SRC-Kemendag: Digitalisasi & Distribusi UMKM Naik Kelas

Admin

04/06/2025

4
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Sampoerna Retail Community (SRC) bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag) semakin mempererat kerja sama dalam rangka mengakselerasi transformasi digital bagi UMKM. Upaya ini juga bertujuan memperluas jangkauan distribusi produk UMKM melalui jaringan yang dimiliki SRC.

Program yang diusung SRC dinilai selaras dengan visi Kemendag, yaitu memperkuat fondasi pasar domestik melalui pemberdayaan industri dan UMKM lokal.

Romulus Sutanto, selaku Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), menyampaikan apresiasinya terhadap keterbukaan Kemendag dalam menjajaki berbagai potensi kolaborasi yang ada.

SHUTTERSTOCK/ARIEF BUDI KUSUMA Ilustrasi UMKM kuliner.

“Terutama dalam hal mempercepat proses digitalisasi UMKM toko kelontong, serta memperluas jaringan distribusi bagi produk-produk UMKM lokal,” ungkap Romulus dalam keterangan pers yang dirilis pada Kamis (29/5/2025).

Kedepannya, wujud nyata kolaborasi antara Kemendag dan SRC akan diimplementasikan melalui program Bedah Warung. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing toko kelontong melalui implementasi digitalisasi dan penguatan kapasitas usaha.

Program ini didesain sedemikian rupa agar toko kelontong semakin siap menghadapi berbagai tantangan di era modern, serta mampu berkembang secara berkelanjutan.

“Kami sangat mengapresiasi komitmen serta dukungan penuh dari Kemendag terhadap upaya yang dilakukan SRC dalam mendorong UMKM toko kelontong agar lebih adaptif terhadap perkembangan zaman, khususnya dalam aspek digitalisasi. Melalui program Bedah Warung yang diinisiasi oleh Kemendag, kami optimis dapat memberikan bantuan yang lebih signifikan bagi banyak toko kelontong agar bisa naik kelas dan semakin maju,” jelas Romulus.

Selaras dengan agenda nasional terkait percepatan digitalisasi UMKM, SRC terus berupaya mendorong transformasi toko kelontong melalui ekosistem digital AYO by SRC.

Para pemilik toko diberikan fasilitas berupa aplikasi, seperti AYO Toko by SRC, AYO Mitra by SRC, dan My AYO by SRC, yang bertujuan untuk mempermudah pengelolaan usaha secara lebih efisien.

SHUTTERSTOCK/ARIES HENDRICK APRIYANTO Ilustrasi toko Sampoerna Retail Community (SRC).

Romulus menambahkan, sinergi ini akan berfokus pada dua pendekatan utama, yaitu pendampingan dan pembinaan secara langsung kepada Paguyuban SRC. Melalui pendekatan ini, para pelaku UMKM toko kelontong akan memperoleh edukasi praktis mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam rangka pengembangan bisnis mereka.

Dengan jumlah UMKM mencapai lebih dari 64 juta di seluruh Indonesia, pemberdayaan sektor ini menjadi faktor kunci dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.

Program seperti Bedah Warung diharapkan mampu meningkatkan kapasitas usaha, memperluas akses ke dunia digital, serta mengintegrasikan UMKM ke dalam ekosistem distribusi yang modern. Dengan demikian, produktivitas dapat ditingkatkan, pasar dapat diperluas, serta dampak ekonomi yang berkelanjutan dapat diwujudkan.

Direktur Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag, Dewi Rokhayati, menekankan betapa pentingnya peningkatan kapasitas digital bagi para pemilik toko, mulai dari pengelolaan bisnis berbasis aplikasi, sistem pembayaran nontunai, penjualan produk digital dan UMKM lokal, hingga sistem pengantaran berbasis daring.

Program ini diharapkan dapat membantu toko kelontong dalam meningkatkan omzet dan daya saing mereka.

Sebagai wujud komitmen dalam mendukung UMKM lokal, SRC juga menjalankan inisiatif Pojok Lokal, yang memberikan kesempatan bagi toko-toko SRC untuk memasarkan produk UMKM yang berada di sekitar wilayah mereka.

Dengan kontribusi omzet mencapai Rp 5,65 triliun per tahun, Pojok Lokal telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan UMKM dan perekonomian nasional.

“Melalui program Pojok Lokal, kami berharap SRC dapat berperan sebagai salah satu jalur distribusi bagi produk-produk UMKM yang sedang kami eksplorasi untuk dipasarkan secara lebih luas. Kolaborasi antara SRC dan Kemendag akan menciptakan sinergi yang kuat, terutama dalam menjangkau lebih banyak toko tradisional dengan penataan yang lebih menarik dan modern,” jelas Dewi.

Dewi juga berharap agar Pojok Lokal dapat mencakup produk pangan komersial berkualitas tinggi, termasuk produk UMKM binaan Kemendag yang telah memperoleh sertifikasi.

Ia menambahkan bahwa program Pasar Rakyat yang dijalankan oleh Kemendag dapat menjadi titik temu kolaborasi, khususnya dalam hal penataan rak yang baik agar daya tarik pasar rakyat semakin meningkat dan masyarakat merasa nyaman saat berbelanja.

Sebagai langkah awal dari kolaborasi ini, pada bulan Juni 2025, Kemendag akan menyelenggarakan sesi edukasi dan pelatihan bagi para anggota SRC, baik secara daring (online) maupun luring (offline), yang akan difasilitasi oleh para pemilik Toko SRC.