Sri Mulyani ke Nduga: Tinjau Zona Merah di Tengah Ancaman

Admin

19/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV – Untuk kali pertama, Menteri Keuangan Sri Mulyani menginjakkan kaki di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada hari Sabtu (7/6/2025). Wilayah ini dikenal luas sebagai salah satu zona merah, sebuah area yang dipenuhi tantangan akibat konflik bersenjata antara aparat keamanan dan kelompok bersenjata yang pro terhadap kemerdekaan Papua.

Dilansir dari Regional Liputanku, kunjungan Sri Mulyani ke Nduga terasa istimewa. Beliau tiba bersama Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di bawah pengamanan yang sangat ketat, bahkan mengenakan rompi antipeluru. Tindakan ini diambil mengingat Nduga termasuk dalam wilayah dengan tingkat risiko keamanan yang tinggi.

“Betul apa yang disampaikan oleh Pak Menhan, mungkin belum pernah ada seorang pun Menteri Keuangan yang berkunjung ke sini atau ke Papua,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangannya. “Saya sendiri sudah beberapa kali mengunjungi berbagai lokasi atau daerah di Papua, dan ini adalah pengalaman pertama saya menginjakkan kaki di Nduga.”

Kunjungan ke Nduga ini dilakukan dengan tujuan meninjau secara langsung perkembangan pembangunan di wilayah tersebut. Menkeu dan Menhan berkesempatan mengunjungi Pos Satgas Pamtas Mobile Yonif 733/Masariku serta berinteraksi langsung dengan jajaran Forkompimda setempat.

Mereka juga menyampaikan pesan dukungan yang kuat terhadap peningkatan keamanan, kualitas pendidikan, layanan kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia di wilayah tersebut. Ini adalah komitmen pemerintah untuk kemajuan Nduga.

Sri Mulyani menuturkan bahwa melihat secara langsung kondisi di lapangan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Nduga. Pemahaman ini sangat penting untuk pengambilan keputusan yang tepat.

“Karena jika kita hanya melihat dari angka-angka, maka kita tidak akan bisa memahami secara utuh situasi dan tantangan yang sebenarnya dihadapi, seperti berbagai risiko dan hal-hal yang memerlukan perhatian khusus,” jelasnya.

Akan tetapi, kunjungan tersebut berlangsung di tengah ancaman yang cukup serius. Pesawat sipil yang membawa rombongan Menkeu dan Menhan, dengan nomor registrasi PK-ELM milik PT Elang Nusantara Air, dikabarkan menjadi target serangan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputanku, juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom menyatakan bahwa pesawat tersebut telah masuk ke dalam daftar pencarian orang (DPO) kelompoknya karena sebelumnya digunakan untuk mengangkut Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Letnan Jenderal TNI Bambang Trisnohadi, beserta pasukan militer.

“Pesawat sipil dengan nomor penerbangan PK-ELM Elang Nusantara Air yang terbang dari Timika menuju Nduga, telah ditetapkan sebagai DPO oleh TPNPB-OPM,” tegas Sebby.

Ia menambahkan bahwa pesawat, pilot, dan co-pilot dianggap telah memasuki wilayah perang yang diklaim oleh TPNPB-OPM sebagai zona konflik. Klaim ini menambah kompleksitas situasi di lapangan.

Meskipun demikian, kunjungan ini tetap dianggap sebagai langkah penting dari pemerintah pusat untuk menyaksikan secara langsung tantangan pembangunan yang ada di wilayah tertinggal, terutama di tengah ancaman keamanan yang terus menerus terjadi. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat.

(Tim Redaksi: Icha Rastika)