PSI Mungkin Punya Ketum Baru Gantikan Kaesang? Ini Kata Raja Juli

Admin

10/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Raja Juli Antoni, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menyatakan bahwa sangat terbuka kemungkinan PSI akan memiliki Ketua Umum (Ketum) baru, menggantikan posisi Kaesang Pangarep di masa mendatang.

"Kemungkinan itu sangat besar, sangat mungkin terjadi. Syaratnya, visi dan misinya selaras dengan PSI, dan yang bersangkutan diterima saat mendaftar sebagai anggota," jelas Raja Juli Antoni kepada para wartawan, seperti yang dikutip pada Senin (2/6/2025).

Raja Juli mengakui bahwa hingga saat ini, dirinya belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai siapa saja individu yang telah mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (caketum) PSI. Bahkan, ia juga tidak mengetahui apakah Kaesang Pangarep turut serta dalam pendaftaran tersebut.

"Silakan tanyakan langsung kepada beliau," ujarnya singkat.

Menurut pandangannya, PSI adalah representasi dari partai yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Dalam proses pemilihan calon ketua umum, terdapat tiga poin utama yang menjadi landasan penting.

"Pertama, kami ingin mengembalikan hak suara kepada setiap anggota. Prinsipnya, satu anggota memiliki satu suara. Kami bercita-cita menjadi partai yang demokratis, di mana seluruh anggota dilibatkan dalam menentukan arah dan masa depan partai," ungkapnya dengan lugas.

Kedua, PSI berkeinginan untuk membangun relasi yang erat dan berkelanjutan antara partai dan para anggotanya. Hubungan ini diharapkan tidak hanya bersifat transaksional yang terjadi setiap lima tahun sekali.

"Ketiga, kami berencana untuk mengembangkan platform voting online, di mana keputusan-keputusan krusial mengenai partai akan diputuskan oleh anggota melalui sistem voting online. Dengan demikian, pengambilan keputusan tidak lagi bersifat elitis, hanya ditentukan oleh ketua umum dan sekjen melalui negosiasi politik tertutup. Sebaliknya, aspirasi anggota akan menjadi pertimbangan utama. Inilah esensi dari pemilihan raya yang akan datang," tegas Raja Juli.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) telah memutuskan untuk memperpanjang periode pendaftaran calon ketua umum hingga tanggal 23 Juni 2025. Keputusan ini diambil karena beberapa tokoh di luar partai memerlukan waktu untuk melakukan konsolidasi dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Dewan Perwakilan Wilayah (DPW).

Wakil Ketum PSI, Andy Budiman, menjelaskan bahwa perpanjangan waktu pendaftaran calon ketum PSI bertujuan untuk memastikan dukungan yang solid dari DPD dan DPW.

"Kami memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh besar di luar partai untuk menggalang dukungan. Tujuannya agar mereka dapat memastikan dukungan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Raya PSI," kata Andy dalam keterangannya pada Minggu (1/6/2025).

Andy tidak memberikan komentar yang panjang lebar ketika ditanya mengenai kemungkinan Presiden Indonesia Ketujuh, Joko Widodo, untuk ikut serta dalam Pemilihan Raya PSI. Namun, ia menegaskan bahwa perpanjangan waktu pendaftaran ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi tokoh-tokoh di luar PSI.

"Mari kita doakan yang terbaik. Perpanjangan waktu pendaftaran ini memang salah satunya bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh di luar partai," ujarnya.

"Doakan saja semoga ada kejutan," imbuh Andy.

Andy mengungkapkan bahwa partainya memberikan kesempatan kepada para kader PSI yang sedang menjalin komunikasi serta melakukan konsolidasi di DPW dan DPD. Ia mengakui bahwa masih ada beberapa DPW dan DPD yang belum menentukan sikap.

"Kami memberikan kesempatan kepada para kandidat yang mulai mendekati DPW dan DPD untuk melakukan konsolidasi. Karena salah satu syaratnya adalah mendapatkan dukungan dari 5 DPW dan 20 DPD. Oleh karena itu, kami memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan konsolidasi," pungkasnya.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan bahwa dirinya tidak menutup kemungkinan untuk ikut mendaftar sebagai calon ketua umum PSI. Meskipun demikian, ia masih mempertimbangkan peluangnya untuk memenangkan pemilihan Ketua Umum PSI.

Jokowi mengakui bahwa ia tidak ingin mengalami kekalahan dalam persaingan pemilihan Ketum PSI.

"Ya, ini masih dalam kalkulasi. Saya tidak ingin, misalnya, jika saya ikut, saya justru kalah," kata Jokowi pada Rabu (14/5).