Starlink-Kuiper Serbu RI: Pengusaha Satelit Minta Aturan!

Admin

10/06/2025

3
Min Read

Kedatangan Amazon Kuiper, pemain baru dalam ranah satelit orbit rendah bumi (Low Earth Orbit/LEO), diperkirakan akan meramaikan pasar Indonesia pada penghujung tahun 2025. Menanggapi hal ini, para pengusaha satelit lokal menyampaikan aspirasi mereka.

Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI) menjelaskan bahwa pemerintah menerapkan persyaratan yang serupa bagi satelit asing, baik yang beroperasi di orbit LEO maupun Geostationary Earth Orbit (GEO).

"Fasilitas yang diberikan adalah landing right, yang mensyaratkan dua hal. Pertama, koordinasi yang erat dengan operator dalam negeri, setidaknya terkait filing frekuensi. Kedua, prinsip resiprokal. Artinya, jika mereka dapat berjualan di Indonesia, kita pun seharusnya dapat berjualan di negara asal mereka," ungkap Sekretaris Jenderal ASSI, Sigit Jatiputro, di Jakarta, Senin (2/6/2025).

Dengan semakin banyaknya pemain satelit LEO yang memasuki pasar Indonesia, mulai dari Starlink, OneWeb, hingga Kuiper, ASSI menekankan perlunya regulasi tambahan untuk melindungi industri satelit dalam negeri dan meminimalisir potensi ketimpangan dengan pemain asing.

"Oleh karena itu, kita mungkin perlu menambahkan item (aturan) tambahan untuk memungkinkan kerjasama, bukan untuk mempersulit, melainkan untuk menciptakan kesempatan yang setara," jelasnya lebih lanjut.

"Seperti yang kita ketahui, dalam dunia LEO, koordinasi antar pemain LEO menerapkan prinsip first come, first serve. Jika pemain dari luar negeri lebih dulu melakukan filing, Indonesia berisiko kehilangan kesempatan karena keterbatasan frekuensi yang tersedia," imbuhnya.

Menanggapi usulan dari pengusaha satelit dalam negeri, ASSI menyatakan bahwa mereka telah menjalin komunikasi dengan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Seperti yang telah diberitakan, satelit Kuiper milik Amazon akhirnya berhasil meluncur dari stasiun luar angkasa Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 28 April 2025 waktu setempat, setelah sempat mengalami penundaan. Kuiper diproyeksikan menjadi pesaing utama bagi Starlink milik Elon Musk.

Roket United Launch Alliance (ULA) Atlas V, yang membawa 27 satelit Kuiper, dilaporkan berhasil menembus orbit rendah Bumi (low earth orbit/LEO) tanpa kendala yang berarti.

Menurut Liputanku, peluncuran ini merupakan yang pertama dari lebih dari 80 peluncuran yang direncanakan untuk membangun mega konstelasi Kuiper yang nantinya akan mengoperasikan lebih dari 3.200 satelit.

Amazon menargetkan Kuiper dapat mulai menyediakan akses internet kepada pelanggan pada akhir tahun 2025. Indonesia menjadi salah satu target pasar utama, dan perwakilan perusahaan telah melakukan penjajakan kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk menghadirkan sinyal internet di wilayah pelosok Indonesia.

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan bahwa pemerintah tidak memberlakukan pembatasan terhadap kehadiran pemain satelit, baik lokal maupun internasional.

"Kuiper sudah datang memperkenalkan diri, meskipun izinnya belum diterbitkan. Kami mengapresiasi langkah mereka karena sejak awal telah menyampaikan rencana investasi mereka di Indonesia," ujar Meutya di Jakarta, Jumat (22/3) lalu.

Video: Bakal Saingi Starlink, Amazon Kuiper Berencana Investasi di RI

Video: Bakal Saingi Starlink, Amazon Kuiper Berencana Investasi di RI