Prabowo: Lebih Baik Mati daripada Dijajah Lagi!

Admin

24/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali bahwa penjajahan tidak boleh terulang di tanah air Indonesia. Beliau menyatakan dengan tegas, lebih baik mengorbankan nyawa daripada membiarkan Indonesia kembali dijajah oleh bangsa asing.

"Bagi kita, peperangan adalah opsi terakhir. Kita berperang hanya jika benar-benar terpaksa. Namun, jika keadaan memaksa, kita berpegang pada ajaran leluhur. Lebih baik gugur daripada kembali dijajah," ujar Prabowo saat meresmikan Indo Defence Expo di Jiexpo Kemayoran, Rabu (11/6/2025).

Beliau menegaskan bahwa Indonesia akan senantiasa menghormati tamu yang datang dan siap menjalin kerja sama dengan negara lain. Akan tetapi, Prabowo menekankan bahwa Indonesia tidak akan tunduk pada perintah bangsa lain.

"Kita tidak ingin didikte oleh siapapun. Kita akan menghormati semua negara. Kita akan menghargai mereka. Kita akan bekerja sama dengan mereka dan kita harus memberikan contoh yang baik kepada semua pihak," katanya.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Belanda telah merampas kekayaan Indonesia senilai USD 31 triliun selama ratusan tahun masa penjajahan. Menurutnya, informasi ini didasarkan pada hasil penelitian terbaru yang dipublikasikan beberapa minggu lalu.

"Ada sebuah riset yang baru saja dirilis beberapa minggu lalu, yang mengungkap bahwa selama masa penjajahan, Belanda telah mengambil kekayaan kita yang jika diukur dengan nilai mata uang saat ini, mencapai USD 31 triliun," ungkap Prabowo saat membuka Indo Defence Expo dan Forum di Jiexpo Kemayoran Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2025).

Menurutnya, angka tersebut setara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini yang bernilai USD 1,5 triliun. Prabowo menjelaskan bahwa kekayaan yang dirampas Belanda setara dengan 140 tahun anggaran Indonesia.

"Kekayaan yang telah diambil dari bangsa Indonesia nilainya setara dengan mungkin 18 kali lipat dari seluruh produksi bangsa Indonesia, 18 kali PDB kita, atau setara dengan kurang lebih 140 tahun anggaran kita," jelasnya.

"Dan selama Belanda menjajah Indonesia, Belanda menikmati GDP per kapita nomor 1 di dunia," imbuh Prabowo.

Prabowo menyatakan bahwa hal ini membuktikan bahwa GDP per kapita Indonesia berpotensi menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. Terlebih lagi, lembaga-lembaga ekonomi dunia memprediksi ekonomi Indonesia dapat masuk dalam lima besar dunia.

"Hal ini mengajarkan kita bahwa jika kita berhasil menjaga kekayaan kita saat ini, GDP per kapita kita berpotensi menjadi salah satu yang tertinggi di dunia," tutur Prabowo.

Oleh karena itu, beliau menekankan pentingnya investasi di sektor pertahanan. Hal ini krusial agar kemerdekaan Indonesia tidak dirampas dan bangsa ini tidak menjadi bangsa budak.

"Sejarah umat manusia mengajarkan bahwa bangsa yang enggan berinvestasi pada pertahanannya sendiri, biasanya kedaulatannya akan dirampas, kemerdekaannya akan direnggut. Bangsa itu biasanya akan menjadi bangsa budak," pungkas Prabowo.