Stok Beras Aman 4 Juta Ton, Rajiv DPR Apresiasi Pemerintah

Admin

10/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Sebagai seorang wakil rakyat di DPR RI, Rajiv menyampaikan apresiasi mendalam kepada Pemerintah atas keberhasilan mencapai stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang melampaui angka 4 juta ton.

Menurutnya, pencapaian gemilang ini adalah sebuah batu loncatan krusial dalam memperkuat ketahanan pangan bangsa, sekaligus menjadi indikasi positif bahwa sektor pertanian Indonesia memiliki kemampuan untuk bangkit di tengah kompleksitas tantangan global.

“Saya memberikan apresiasi atas langkah-langkah konkret serta terobosan inovatif yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Empat juta ton bukanlah angka yang kecil. Ini merupakan bukti nyata bahwa Indonesia berada di jalur yang benar menuju kedaulatan pangan,” tegas Rajiv dalam keterangannya di Jakarta, Senin (3/6/2025).

Sebagai Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rajiv menilai bahwa kesuksesan ini tidak terlepas dari rangkaian kebijakan pemerintah yang pro petani, mulai dari peningkatan kuota pupuk bersubsidi, perbaikan sistem distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, hingga penetapan harga gabah minimal sebesar Rp6.500 per kilogram.

“Kebijakan-kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan dorongan psikologis kepada para petani bahwa negara hadir untuk mendukung setiap kerja keras yang mereka lakukan,” imbuhnya.

Rajiv juga memberikan pujian atas keberhasilan penyerapan beras oleh Perum Bulog yang mencapai angka 2,429 juta ton hingga akhir Mei 2025—sebuah rekor tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.

Ia menyatakan bahwa pencapaian ini membuktikan bahwa produksi dalam negeri, jika dikelola dengan baik, mampu memenuhi kebutuhan nasional tanpa perlu bergantung pada impor dari negara lain.

Namun demikian, Rajiv mengingatkan akan pentingnya evaluasi secara berkala sebagai bagian integral dari penguatan tata kelola pangan.

Menurut pandangannya, lonjakan stok beras belum tentu berbanding lurus dengan kestabilan harga di pasar atau kemudahan akses beras bagi masyarakat di seluruh penjuru negeri.

“Distribusi harus diawasi secara ketat, jangan sampai stok melimpah tetapi harga tetap membebani rakyat kecil, terutama di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau,” ujar legislator yang dikenal dekat dengan kalangan petani dan nelayan ini.

Terkait dengan wacana ekspor beras, Rajiv menyarankan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ia menyambut baik potensi peluang ekspor seperti permintaan dari Malaysia, namun menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan domestik harus tetap menjadi prioritas utama.

“Kita tidak boleh tergoda untuk mengejar surplus ekspor tanpa terlebih dahulu memastikan bahwa kebutuhan pangan masyarakat di seluruh pelosok negeri sudah benar-benar terjamin dan terhindar dari kelangkaan atau kenaikan harga yang signifikan,” jelasnya.

Rajiv juga menyoroti pentingnya diversifikasi pangan sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

“Ketahanan pangan tidak dapat hanya bergantung pada beras semata. Kita harus mulai secara serius mendorong pengembangan komoditas lokal lainnya seperti sorgum, jagung, dan umbi-umbian yang sesuai dengan kearifan lokal di masing-masing daerah,” pungkasnya.