Sekolah Rakyat Jakarta: Paket Komplet Peduli Anak?

Admin

01/06/2025

6
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Seorang anak dengan disabilitas terlihat begitu menikmati saat menaiki vespa mainan di area pelayanan Sentra Handayani Jakarta. Di sisi lain, ibunya tampak terlibat dalam percakapan dengan petugas di meja, menjelaskan mengenai kesempatan yang bisa diperoleh anaknya dalam mendapatkan pelayanan sosial.

MasterV, Jakarta – Pemandangan serupa sering dijumpai di sana. Sentra Handayani hadir untuk membantu setiap anak menjalani proses rehabilitasi, mulai dari mereka yang berhadapan dengan masalah hukum, menghadapi isu sosial, memiliki disabilitas, hingga yang terpapar terorisme dan radikalisme.

Kini, layaknya sebuah paket lengkap, bukan hanya menyediakan berbagai layanan, tetapi juga menghadirkan Sekolah Rakyat, sebuah program khusus dari Presiden Prabowo Subianto yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu hingga yang hidup dalam kemiskinan ekstrem. Upaya percepatan realisasi pun terus digenjot, yang memicu pemanfaatan sentra rehabilitasi sosial anak di seluruh Indonesia, termasuk Sentra Handayani Jakarta.

Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI ini pun turut serta dalam mengejar target waktu, dengan menuntaskan renovasi lahan di bagian belakang untuk pembangunan Sekolah Rakyat.

MasterV berkesempatan untuk meninjau langsung kesiapan sentra rehabilitasi yang berlokasi di Jalan PPA No.1, Cipayung, Bambu Apus, Jakarta Timur, pada hari Rabu (28/5/2025). Suasana asri yang dipenuhi pepohonan menyambut setiap pengunjung yang datang.

Saat memasuki area depan, berbagai unit bangunan, termasuk kantin, seolah mengundang pengunjung untuk beristirahat sejenak. Terlihat pula fasilitas bermain anak yang umumnya ada di taman kanak-kanak, seperti perosotan, ayunan ganda, tempat bergelantungan, serta meja dengan payung.

Kondisi Sentra Handayani Jakarta dapat dikatakan sebagai tempat rehabilitasi dengan standar tinggi, yang diperuntukkan tidak hanya bagi anak-anak, tetapi juga bagi lansia. Kesiapan untuk menghadirkan Sekolah Rakyat pun tampaknya bukan menjadi masalah.

Tersedia alokasi lahan di bagian belakang untuk Sekolah Rakyat, lengkap dengan bangunan yang sudah ada. Proses renovasi dan mempercantik tampilan menjadi fokus utama, agar segera layak digunakan oleh anak-anak lulusan SD. Target waktu penyelesaian adalah Juli 2025, dengan masa kerja selama 60 hari dan kontrak berakhir pada 8 Juli 2025.

Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Jakarta dapat dikatakan terpisah dari area rehabilitasi anak dan lansia. Terbentuk seolah menjadi kompleks baru, yang dikelilingi oleh pagar. Dengan demikian, setiap kegiatan tidak akan saling mengganggu.

Sekolah Rakyat ini mengusung konsep boarding school. Semua bangunan yang ada akan diperhalus. Tersedia asrama terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan. Bangunan sekolah terdiri dari tiga ruang kelas dua lantai, lapangan serbaguna, dapur, kantin, ruang guru dan tata usaha, serta hunian bagi para pengajar yang bersedia tinggal menetap.

Semua aspek tidak luput dari perbaikan. Kami beruntung dapat melihat langsung kondisi terkini. Penggunaan helm proyek menjadi wajib saat memasuki area pembangunan. Pihak Sentra Handayani Jakarta dengan ramah mendampingi, meninjau setiap sudut lokasi, sehingga menimbulkan keyakinan bahwa semua berjalan sesuai rencana.

Besi-besi panjang terlihat melintang di setiap bangunan. Saat jam makan siang tiba, para pekerja memanfaatkan waktu untuk beristirahat dan mengisi perut. Rokok dan kopi menemani mereka, namun tetap harus menjauh dari area perbaikan.

Sekolah Rakyat ini berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Tidak ada pembangunan dari awal, karena semua pondasi sudah siap untuk direnovasi.

“Ya, alhamdulillah. Persiapan Sekolah Rakyat ini, mulai dari pembangunan, sudah berjalan dan dilakukan oleh PU,” ujar Kepala Sentra Handayani Jakarta, Masryani Mansyur, saat berbincang dengan Liputanku.

Beliau bersama jajarannya sangat fokus untuk memastikan Sekolah Rakyat tepat sasaran, yaitu untuk anak-anak dari keluarga yang masuk dalam kategori Desil 1 dan 2, yang merupakan kelompok rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan terendah secara nasional. Selain melalui pendaftaran mandiri, langkah strategis yang diambil adalah dengan melakukan jemput bola.

Dengan berbekal data tunggal nasional dari Badan Pusat Statistik dan Kementerian Sosial, mereka mengunjungi setiap rumah keluarga miskin ekstrem yang memiliki anak yang baru lulus SD. Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Jakarta memang secara khusus diperuntukkan bagi anak-anak yang akan memasuki jenjang SMP.

Hasilnya, semua kuota terpenuhi. Seluruh kuota 75 siswa sudah terisi dan pendaftaran pun telah ditutup. Anak-anak tersebut telah mendapatkan persetujuan dari orang tua untuk tinggal di asrama, menjalani pendidikan SMP, dan menerima bekal hidup lainnya.

“Efektivitas dan lebih menjangkau yang betul-betul, ya mohon maaf, miskin ekstrem,” tuturnya.

Dengan ketersediaan tiga kelas, setiap ruangan nantinya akan diisi oleh 25 siswa. Urusan makan, biaya pendidikan, hingga fasilitas penunjang lainnya disediakan secara gratis.

Anak-anak tersebut berasal dari wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara. Sementara itu, sentra rehabilitasi anak lainnya di seluruh Indonesia juga turut menjaring siswa untuk Sekolah Rakyat sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.

“Alhamdulillah, khusus untuk Sekolah Rakyat, tidak mengganggu proses rehabilitasi anak-anak kami yang ada di sini. Karena memang ada tim khusus yang menangani di sini (rehabilitasi), dan tim khusus yang menangani di situ (Sekolah Rakyat),” jelas Masryani.

Menurutnya, percepatan pembangunan Sekolah Rakyat di tahun 2025-2026 ini akan berjalan seiring dengan pembangunan Sekolah Rakyat lainnya, sesuai dengan target Presiden Prabowo Subianto, yaitu sebanyak 200 sekolah. Di tahun pertama ini, sentra rehabilitasi anak Kementerian Sosial menjadi penggerak utama.

Seiring berjalannya waktu dan selesainya pembangunan Sekolah Rakyat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah lainnya, maka kemungkinan terjadinya transisi lokasi pendidikan menjadi hal yang mungkin.

Masryani mengaku bersyukur dengan adanya program Sekolah Rakyat. Ia berharap agar seluruhnya dapat berjalan dengan lancar dan berkesinambungan, sehingga seluruh anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan.

“Ya, karena ini adalah program pemerintah dan terutama merupakan instruksi Presiden, maka kami sangat mendukung, apalagi untuk anak-anak kita yang mohon maaf karena miskin, miskin ekstrem. Artinya, mereka memiliki kesempatan yang lebih besar lagi untuk mendapatkan pendidikan,” ungkapnya.

Taktik jemput bola yang dilakukan oleh Sentra Handayani Jakarta seolah menjawab kekhawatiran Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono. Sebab, beliau khawatir fasilitas unggulan yang akan disediakan di Sekolah Rakyat berpotensi menarik minat masyarakat yang mampu.

“Walaupun ini sekolah untuk orang miskin, fasilitas yang disediakan oleh Presiden Prabowo adalah fasilitas unggulan. Lahannya saja 8,5 hektare, akan ada laboratorium, lapangan olahraga, hingga ruang praktik seperti pertanian dan perikanan,” ujar Agus dalam diskusi bersama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Untuk menghindari terjadinya salah sasaran, Kemensos telah menerapkan proses seleksi yang sangat ketat dalam memilih calon siswa. Proses asesmen ini akan dilakukan secara menyeluruh dan melibatkan berbagai pihak.

“Dalam asesmen calon siswa, kita akan benar-benar ketat. Kemensos akan bekerja sama dengan pihak-pihak lain agar yang diterima benar-benar berasal dari keluarga miskin,” jelasnya.

Sejauh ini, sudah ada 63 titik lokasi Sekolah Rakyat yang telah dibangun dan siap beroperasi mulai Juli 2025. Nantinya, Sekolah Rakyat akan mengadopsi kurikulum nasional yang dirancang secara khusus, yang berbeda dari sekolah formal pada umumnya.

“Nah, di mana Sekolah Rakyat ini dibangun, diharapkan di setiap kabupaten kota sehingga 514 kabupaten kota hendaknya memiliki Sekolah Rakyat,” kata Agus.

Adapun mengenai penugasan guru untuk Sekolah Rakyat, dilakukan melalui berbagai skema. Nantinya, guru ASN akan menjadi tenaga pengajar utama yang ditugaskan secara resmi. Untuk daerah yang masih kekurangan guru, pemerintah akan menugaskan guru PPPK.

“Kalau kita cukup di suatu daerah maka ada penugasan guru PPPK yang penuh waktu juga kemudian paruh waktu dan terakhir seleksi dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) calon guru,” terang Agus.