Jam Masuk 06.30 WIB: Opini Orang Tua Murid Bervariasi

Admin

21/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV — Kebijakan baru yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat mengenai jadwal masuk sekolah pukul 06.30 WIB menuai respon positif dari sebagian besar orang tua siswa.

Septi (40), seorang ibu, berpendapat bahwa kebijakan ini berpotensi signifikan dalam mengurangi kepadatan lalu lintas. Dengan jadwal yang berbeda, diharapkan tidak terjadi penumpukan antara siswa yang berangkat sekolah dengan para pekerja.

“Menurut saya, dengan masuk pukul 06.30 WIB, kemacetan bisa sedikit terurai. Jadwalnya tidak bentrok dengan jam berangkat kerja,” ungkap Septi saat diwawancarai oleh Liputanku pada Senin (9/6/2025).

Lebih lanjut, Septi meyakini bahwa perubahan jam masuk sekolah ini dapat memberikan dampak positif pada kesiapan belajar anak-anak di pagi hari.

“Saya setuju saja dengan jam masuk 06.30, karena anak jadi bangun lebih awal dan lebih segar saat menerima pelajaran di sekolah,” imbuh warga Bekasi tersebut.

Senada dengan Septi, Iman (50) juga melihat manfaat dari kebijakan ini dalam membentuk kebiasaan bangun pagi pada anak-anak, terutama bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah sholat Subuh.

“Ini program yang bagus dari Gubernur Jabar. Tujuannya adalah membiasakan anak bangun pagi, khususnya yang muslim, agar terbiasa melaksanakan sholat Subuh,” jelas Iman, seorang warga Purwakarta.

Iman juga memberikan apresiasi terhadap implementasi sekolah lima hari dalam seminggu. Menurutnya, kebijakan ini memberikan ruang lebih bagi keluarga untukQuality Time di akhir pekan.

“Dengan sekolah hanya lima hari, anak-anak seharusnya dapat mengembangkan kreativitas di rumah, dan juga meningkatkan interaksi dengan keluarga,” paparnya.

Menurut pandangan Iman, adanya dua hari libur di akhir pekan memberikan kesempatan berharga baginya untuk menghabiskan waktu lebih banyak bersama anak-anak.

Sutrisna (51) turut menyampaikan pendapat yang sejalan. Warga Bandung ini menilai bahwa kebijakan ini efektif dalam menanamkan kebiasaan bangun pagi pada anak-anak sejak usia dini.

“Kebijakan ini baik, karena menuntut siswa untuk lebih sigap berangkat ke sekolah. Mirip seperti zaman saya sekolah dulu,” ujarnya.

Namun, Sekar (32) memiliki pandangan yang sedikit berbeda. Ia berpendapat bahwa kebijakan ini lebih sesuai diterapkan di sekolah swasta dibandingkan sekolah negeri.

Alasannya, menurutnya, anak-anak di sekolah swasta cenderung lebih mudah diarahkan dan bertanggung jawab jika diberikan kebebasan.

“Menurut saya, anak-anak yang bersekolah di swasta lebih mampu bertanggung jawab ketika diberi kebebasan, dibandingkan dengan anak-anak di sekolah negeri,” terang Sekar, warga Bogor yang kini berdomisili di Bandung.

Sekar bahkan berencana untuk mendaftarkan putranya yang akan memasuki jenjang sekolah dasar ke sebuah sekolah swasta.

Kebijakan sekolah lima hari dan penghapusan tugas rumah (PR) menjadi faktor pertimbangan utama dalam keputusannya memilih sekolah.

Sekar juga berpendapat bahwa kebijakan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB lebih ideal diterapkan untuk siswa kelas 3 SD ke atas.

Ia merasa bahwa anak-anak di bawah usia tersebut masih memerlukan perhatian khusus dan belum siap untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.

“Masuk sekolah pukul 06.30 itu ide yang bagus, tetapi sebaiknya untuk anak kelas 3 SD ke atas saja. Karena anak kelas 1-2 SD masih dalam tahap adaptasi,” pungkasnya.