Prabowo: Panen Jagung Bukti Kedaulatan Pangan Indonesia

Admin

17/06/2025

9
Min Read

On This Post

Presiden Prabowo Subianto menghadiri perhelatan panen raya jagung serentak kuartal II di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar). Prabowo mengungkapkan kebahagiaannya dapat melanjutkan produksi pangan melalui panen raya jagung yang diprakarsai oleh Polri.

"Hari ini, hati saya sungguh gembira dan bahagia, karena belum lama ini kita telah menyaksikan bukti nyata keberhasilan kita di sektor produksi pangan, terutama komoditas beras," tutur Prabowo dalam acara panen raya jagung serentak kuartal II di Bengkayang, Kalbar, Kamis (5/6/2025).

Prabowo menyambut positif panen raya jagung ini, menganggapnya sebagai sinyal baik bagi ketahanan pangan. Meskipun tidak lantas berpuas diri, Prabowo melihatnya sebagai fondasi untuk keberlanjutan.

"Kita telah melihat tanda-tanda awal keberhasilan. Bukan berarti kita cepat berpuas diri, tetapi secara objektif kita perlu memahami dan mengapresiasi hasil-hasil yang telah dicapai," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Prabowo memberikan apresiasi atas inisiatif Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Prabowo menegaskan bahwa kedaulatan pangan adalah kunci bagi keamanan nasional.

"Apa yang telah dilakukan Kapolri beserta jajaran Polri, dengan mengambil inisiatif dan peran aktif, menunjukkan bahwa polisi ingin turut serta dalam upaya mencapai kedaulatan pangan dan swasembada pangan," ujar Prabowo.

Sebagai informasi, capaian panen raya kuartal II ini mencapai 2,54 juta ton, jauh melampaui hasil panen raya pada kuartal I yang hanya 118.975 ton dari lahan seluas 16.656 hektare.

Pada kuartal II, dari 218,35 hektare lahan yang diolah, hasil panen mencapai 9,3 ton per hektare. Ini merupakan peningkatan signifikan dari sebelumnya yang hanya 2 ton per hektare sebelum dikelola secara modern.

Lonjakan produktivitas ini tidak terlepas dari pemakaian bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk presisi MIGO Bhayangkara, hasil riset Polda Kalbar. Para petani kini menikmati peningkatan pendapatan hingga Rp 4 juta per bulan, yang sebelumnya hanya sekitar Rp 500 ribu.

Polri dan Pemerintah telah memutuskan untuk mengekspor 1.200 ton jagung ke Sarawak, Malaysia. Pelepasan ekspor jagung ini dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

Berikut adalah sambutan lengkap Prabowo dalam acara panen raya jagung di Bengkayang:

Saudara-saudara sekalian, saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kapolri beserta seluruh jajaran kepolisian, serta para pejabat lainnya. Namun, hari ini, dapat dikatakan bahwa tuan rumahnya adalah Kapolri beserta jajarannya. Saya merasa sangat gembira dan bahagia, karena baru-baru ini kita telah menyaksikan bukti keberhasilan kita di bidang produksi pangan, khususnya komoditas beras. Kita telah melihat tanda-tanda awal keberhasilan. Bukan berarti kita cepat berpuas diri, tetapi secara objektif kita perlu memahami dan mengerti hasil-hasil yang telah dicapai.

Dan kita mengamati perjalanan yang masih kita tempuh. Ini adalah objektivitas. Jika kita terus bekerja tanpa melihat capaian, kita bisa menghambur-hamburkan tenaga. Namun, jika kita bekerja sambil melihat, ‘oh, kita sudah sampai di titik ini, kita masih harus ke titik itu’, kita akan merasa percaya diri dengan hasil yang sudah diraih.

Beberapa waktu lalu, kita menyaksikan keberhasilan kita di bidang pertanian, terutama dalam produksi beras. Sementara banyak negara saat ini mengalami kesulitan beras, kita tidak boleh membanggakan diri atau menjadi bangsa yang sombong. Manusia yang sombong, menurut saya, kurang beruntung pada akhirnya. Saudara-saudara, ilmu bangsa Indonesia adalah ilmu padi: semakin berisi, semakin menunduk; semakin kuat, semakin sopan. Sopan tidak berarti lemah. Semakin kita merasa diri benar, semakin kita sopan. Semakin kita berhasil dan diberi karunia oleh Yang Maha Kuasa, semakin kita bersyukur. Semakin diberi kesulitan, semakin kita berjuang. Tidak putus asa, tidak berpikir negatif, tidak mudah menyerah, tidak mudah cengeng menangis, tidak mudah menjelek-jelekkan bangsa sendiri, tidak mudah menjelek-jelekkan saudara kita sendiri. Inilah kunci keberhasilan dan kebangkitan suatu bangsa.

Jika beberapa waktu lalu kita lihat keberhasilan itu, itu bukanlah keberhasilan yang jatuh dari langit. Keberhasilan diraih dengan keringat, pikiran, tenaga, keberanian, inisiatif, dan hati yang bersih dari segala kepentingan. Saya senang apa yang saya sampaikan ditangkap oleh Kapolri dan jajarannya. Memang, polisi Indonesia harus menjadi polisi rakyat.

Sama dengan yang kita terima waktu itu. TNI, tentara rakyat. Kita bukan tentara bayaran. Ada yang selalu mengatakan tentara harus profesional. Profesional berarti cakap dalam tugasnya. Tetapi jika profesional hanya bekerja setelah digaji, itu bukan tentara Indonesia. Bukan tentara pejuang, polisi juga harus demikian, dan saya berterima kasih Kapolri menangkap hal ini. Apa yang dilakukan Kapolri dan jajaran Polri selama ini, dengan mengambil inisiatif dan peran aktif, menunjukkan bahwa polisi ingin turut serta dalam upaya mencapai kedaulatan pangan. Karena swasembada pangan adalah kunci dari keamanan. Swasembada pangan adalah kunci dari kemerdekaan. Tidak ada bangsa yang merdeka jika tidak memproduksi pangannya sendiri. Saya ulangi, tidak ada bangsa yang benar-benar merdeka jika bangsa itu tidak bisa memproduksi makanannya sendiri. Karena itu, perjuangan saya selama saya di politik, pengabdian saya selalu fokus. Saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan.

Dan Indonesia tidak boleh hanya swasembada pangan, tetapi setiap provinsi harus swasembada pangan. Setiap pulau harus bisa berdiri sendiri. Ini kunci kemerdekaan kita, karena kita negara yang tidak lazim, kita negara yang unik. Tidak banyak negara yang seperti kita, yaitu negara kepulauan. Mungkin kita adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Saudara-saudara, puji syukur alhamdulillah atas kesadaran tokoh-tokoh patriotik, Kapolri, Panglima TNI, beberapa Menteri. Saya bersyukur dan merasa beruntung, pada saat saya dipilih rakyat, saya mendapatkan tokoh-tokoh patriotik di sekitar saya. Saya memberi arah, *guidance*, strategi, dan tujuan, tetapi saya memerlukan mereka yang mengimplementasikan strategi dan arah besar tersebut.

Jika kita hanya punya arah dan strategi, tetapi tidak ada yang bisa mewujudkannya, itu hanya tinggal impian besar. Impian besar diwujudkan, dan hari ini saya berterima kasih karena saya melihat kita berada di jalan yang benar. Kita sudah diberi tanda-tanda keberhasilan, kita sedang menuju kedaulatan pangan Indonesia. Kita sedang menuju swasembada pangan, dan sebentar lagi kita bisa dengan gagah menatap dunia dan menatap anak-anak kita. Kita bisa mengatakan, ‘Iya, Indonesia sekarang berdiri di atas kaki sendiri, kita tidak takut bangsa manapun’. Masa depan kita adalah masa depan yang penuh kegembiraan.

Saudara-saudara, apa yang sudah dicapai beberapa waktu lalu, hari ini diperkuat. Jika tahun lalu kita masih mengimpor jagung sebanyak 500 ribu ton, kira-kira tahun 2026 sudah tidak impor lagi, Pak Menteri? Ekspor! Terima kasih. Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia yang hebat, menteri pertanian dan Kapolri, bahwa tahun 2026 Indonesia tidak akan lagi mengimpor jagung. Saya berterima kasih karena saya melihat Kementerian Pertanian dan koperasi-koperasi yang dibina Polri memiliki riset dan hasil uji coba produk-produk turunan dari jagung. Ada keripik, macam-macam. Mungkin bisa juga dibuat nasi dari jagung. Saya kira bisa, ya? Dan itu lebih sehat dari nasi lain. Nasi jagung itu. Bagaimana rakyat Bengkayang? Benar?

Saudara-saudara, saya sangat berterima kasih. Benar, saya berkeyakinan, dan hari ini saudara-saudara memperkuat saya. Saya berkeyakinan, Indonesia tidak hanya akan swasembada pangan, tetapi akan menjadi lumbung pangan dunia. Kita nanti akan membantu negara-negara yang kesulitan. Bukan karena kita mau sombong, tidak. Kita ingin Indonesia dipandang dengan terhormat. Kita ingin membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan baik hatinya, bukan bangsa yang menimbulkan masalah bagi bangsa lain, melainkan bangsa yang memberi solusi kepada bangsa lain.

Saudara-saudara sekalian, ini tujuan besar, tetapi kita sudah melihat arahnya sedemikian rupa. Jika dari produksi yang selama ini kita terima, 1 hektare hanya menghasilkan 4 ton jagung, saudara-saudara sudah membuktikan bisa 6-7-8 ton. Laporan tadi saya terima bahwa pada kuartal pertama, peningkatan produksi kita sudah 48%, hampir 50%. Peningkatannya yang sekitar 6 juta ton pada kuartal pertama tahun lalu, sekarang sudah mendekati 9 juta ton, saudara-saudara sekalian. Berarti swasembada jagung mungkin bisa lebih cepat, ya, Pak Menteri? Iya. Yang penting kita berikhtiar dengan baik.

Saudara-saudara, tujuan kita tentunya adalah untuk mandiri sebagai bangsa, tetapi tujuan utamanya juga adalah meningkatkan penghasilan petani-petani kita. Petani-petani kita sebagai produsen pangan harus hidup dengan baik. Ini pemikiran kita. Dengan demikian, *input* harus kita upayakan serendah mungkin untuk petani, seefisien mungkin. Kita lihat di mana kita bisa intervensi, mungkin dengan bantuan alat dan sebagainya, teknologi, benih, pupuk, bio *fertilizer* yang saya lihat luar biasa.

Jadi, saudara-saudara, sekali lagi, terima kasih, Kapolri dan seluruh jajaran, gubernur, bupati, jajaran kementerian pertanian, juga satuan-satuan lain. Saya lihat di sini Angkatan Udara juga berperan. TNI memang sudah terlibat dari awal, sudah beberapa tahun lalu, dan terus kita libatkan. Sesuatu yang berlebih dari Indonesia adalah sinergi itu. TNI-Polri, akademisi, teknokrat, kampus, pemerintah daerah, pengusaha, ulama – ini adalah sesuatu yang unik, dan sesuatu yang selalu kita diganggu. Bangsa-bangsa lain, kekuatan-kekuatan asing, kadang tidak suka melihat sinergi ini, karena kita akan muncul sebagai negara yang sangat makmur. *There is no denying it*; tidak bisa, orang mau mengatakan apa pun. Asal niat kita benar, hati kita benar, para unsur pemimpin bekerja dan mengabdi dengan tulus ikhlas untuk rakyat, tidak ada yang bisa membendung kebangkitan Indonesia. Setiap kali kita lengah dan mau muncul, kita dikerjai. Sekarang kita lebih waspada, dan kita tidak mau dikerjai atau diadu domba. Waspada, tidak mau diadu domba, suku sama suku, agama sama agama. Mereka yang coba-coba mengadu domba, rakyat kita tidak bodoh lagi.

Sinergi ini sangat menentukan, dan alhamdulillah, saya sangat gembira bahwa bukti hari ini membuktikan dan memperlihatkan kepada kita hasil dari kepemimpinan yang benar, rasa cinta tanah air, keterpanggilan, dan keinginan berbuat baik. Tujuan seluruh aparat negara, semua pemimpin, semua unsur adalah keselamatan bangsa dan kesejahteraan rakyat kita. Hanya itu tujuan kita: keselamatan bangsa, kesejahteraan, dan kemakmuran rakyat. Jadi, itu tujuan kita yang tidak boleh kita lupakan. Terima kasih hari ini saya melihat bukti yang sedang diwujudkan, cita-cita yang sedang diwujudkan.

Keberhasilan di semua lini yang saya lihat adalah karena sinergi dan itikad yang baik ini. Saya kira itu, saudara-saudara sekalian. Saya juga dapat laporan bahwa hari ini kita akan lepas ekspor perdana kita ke negeri tetangga. Bagus itu, dan ini seterusnya menjadi momentum ke depan. Dengan nanti, kita akan menggelar 80 ribu koperasi desa di seluruh Indonesia. Ini akan memperkuat dan menginergikan lagi dengan koperasi-koperasi yang sudah sukses, saling memperkuat, saling membuka jaringan baru, rantai produksi baru, rantai suplai baru, sehingga tadi tujuan kita harga pangan harus terjangkau oleh rakyat, nilai tukar petani dan nelayan harus naik, rakyat kita semuanya harus makan dengan baik, makan dengan protein yang cukup. Insyaallah, cita-cita kita akan tercapai, masyarakat yang adil dan makmur, gemah ripah loh jinawi. Saya kira itu dari saya, terima kasih sekali lagi kepada semua unsur. Penghargaan saya, terima kasih saya kepada semua jajaran yang telah bekerja keras. Wassalamualaikum.