LPEM UI: Ekonomi RI Melambat, Industri Terancam Melemah?

Admin

23/06/2025

2
Min Read

On This Post

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) baru saja menerbitkan riset penting bertajuk Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2 pada bulan Juni 2025. Riset ini mengindikasikan adanya gejala perlambatan ekonomi di Indonesia pada permulaan tahun 2025.

Menurut tim peneliti LPEM FEB UI, “Pada awal tahun 2025, Indonesia memperlihatkan tanda-tanda perlambatan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh terkikisnya daya beli masyarakat, penyusutan kelas menengah, serta penurunan produktivitas di berbagai sektor, yang tercermin pula dalam dinamika industri dan ketenagakerjaan.” Pernyataan ini dikutip pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Tim peneliti berpendapat bahwa kondisi ini dipicu oleh sektor industri manufaktur, yang seharusnya menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, justru menghadapi tantangan deindustrialisasi prematur. Hal ini ditandai dengan penurunan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penurunan jumlah tenaga kerja, dan stagnasi produktivitas.

Sementara itu, sektor pertanian masih bergulat dengan berbagai persoalan, termasuk ketersediaan input, teknologi, logistik, dan pembiayaan. Selain itu, sektor ini juga menghadapi persaingan ketat dengan komoditas impor dan praktik perdagangan internasional yang kurang sehat.

Oleh karena itu, tim peneliti memberikan saran, “Indonesia perlu terus menjaga dan menciptakan lapangan kerja yang mampu menampung angkatan kerja dalam jumlah besar, terutama yang memiliki tingkat pendidikan rendah hingga menengah. Langkah ini penting untuk menekan angka kemiskinan dan mempertahankan daya beli masyarakat.”

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan kelanjutan program hilirisasi sumber daya alam diharapkan dapat membuka peluang kerja yang signifikan. Meskipun demikian, identifikasi sektor-sektor spesifik yang mampu mempertahankan lapangan kerja dalam skala besar dan inklusif bagi tenaga kerja dengan tingkat pendidikan rendah hingga menengah tetap menjadi prioritas.

“Dengan demikian, daya beli dan penerimaan negara dapat terjaga dalam jangka pendek, dan pertumbuhan ekonomi dapat didorong dalam jangka menengah hingga panjang,” demikian imbuh tim peneliti.

LPEM FEB UI menekankan bahwa mayoritas angkatan kerja di Indonesia berasal dari kalangan dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah. Sayangnya, sebagian besar kebijakan ekonomi dan industri nasional belum secara strategis menyasar kelompok ini.

Dalam riset tersebut, tim peneliti melakukan pemetaan sektor-sektor yang paling efektif dalam menciptakan lapangan kerja bagi kelompok berpendidikan rendah hingga menengah. Terungkap bahwa 75,2% tenaga kerja, atau sekitar 108,8 juta orang, terkonsentrasi di lima sektor ekonomi utama.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi yang terbesar dengan 40,76 juta pekerja. Selanjutnya diikuti oleh sektor perdagangan, industri pengolahan, penyediaan akomodasi dan makanan-minuman, serta konstruksi.