Pada hari Kamis (22/5/2025), PSSI secara resmi menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat.
Pria kelahiran Vught, Belanda, yang memiliki garis keturunan Maluku, ini mengemban tugas penting untuk menemukan bibit-bibit unggul bagi Timnas Indonesia. Sebuah tanggung jawab yang tidak bisa dianggap remeh.
Simon Tahamata akan berupaya keras menjaring talenta-talenta potensial, baik yang berada di dalam negeri maupun para pemain diaspora Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat skuad Garuda.
Pada hari Senin (2/6/2025), menjelang dimulainya sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Jakarta, Simon Tahamata menyempatkan diri menyapa para jurnalis yang hadir untuk melakukan peliputan.
Satu hal yang cukup menarik perhatian adalah upaya Simon Tahamata untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Ia pun menjelaskan alasan yang mendasarinya menerima tawaran untuk berkontribusi bagi Indonesia, tanah leluhurnya. Sebuah panggilan jiwa yang tak bisa diabaikan.
Simon Tahamata meyakini bahwa Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Kekayaan talenta yang belum tergali sepenuhnya.
"Saya di sini karena kami punya talenta. Saya bisa kembali ke Ajax, tapi kami mau pulang kembali ke sini," ungkap Simon Tahamata dalam bahasa Indonesia, dengan semangat yang membara.
Dalam kesempatan yang sama, legenda Ajax Amsterdam tersebut juga memaparkan sistem permainan yang menjadi preferensinya.
"4-3-3. Sistem, kiri luar, kanan luar, striker, tiga gelandang, dan empat bek, satu kiper," jelas Simon Tahamata, sosok yang semasa aktif bermain berhasil mempersembahkan tiga gelar Eredivisie untuk Ajax. Sebuah bukti kualitasnya sebagai pemain.
Simon Tahamata selanjutnya menguraikan karakteristik pemain yang menjadi idamannya.
"Saya ingin memilih pemain yang bagus menggunakan kedua kakinya, secara teknik sangat bagus, secara mental harus seorang pemenang. Semuanya yang dibutuhkan pemain profesional," tandas pria yang saat ini berusia 69 tahun tersebut. Sebuah standar tinggi yang harus dipenuhi.