Prabowo Ungkap: Belanda Curi Rp 502 Ribu T Kekayaan RI!

Admin

25/06/2025

2
Min Read

On This Post

Presiden Prabowo Subianto menyoroti perihal kekayaan Indonesia yang diklaim telah diambil oleh Belanda selama masa penjajahan yang berlangsung sekitar 350 tahun. Prabowo menyatakan bahwa informasi ini didasarkan pada sebuah hasil riset yang komprehensif.

Salah satu temuan riset tersebut mengungkapkan bahwa nilai kekayaan Indonesia yang dikuras oleh Belanda selama era kolonial mencapai US$ 31 triliun, atau setara dengan sekitar Rp 502 ribu triliun (dengan kurs Rp 16.200 per US$).

"Beberapa minggu lalu, muncul sebuah riset yang menginformasikan kepada kita bahwa selama masa penjajahan, Belanda telah mengeruk kekayaan kita hingga mencapai nilai US$ 31 triliun dalam nilai mata uang saat ini," ungkap Prabowo saat membuka acara Indo Defence 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, pada hari Rabu (11/6/2025).

Prabowo menjelaskan, jumlah yang fantastis ini setara dengan 18 kali lipat dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dengan asumsi PDB sebesar US$ 1,5 triliun.

"PDB kita saat ini berada di angka US$ 1,5 triliun. Ini berarti, kekayaan yang telah diambil dari bangsa Indonesia setara dengan, mungkin, 18 kali seluruh produksi bangsa Indonesia, 18 kali PDB kita," urai Prabowo.

Jika dihitung berdasarkan total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia, nilai kekayaan yang direnggut oleh Belanda mencapai Rp 140 triliun.

Lebih lanjut, Prabowo menuturkan bahwa selama masa penjajahan di Indonesia, Belanda menikmati posisi sebagai negara dengan GDP per kapita nomor 1 di dunia.

"Saudara-saudara sekalian, hal ini mengajarkan kita bahwa jika kita berhasil menjaga kekayaan kita saat ini, GDP per kapita kita juga berpotensi menjadi salah satu yang tertinggi di dunia," tegas Prabowo.

Oleh karena itu, agar Indonesia tidak kembali dijajah oleh bangsa lain, Indonesia akan terus berinvestasi secara signifikan pada sistem pertahanan negara.

Menurut Prabowo, bangsa yang enggan berinvestasi pada sistem pertahanannya sendiri berisiko kedaulatannya dirampas, bahkan menjadi bangsa budak bagi bangsa lain.

"Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa yang tidak mau berinvestasi pada pertahanan akan kehilangan kedaulatannya. Kemerdekaannya akan dirampas, dan bangsa itu akan menjadi bangsa budak. Inilah pelajaran yang kita petik dari sejarah," kata Prabowo.

Prabowo menambahkan bahwa tidak ada bangsa yang menginginkan terjadinya peperangan. Meskipun demikian, sistem pertahanan harus tetap diperkuat. Ia menekankan bahwa keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh sistem pertahanan yang mumpuni.

"Saudara sekalian, keselamatan suatu bangsa harus dijamin oleh pertahanan bangsa itu sendiri. Tidak ada bangsa yang waras yang menginginkan perang. Perang adalah kegiatan manusia yang destruktif dan menimbulkan kehancuran," tegas Prabowo.

"Bangsa Indonesia sejak awal adalah bangsa yang cinta damai, tetapi bangsa Indonesia lebih mencintai kemerdekaan," pungkasnya.