Kebakaran Penjaringan, Rano: Bangun Kembali Butuh Waktu

Admin

19/06/2025

2
Min Read

On This Post

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, menyampaikan bahwa lebih dari 500 kepala keluarga (KK) merasakan dampak signifikan dari kebakaran yang melanda Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Menurutnya, dibutuhkan proses dan perencanaan matang untuk merekonstruksi permukiman yang terdampak.

"Kami telah mengupayakan yang terbaik sejak awal kejadian. Instruksi telah diteruskan kepada seluruh wali kota untuk segera bertindak," tegas Rano seusai acara Car Free Day (CFD) di Sudirman, Jakarta Pusat, Minggu (8/6/2025).

Rano menjelaskan bahwa koordinasi intensif telah dilakukan dengan Wali Kota Jakarta Utara, Hendra Hidayat. Pemprov DKI Jakarta telah mengirimkan bantuan logistik dan fasilitas penting seperti toilet portabel ke lokasi pengungsian, sebagai respons cepat terhadap kebutuhan mendesak.

"Saya menyampaikan permohonan maaf. Saya juga telah berdiskusi dengan Pak Wali mengenai waktu kunjungan ke lokasi. Pak Wali meminta agar masyarakat diberikan kesempatan untuk menata kembali kondisi awal," ungkap Rano.

"Saat ini, fokus kami adalah pada penyediaan logistik dan tenda. Laporan terbaru yang saya terima tadi malam menyebutkan bahwa 8 toilet mobile tambahan telah dikirimkan ke lokasi," imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa dampak kebakaran di Kapuk Muara, Penjaringan, telah dirasakan oleh lebih dari 500 KK. Pemerintah, menurutnya, telah hadir untuk memberikan bantuan yang diperlukan kepada masyarakat yang terdampak bencana ini.

"Dapur umum telah diperluas untuk memenuhi kebutuhan makan. Bisa dibayangkan, jika lebih dari 500 KK terdampak dan setiap keluarga rata-rata terdiri dari 4 orang, maka ada sekitar 2.000 orang yang membutuhkan bantuan. Pemerintah hadir untuk mengantisipasi hal ini. Namun, perlu dipahami bahwa proses pembangunan kembali akan memerlukan waktu," jelasnya.

Guna mencegah terulangnya kejadian serupa, Rano menekankan pentingnya penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap RT di Jakarta. Ia menyoroti bahwa pemadaman kebakaran di Penjaringan berlangsung lama karena kepadatan penduduk di wilayah tersebut.

"Kami memiliki program penyediaan APAR untuk setiap RT. Tujuannya adalah agar warga dapat segera menangani kebakaran kecil sebelum membesar. Namun, kita menyadari bahwa wilayah kita sangat padat dan sempit, sehingga akses bagi petugas pemadam kebakaran menjadi terhambat," tutur Rano.

Sebelumnya, kebakaran besar melanda permukiman padat penduduk di Kampung Rawa Indah, Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), pada hari Jumat (6/6). Akibatnya, sekitar 500 rumah semipermanen ludes terbakar dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

Sebanyak 3.200 jiwa menjadi korban dan harus mengungsi pasca-kebakaran yang terjadi saat perayaan Idul Adha tersebut. Proses pemadaman api di lokasi kejadian berlangsung selama hampir 12 jam. Sebanyak 30 unit mobil pemadam kebakaran (damkar) beserta 150 personel diterjunkan ke lokasi untuk menjinakkan api.