Kurikulum Multi Entry-Exit Sekolah Rakyat: Apa & Mengapa?

Admin

22/06/2025

4
Min Read

On This Post

Sekolah Rakyat Pakai Kurikulum Model Multi Entry-Multi Exit, Apa Itu?

JAKARTA, MasterV – Sekretaris Jenderal Kemensos RI, Robben Rico, menyampaikan penegasan bahwa kurikulum Sekolah Rakyat yang akan datang akan mengimplementasikan model pengelolaan Multi Entry-Multi Exit. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan model ini?

“Kurikulum Sekolah Rakyat direncanakan akan menerapkan model pengelolaan Multi Entry-Multi Exit dengan tujuan utama mencetak siswa sebagai agen perubahan yang aktif,” jelas Robben Rico dalam keterangan resminya pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Beliau menjelaskan lebih lanjut bahwa pemilihan model kurikulum ini didasari oleh harapan agar lulusan Sekolah Rakyat dapat menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat.

Ditambahkannya, beberapa sekolah unggulan di berbagai wilayah Indonesia turut dijadikan sebagai *benchmarking* atau tempat studi komparasi guna mendapatkan tolok ukur yang relevan.

"Kami juga melibatkan partisipasi dari berbagai kementerian dan lembaga terkait dalam proses diskusi, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Bapak Menteri Sosial,” imbuhnya.

“Nantinya, kurikulum Sekolah Rakyat akan memiliki ciri khas berupa model desain kurikulum *tailor made* (dirancang secara khusus), pola pengelolaan Multi Entry-Multi Exit, dan tentunya sistem berasrama (boarding school),” demikian penjelasannya.

Robben menegaskan bahwa kurikulum ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas kepada siswa dalam memilih jalur pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual mereka. Inilah esensi dari istilah "multi entry".

Selain itu, kurikulum ini bertujuan mengakomodasi beragam latar belakang serta kemampuan siswa, dengan tujuan mempersiapkan mereka untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Inilah yang menjadi makna dari "multi exit".

Melalui kurikulum khusus yang telah dimodifikasi, para siswa akan memiliki keleluasaan untuk mempelajari hal-hal yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Kemensos juga telah melaksanakan studi banding ke sejumlah sekolah unggulan di Indonesia, termasuk MAN Insan Cendekia Serpong, CT Arsa Sukoharjo, dan Al Hikmah Batu.

Berdasarkan hasil kunjungan ke sekolah-sekolah tersebut, teridentifikasi beberapa aspek penting yang perlu diimplementasikan dalam kurikulum Sekolah Rakyat.

Salah satunya adalah penyelarasan pengalaman pembelajaran serta kesenjangan antara berbagai muatan atau substansi yang berbeda pada siswa. Hal ini akan disesuaikan dengan kompetensi yang harus dipenuhi dalam kurikulum Sekolah Rakyat melalui program persiapan yang terstruktur.

Program persiapan atau masa orientasi juga dirancang untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi sistem *boarding school* serta beradaptasi dengan kurikulum pembelajaran yang akan mereka ikuti.

Selama masa persiapan, akan dilakukan asesmen diagnostik pada peserta didik untuk memahami karakteristik individu masing-masing. Dengan demikian, dapat diidentifikasi kekurangan, kelebihan, serta potensi yang dimiliki setiap murid.

Dalam implementasi kurikulum Sekolah Rakyat nantinya, pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan adalah *Individual Approach* (pendekatan individual) dan *Pembelajaran Mendalam* (deep learning).

“Dalam kurikulum tersebut, terdapat nilai-nilai penguatan karakter, penguatan spiritualitas, penguatan cinta tanah air, dan penguatan kemampuan berbahasa,” tegasnya.

Kurikulum yang sama juga akan diterapkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA.

"Muatan pembelajaran akan disesuaikan berdasarkan tingkatan satuan pendidikan, dengan tujuan memantau proses capaian pembelajaran yang telah diraih," jelas Sekjen.

Penyusunan kurikulum Sekolah Rakyat merupakan hasil sinergi yang erat antar lintas Kementerian, termasuk Kemendikdasmen dan Kemenag, yang terlibat aktif dalam proses penyusunan kurikulum tersebut.

Metode ini memastikan bahwa setiap muatan yang terdapat di dalam kurikulum sudah diterapkan di sekolah-sekolah yang telah ada (existing), dengan sedikit penyesuaian yang diperlukan.

"Tinggal dimodifikasi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik dari Sekolah Rakyat," ungkap Robben.

Sekolah dengan konsep *boarding school* ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026.

Pada tahun ini, akan dibuka sebanyak 65 titik lokasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan ditargetkan untuk mencapai hingga 100 titik.

Berbagai langkah terus diupayakan, mulai dari peninjauan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, perekrutan tenaga pengajar yang berkualitas, pendataan calon siswa, hingga sosialisasi kepada calon siswa dan orang tua.

Program yang telah diatur dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan ini memberikan peluang emas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan sangat miskin untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas.

“Nantinya, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi wadah pencetak agen perubahan serta memutus rantai kemiskinan antar generasi,” pungkasnya.