Risiko Investasi Emas: Panduan Investor Pemula

Admin

10/06/2025

3
Min Read

JAKARTA, MasterV – Emas seringkali dianggap sebagai salah satu wahana investasi yang teraman. Tidak mengherankan, banyak investor pemula yang menjadikan emas sebagai langkah permulaan dalam dunia investasi.

Walaupun tergolong stabil, investasi emas tetap menyimpan sejumlah risiko yang perlu dipahami agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.

Lantas, apa saja risiko investasi emas yang wajib diketahui oleh investor pemula?

PEXELS/MICHAEL STEINBERG Ilustrasi emas. Seorang warga Depok, Wiwik Dwi Pujiarti, mengalami kejadian merugikan saat memesan emas secara online yakni aket berisi emas seberat 75 gram yang ia beli tidak kunjung sampai ke alamat tujuan, meskipun sudah melebihi estimasi waktu pengiriman.

1. Risiko Fluktuasi Harga

Harga emas sangat dipengaruhi oleh beragam faktor global, meliputi nilai tukar dolar AS, tingkat inflasi, suku bunga acuan, serta kondisi geopolitik. Ini berarti, harga emas dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu.

“Emas memang tergolong aman, namun bukan berarti nilainya akan selalu meningkat. Saat suku bunga mengalami kenaikan, investor cenderung mengalihkan investasi ke wahana lain yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi,” jelas analis komoditas Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra dalam pemberitaan MasterV.

2. Tidak Memberikan Imbal Hasil

Berbeda dengan saham ataupun obligasi, emas tidak memberikan dividen atau kupon. Imbal hasil hanya didapatkan dari selisih antara harga beli dan jual (capital gain).

Ini mengindikasikan bahwa emas tidak akan memberikan pendapatan pasif bagi investor selama masa kepemilikan.

Investor pemula yang mengharapkan pendapatan rutin dari investasinya mungkin akan merasa kurang puas jika menempatkan seluruh dana pada emas.

3. Risiko Likuiditas dan Biaya

Dok. Shutterstock/VladKK Ilustrasi emas. Cara membuka tabungan emas Pegadaian. Cara membuka tabungan emas di Pegadaian. Cara membuka tabungan emas via Pegadaian Digital.

Investasi emas fisik, seperti logam mulia atau perhiasan, memiliki risiko likuiditas dan biaya tersembunyi.

Contohnya, perhiasan emas umumnya memiliki nilai jual kembali (buyback) yang lebih rendah karena adanya biaya pembuatan serta desain yang tidak diperhitungkan saat dijual kembali.

4. Risiko Penyimpanan dan Keamanan

Emas fisik memerlukan tempat penyimpanan yang terjamin keamanannya. Apabila tidak disimpan dengan benar, emas menjadi rentan terhadap pencurian atau kerusakan.

Sebagai alternatif, dapat menggunakan jasa safe deposit box atau layanan penyimpanan digital, seperti emas digital. Namun, hal ini akan menambah biaya tahunan.

5. Risiko Inflasi dan Devaluasi Nilai Relatif

Walaupun emas kerap dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi, dalam beberapa periode, kemampuan perlindungan ini tidak selalu efektif. Contohnya, apabila harga emas cenderung stagnan sementara inflasi terus meningkat, daya beli dari emas tersebut dapat mengalami penurunan.

Investasi emas tetap menjadi opsi menarik, terutama untuk diversifikasi dan perlindungan aset di tengah ketidakpastian ekonomi. Akan tetapi, pemahaman yang mendalam mengenai risikonya merupakan hal yang sangat penting, khususnya bagi investor pemula.

Sebelum memutuskan untuk membeli emas, pastikan Anda mempertimbangkan hal-hal berikut ini terlebih dahulu.

Dengan pendekatan yang hati-hati dan terencana, emas dapat menjadi wahana pelindung nilai yang efektif. Namun perlu diingat, tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas dari risiko, termasuk emas.