Puan Bahas Perdamaian Global dengan Parlemen Negara di PUIC

Admin

07/06/2025

6
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Di tengah kesibukan Konferensi PUIC yang berlangsung di gedung DPR RI, Puan Maharani mengambil inisiatif untuk berdialog langsung dengan sejumlah pemimpin parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Dalam perbincangan tersebut, Puan menekankan urgensi pemeliharaan perdamaian global serta penguatan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina.

Pada hari Selasa (12/5/2025), dari pagi hingga siang, Puan mengadakan pertemuan bilateral dengan para pemimpin Parlemen dari Aljazair, Bahrain, dan Oman, yang semuanya merupakan anggota OKI. Pertemuan penting ini diselenggarakan di Ruang Delegasi DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Selain dengan ketiga negara tersebut, Puan juga menyempatkan diri bertemu dengan pimpinan parlemen Ceko. Perlu diketahui, Ceko bukanlah anggota PUIC, namun hadir sebagai negara pengamat dalam perhelatan PUIC ke-19 di Indonesia.

“Kami baru saja menyelesaikan serangkaian pertemuan bilateral yang produktif dengan pimpinan parlemen dari Aljazair, Bahrain, Oman, serta Ceko yang hadir sebagai observer,” ungkap Puan.

Dalam setiap pertemuan bilateral, Puan didampingi oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, beserta Anggota BKSAP DPR, Gilang Dhielafararez, dan Mufti Anam. Pertemuan bilateral dengan keempat pimpinan negara sahabat ini dilaksanakan secara terpisah.

Pertama, Puan melakukan pertemuan dengan Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Ibrahim Boughali. Selanjutnya, ia bertemu dengan Ketua Parlemen Kerajaan Bahrain, Ahmed bin Salman Al Musalam, diikuti dengan pertemuan bersama Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Khalid Hilal Nasser Al Maawali. Kemudian, Puan berdiskusi dengan Wakil Ketua DPR Republik Ceko, Jan Skopecek.

Dalam keempat pertemuan bilateral tersebut, Puan, bersama dengan para pimpinan parlemen yang hadir, membahas beragam isu krusial terkait dinamika internasional. Tak ketinggalan pula upaya peningkatan kerja sama antarnegara melalui jalur parlemen. Secara khusus, Puan menyoroti betapa pentingnya komitmen dari negara-negara di seluruh dunia terhadap isu kemanusiaan di Palestina.

“Penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel merupakan isu mendesak yang membutuhkan perhatian serius dari kita semua. Salah satu caranya adalah dengan menghentikan perang di Gaza dan memastikan akses bantuan kemanusiaan,” tegas perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.

Di samping dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina, Puan juga membahas sejumlah isu penting lainnya. Di antaranya mengenai perdamaian antar bangsa, serta stabilitas regional dan global. Bersama Ketua Majelis Nasional Rakyat Aljazair, Puan juga menyinggung sejarah erat antara Indonesia dan Aljazair yang tak terpisahkan dari sosok Presiden Pertama RI, Soekarno, yang sejak awal mendukung kemerdekaan Aljazair hingga terwujud pada tahun 1962.

“Hubungan antara Indonesia dan Aljazair memiliki akar sejarah yang kuat dan dibangun atas dasar perjuangan bersama dalam dekolonisasi serta solidaritas negara-negara Selatan,” kata Puan.

Saat berdialog dengan Ketua Parlemen Bahrain, Puan turut menyinggung perihal perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Bahrain. Mengingat jumlah WNI di Bahrain mencapai 6.900 orang, yang sebagian besar bekerja di sektor informal, Puan secara khusus mengapresiasi upaya perlindungan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Bahrain terhadap warga Indonesia.

Kemudian, bersama Ketua Dewan Syura Kesultanan Oman, Puan membahas berbagai potensi kerja sama bilateral antara kedua negara. Puan menyampaikan bahwa hubungan diplomatik antara RI dan Oman, yang telah terjalin sejak tahun 1978, terus berkembang secara konsisten. Hal ini didasari oleh kesamaan nilai-nilai Islam, saling percaya, dan persahabatan yang erat.

“Saya berharap kedua negara dapat lebih mengintensifkan kerja sama politik dengan segera merealisasikan Forum Konsultasi Politik II yang sempat tertunda akibat Pandemi Covid-19,” ujar mantan Menko PMK tersebut.

Lebih lanjut, Puan menjelaskan bahwa kerja sama antar-parlemen juga dapat diperkuat melalui forum parlemen tingkat global dan regional, termasuk melalui PUIC. Menurutnya, Konferensi PUIC ke-19 menjadi momentum penting untuk mempererat solidaritas antar parlemen negara Islam dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Hal tersebut, lanjut Puan, dapat dicapai dengan menumbuhkan resiliensi masyarakat, melalui perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabilitas, serta transparansi.

“PUIC, sebagai representasi parlemen negara muslim, memiliki peran strategis dalam menciptakan dunia yang adil, damai, dan sejahtera,” tegas Puan.

Usai serangkaian pertemuan bilateral, Puan menyempatkan diri untuk meninjau kesiapan venue PUIC ke-19 di kompleks parlemen. Mulai dari ruang makan yang disediakan bagi para delegasi dan ketua parlemen negara yang hadir, hingga Ruang Rapat Paripurna I Gedung Nusantara, yang akan menjadi lokasi pembukaan dan penutupan PUIC ke-19.

PUIC ke-19 diselenggarakan di Gedung DPR, mulai tanggal 12 Mei 2025 hingga 15 Mei mendatang. Meskipun acara pembukaan resminya baru akan digelar pada hari Rabu (14/5), rangkaian kegiatan PUIC ke-19 telah dimulai sejak hari Senin (12/5), dengan serangkaian pertemuan penting.

Beberapa sesi pertemuan yang telah dilaksanakan antara lain membahas isu-isu terkait Palestina dan Minoritas Muslim, Dialog Peradaban dan Agama, Ekonomi dan Lingkungan, serta isu Hak Asasi Manusia, Perempuan, dan Keluarga.

“Sebagai Ketua DPR RI, saya merasa bangga dan terhormat dapat mempertemukan parlemen-parlemen dari negara-negara OKI. DPR siap menjadi tuan rumah yang baik dan berusaha memberikan yang terbaik untuk kelancaran pelaksanaan konferensi ini,” jelas Puan.

“Saya berharap PUIC, sebagai representasi parlemen negara muslim, dapat memainkan peran aktif dalam mewujudkan dunia yang adil, damai, dan sejahtera. Hal ini merupakan manifestasi kehadiran Islam di dunia sebagai rahmatan lil alamin,” imbuh cucu Bung Karno tersebut.

Penyelenggaraan PUIC ke-19 juga menandai keketuaan DPR pada forum Uni Parlemen Negara-negara OKI. Secara otomatis, Puan mengemban tugas sebagai Presiden PUIC ke-19.

“Ibu Ketua DPR kembali mendapatkan kepercayaan untuk memimpin organisasi internasional, dan kali ini menjadi Presiden untuk PUIC ke-19,” ungkap Wakil Ketua BKSAP DPR, Irine Yusiana Roba Putri, setelah mendampingi Puan dalam pertemuan bilateral di Gedung DPR.

“PUIC merupakan salah satu acara yang sangat bergengsi, dan ini sekali lagi membuktikan bahwa keketuaan Indonesia sangat dihormati oleh dunia,” tambahnya.

Menurut Irine, salah satu isu utama yang dibahas pada konferensi PUIC ke-19 di Indonesia adalah komitmen untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal ini juga ditekankan oleh Puan dalam pertemuan-pertemuan bilateral dengan para pemimpin negara yang hadir.

“Kita berharap Konferensi PUIC ke-19 di Indonesia mampu mendesak dunia untuk mewujudkan perdamaian di Palestina,” ucap Irine.

“Tadi Ibu Ketua DPR menegaskan bahwa dukungan Indonesia kepada saudara-saudara di Palestina tidak akan pernah surut, sampai Palestina menjadi negara yang merdeka. Kita percaya bahwa ketika perjuangan ini menjadi perjuangan bersama, kita akan semakin kuat dan semakin lantang bersuara untuk perdamaian di Palestina,” lanjut Anggota Komisi V DPR RI tersebut.

Tidak hanya untuk Palestina, Puan juga disebut mendorong terciptanya perdamaian di berbagai negara yang tengah dilanda konflik. Termasuk Pakistan dan India.

“Ibu Ketua DPR juga meminta kepada negara-negara yang melakukan pertemuan bilateral untuk bersama-sama mengutuk segala bentuk kekerasan yang menimpa saudara-saudara Muslim kita di berbagai negara, tidak hanya di Palestina. Seperti yang terjadi di Pakistan-India, juga kekerasan terhadap Rohingya yang masih menjadi fokus perhatian, serta beberapa wilayah lainnya,” jelas Irine.