SPAK Indonesia Raih Penghargaan Antikorupsi Internasional

Admin

21/06/2025

4
Min Read

On This Post

Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK) Indonesia berhasil meraih penghargaan bergengsi, yaitu International Anti-Corruption Collective Action Awards. Organisasi ini menduduki peringkat pertama dalam kategori ‘Prestasi Luar Biasa’ pada ajang penghargaan yang diumumkan pada tanggal 4 Juni 2025.

“Sejak tahun 2014, inisiatif ini telah secara signifikan memberdayakan perempuan di seluruh pelosok Indonesia untuk berperan aktif sebagai agen perubahan dalam memerangi korupsi,” ungkap Direktur SPAK Indonesia, Maria Kresentia, pada hari Senin, 9 Juni 2025.

Sementara itu, gerakan ‘Kode Etik untuk Bisnis’ di Kenya, yang dikembangkan melalui kolaborasi antara United Nations Global Compact Network Kenya, Kenya Association of Manufacturers, dan Kenya Private Sector Alliance (KEPSA), meraih penghargaan dalam kategori ‘Pendatang Baru yang Inspiratif’.

Pemberian penghargaan ini didasarkan pada penilaian yang cermat oleh para anggota juri International Anti-Corruption Collective Action Awards, yang terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka seperti: – Chantal Castro (Pacto Global-Rede Brasil) – Lisa Miller (Bank Dunia) – Pusetso Morapedi (Integrity Initiatives International (III) – François Valerian (Transparency International).

SPAK Indonesia bermula dari sebuah gerakan yang diluncurkan pada tanggal 22 April 2014 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), melalui kerjasama strategis dengan Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ). Seiring berjalannya waktu, gerakan SPAK terus meningkatkan jumlah agen dan memperluas jaringan kerjanya secara signifikan.

Setelah lima tahun berjalan, KPK dan AIPJ sepakat untuk menjadikan gerakan SPAK sebagai organisasi yang mandiri, terpisah dari program AIPJ. Pada tanggal 28 April 2018, KPK secara resmi meluncurkan organisasi SPAK Indonesia, yang mengambil alih peran AIPJ sebagai induk gerakan SPAK.

“Mengapa perempuan menjadi fokus utama? Karena perempuan, khususnya Ibu, memiliki peran sentral dalam keluarga dalam menanamkan nilai-nilai moral pada anak-anak. Selain itu, perempuan secara alami memiliki kemampuan untuk melahirkan, mengembangkan, dan memelihara. Perempuan juga memiliki kecenderungan untuk berbagi, yang diwujudkan dalam berbagai kesempatan berkumpul. Kombinasi semua karakteristik inilah yang menjadikan perempuan sebagai kekuatan besar dalam upaya pencegahan korupsi,” demikian penjelasan SPAK dalam situs resminya.

Hingga tahun 2019, gerakan SPAK telah memiliki sebanyak 2.080 agen yang tersebar di 34 provinsi. Para agen SPAK ini berasal dari beragam latar belakang, termasuk ibu rumah tangga, dosen, guru, tokoh agama, kepala desa, anggota legislatif, polwan, mahasiswa, aktivis, anggota organisasi perempuan, penyandang disabilitas, hakim, jaksa, dan berbagai profesi lainnya. Gerakan SPAK mengajak seluruh masyarakat untuk mencegah korupsi, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar.

KPK: SPAK Menginspirasi, Aksinya Menular

Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati Iskak, menyampaikan keyakinannya yang mendalam terhadap SPAK. Menurutnya, aksi-aksi yang dilakukan oleh SPAK memiliki efek domino.

“Saya selalu yakin bahwa SPAK akan terus berkembang dan saya menjadi saksi dari setiap penghargaan yang diterima oleh SPAK, termasuk Gretta Fenner Outstanding Achievement in Collective Action Award 2025 yang diterima bulan ini. Para agen SPAK, melalui aksi nyata mereka, benar-benar menginspirasi, dan melalui gerakan ini, aksi tersebut ‘menular’ menjadi aksi kolektif dengan jalinan yang sangat kuat,” tutur Yuyuk.

Beliau menambahkan bahwa setiap agen SPAK berupaya untuk saling menginspirasi melalui tindakan nyata, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat, yaitu keluarga dan teman-teman dekat. Yuyuk menggambarkan SPAK sebagai oase di tengah kondisi negara yang sedang menghadapi berbagai tantangan.

“Di tengah situasi negara yang sedang tidak baik-baik saja, kemenangan SPAK ini setidaknya mengingatkan kita bahwa ada perlawanan yang terus dilakukan terhadap tindakan koruptif, dan hal ini diakui bahkan oleh lembaga internasional,” tegasnya.

“Ada sekelompok masyarakat, kaum perempuan, yang tetap teguh untuk melawan korupsi di negaranya tanpa mengetahui kapan perjuangan ini akan berakhir,” lanjutnya.

Yuyuk menegaskan bahwa dirinya adalah saksi atas berbagai kegiatan yang terus dilakukan oleh SPAK dalam melawan korupsi. Bahkan, Yuyuk menambahkan, beliau pernah mewakili SPAK dalam menerima penghargaan di tingkat internasional.

“Saya menjadi saksi atas aksi para perempuan agen SPAK yang tak pernah lelah berjuang melawan sikap koruptif di lingkungan mereka. Saya bahkan pernah mewakili mereka untuk menerima penghargaan International Anti-Corruption Excellence Award kategori ‘Youth Creativity and Engagement’ yang diselenggarakan oleh Rule of Law and Anti-Corruption Center (ROLACC), sebuah lembaga antikorupsi Qatar yang didukung penuh oleh UNODC, pada tahun 2017 lalu,” ungkapnya.

“Kebanggaan saya terhadap para agen SPAK tidak pernah pudar, mereka memang pantas mendapatkan penghargaan ini,” pungkas Yuyuk.