JAKARTA, MasterV – Setelah sempat kurang diminati sejak penawaran perdananya pada 16 Mei 2025, Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri SR022 diperkirakan akan kembali menarik perhatian investor ritel dalam beberapa minggu mendatang. Mengapa demikian?
Menurut Ahmad Nasrudin, Fixed Income Analyst PEFINDO, pasar surat utang memang menunjukkan performa yang kurang menggembirakan saat SR022 pertama kali diluncurkan pada pertengahan Mei tahun ini.
Namun, dinamika pasar kini mulai berubah. Ahmad melihat adanya potensi besar bagi SR022 untuk kembali dilirik investor, terutama dengan adanya dukungan dari pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate).
“Kondisi saat ini agak berbeda. Bank Indonesia telah mengambil langkah untuk memangkas suku bunga. Oleh karena itu, saya berharap tren yield di pasar akan mengalami sedikit penurunan dalam beberapa minggu ke depan,” jelas Ahmad saat dihubungi MasterV, Sabtu (31/5/2025).
Ia menambahkan bahwa penurunan BI rate memiliki dampak signifikan pada pasar, terutama dalam menurunkan imbal hasil atau yield wajar pasar. “Jika penurunan tersebut benar terjadi, dan cukup besar dibandingkan dengan penawaran SR022, ada peluang signifikan investor akan kembali melirik SR022,” ujarnya.
Saat ini, investor ritel cenderung mengambil sikap *wait and see*, mengamati dan menunggu perkembangan pasar.
Ahmad optimis bahwa mereka akan kembali aktif begitu pasar menunjukkan perbaikan. “Saya yakin investor akan kembali masuk, karena investor ritel saat ini berusaha memanfaatkan momentum yang tepat,” ungkapnya.
“Jika pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi, secara otomatis SR022 akan menjadi lebih menarik bagi investor ritel. Ini hanya masalah *timing* saja,” lanjutnya.
Perlu diketahui, SR022 mengalami penurunan minat sejak diluncurkan dan ditawarkan kepada investor pada 16 Mei 2025. Penjualan yang lebih rendah ini dibandingkan dengan seri SBN sebelumnya, ST014.
Ahmad mengidentifikasi beberapa faktor yang menyebabkan SR022 kurang diminati oleh investor selama lebih dari dua minggu terakhir.
Salah satunya adalah imbal hasil yang ditawarkan oleh SBN ritel seri terbaru ini tidak jauh berbeda dengan produk investasi lainnya yang tersedia di pasar.
Saat SR022 diluncurkan, yield wajar pasar masih berada pada level yang cukup tinggi. Untuk tenor 3 tahun, posisinya berada di 6,44 persen, sementara untuk tenor 5 tahun mencapai 6,587 persen.
SR022 sendiri menawarkan dua pilihan tenor, yaitu 3 tahun (SR022T3) dan 5 tahun (SR022T5) dengan kupon tetap yang dibayarkan setiap bulan kepada investor.
Kupon yang ditawarkan untuk SR022T3 adalah sebesar 6,45 persen, sedangkan untuk SR022T5 berada di level 6,55 persen.
“Menurut saya, ada dua penyebab utama. Pertama, berasal dari yield di pasar. Saat tanggal peluncuran, tanggal 16 Mei, yield di pasar masih cukup tinggi,” kata Ahmad.
“Yield yang cukup tinggi tersebut, sekitar 6,44 persen untuk tenor 3 tahun dan 6,587 persen untuk tenor 5 tahun, kurang lebih hampir sama dengan produk investasi lainnya, termasuk SR022 dengan tenor 3 tahun dan 5 tahun,” jelasnya.