MasterV, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) telah memulai serangkaian sidang isbat yang bertujuan untuk menetapkan secara resmi awal bulan Dzulhijjah 1446 H, sekaligus menentukan Hari Raya Idul Adha. Sebagai agenda pembuka, dilakukan pemaparan mengenai metode rukyatul hilal, yakni proses pemantauan hilal yang dilakukan di ratusan titik strategis di seluruh Indonesia.
Menurut pantauan Liputanku, pada hari Selasa (27/4/2025), presentasi mengenai rukyatul hilal dimulai sekitar pukul 17.15 WIB. Salah satu poin penting yang dibahas adalah peta visibilitas hilal yang disesuaikan dengan kriteria Menteri Agama dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Setelah sesi pemaparan tersebut, agenda dilanjutkan dengan sidang isbat yang dilaksanakan secara tertutup. Sidang ini memiliki tujuan utama untuk menentukan secara definitif kapan dimulainya bulan Dzulhijjah 1446 H dan kapan pelaksanaan ibadah Hari Raya Idul Adha akan dilaksanakan.
Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) memang telah merencanakan sidang isbat ini sebagai forum untuk menetapkan awal bulan Dzulhijjah 1446 H dan Hari Raya Idul Adha. Sidang krusial ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa sore, 27 Mei 2025, bertempat di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Forum resmi ini akan menjadi titik terang bagi umat Muslim di Indonesia dalam menentukan kepastian pelaksanaan ibadah di bulan Dzulhijjah, mulai dari pelaksanaan puasa sunah hingga perayaan Idul Adha, termasuk pelaksanaan sholat id dan penyembelihan hewan kurban.
Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, menjelaskan bahwa sidang isbat akan diawali dengan kegiatan rukyatul hilal atau pemantauan hilal yang dilakukan di 114 titik yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Hasil dari rukyatul hilal ini akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses pengambilan keputusan dalam sidang isbat.
“Pemantauan hilal awal Zulhijah akan dilaksanakan di 114 titik di seluruh Indonesia pada tanggal 27 Mei,” ungkap Arsad, seperti yang dikutip dari situs resmi Kemenag.
Selain pelaksanaan rukyatul hilal, terdapat beberapa tahapan penting lainnya yang merupakan bagian dari rangkaian sidang isbat, yang semuanya akan dilaksanakan pada hari yang sama.
Rangkaian sidang isbat untuk penentuan awal Zulhijjah 1446 H akan dibuka dengan pelaksanaan rukyatul hilal di 114 titik yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Arsad Hidayat menjelaskan lebih lanjut bahwa berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Tim Hisab Rukyat Kemenag, posisi hilal pada saat matahari terbenam di seluruh wilayah Indonesia telah berada di atas ufuk, dengan ketinggian antara 0 44,15′ hingga 3 12,29′. Sementara itu, sudut elongasi diperkirakan berkisar antara 5 50,64′ hingga 7 6,27′.
“Kondisi ini telah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yang menjadi pedoman utama dalam penetapan awal bulan Hijriah di kawasan Asia Tenggara,” jelas Arsad.
Pelaksanaan rukyatul hilal di berbagai lokasi melibatkan petugas yang sudah terlatih dengan baik dan penggunaan peralatan yang memadai untuk memastikan akurasi pengamatan. Data yang terkumpul dari seluruh titik pemantauan akan dikumpulkan dan dianalisis secara cermat untuk dijadikan bahan pertimbangan yang valid dalam sidang isbat.
Sebelum sidang isbat dimulai secara resmi, Kemenag akan menyelenggarakan seminar mengenai posisi hilal yang akan menghadirkan para ahli astronomi terkemuka dan pakar ilmu falak dari berbagai organisasi masyarakat Islam. Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam dan komprehensif mengenai posisi hilal berdasarkan perhitungan astronomi yang akurat.
Dalam seminar ini, para ahli akan memaparkan data dan analisis terperinci mengenai ketinggian hilal, elongasi, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi visibilitas hilal. Informasi ini sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas kepada seluruh peserta sidang mengenai potensi terlihatnya hilal pada hari tersebut.
Seminar mengenai posisi hilal ini juga menjadi ajang diskusi yang bermanfaat dan forum pertukaran informasi yang berharga antara para ahli dan pihak-pihak terkait. Dengan adanya seminar ini, diharapkan keputusan yang diambil dalam sidang isbat dapat didasarkan pada data dan analisis yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah pelaksanaan Salat Magrib, sidang isbat akan dilaksanakan secara tertutup di Kantor Kemenag. Sidang ini akan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai instansi dan organisasi Islam yang memiliki peran penting, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta perwakilan dari berbagai ormas Islam lainnya.
Dalam sidang ini, Menteri Agama (Menag) akan mendengarkan laporan hasil rukyatulhilal yang disampaikan dari seluruh titik pemantauan. Data ini akan dibandingkan dengan hasil perhitungan hisab untuk menentukan secara pasti apakah hilal telah terlihat atau belum.
Menteri Agama juga akan mendengarkan tanggapan yang diberikan oleh Ketua MUI dan para peserta sidang lainnya sebelum menetapkan keputusan resmi mengenai awal Zulhijah 1446 H. Keputusan ini akan menjadi landasan utama bagi penentuan Hari Raya Idul Adha 2025 yang diperkirakan jatuh pada 10 Zulhijah 1446 H.
“Hasil rukyatulhilal yang diperoleh dari berbagai daerah, beserta data hisab mengenai posisi hilal, akan dibahas secara mendalam dalam sidang isbat. Keputusan yang dihasilkan akan menjadi dasar penetapan awal Zulhijah 1446 H sekaligus penentuan Hari Raya Idul Adha 2025,” tegas Arsad.
Setelah sidang isbat selesai dilaksanakan, Kemenag akan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan hasil sidang secara resmi kepada masyarakat luas. Konferensi pers ini akan disiarkan secara langsung oleh berbagai media, baik televisi, radio, maupun media daring.
Dalam konferensi pers ini, Menteri Agama akan menyampaikan keputusan resmi mengenai awal Zulhijah 1446 H dan Hari Raya Idul Adha 2025. Beliau juga akan menjelaskan secara rinci dasar-dasar pengambilan keputusan tersebut, termasuk data rukyatulhilal dan hasil perhitungan hisab yang telah dilakukan.
Konferensi pers ini sangat penting untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada masyarakat mengenai waktu pelaksanaan Idul Adha. Dengan demikian, umat Muslim di seluruh Indonesia dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk merayakan hari raya kurban yang penuh berkah.