan dibadalkan.

Berdasarkan Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 137 Tahun 2025 tentang Pelaksanaan Layanan Khusus Jemaah Haji Lansia, berikut adalah kriteria peserta Program Safari Wukuf Khusus Lansia:

Pertama, Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas yang tidak mandiri (tirah baring) dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, minum, buang air kecil, buang air besar, mandi, dan mobilisasi.

Kedua, Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas yang tidak dapat berjalan atau menggunakan kursi roda.

Ketiga, Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas yang memiliki komorbid penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, atau stroke (dengan tingkat sedang hingga berat).

Keempat, Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas yang baru saja selesai menjalani perawatan dari KKHI atau RS Arab Saudi dengan kondisi masih lemah atau belum sepenuhnya pulih.

Kelima, Jemaah Haji Lansia dan Disabilitas yang memenuhi kriteria risiko tinggi yang ditetapkan oleh petugas Kesehatan Kloter/Sektor.