Stok Beras 4 Juta Ton: Jaga Harga, Prioritaskan Rakyat!

Admin

10/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Rajiv, seorang anggota Komisi IV DPR RI, memberikan apresiasi atas stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang sangat melimpah, mencapai angka 4 juta ton.

Namun demikian, Rajiv mengingatkan pentingnya pengawalan ketat terhadap distribusi stok beras tersebut.

Sebab, peningkatan stok yang signifikan ini belum tentu sejalan dengan stabilitas harga di pasar atau kemampuan masyarakat, terutama di daerah, untuk membeli beras.

“Distribusi harus diawasi dengan seksama, agar stok yang melimpah tidak lantas membuat harga tetap mencekik rakyat kecil, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau,” tegas Rajiv kepada awak media, Senin (2/6/2025).

Rajiv juga menyampaikan imbauan kepada pemerintah untuk lebih berhati-hati terkait wacana ekspor beras yang tengah berkembang.

Ia menyambut baik adanya peluang ekspor, seperti permintaan dari Malaysia, namun mengingatkan bahwa pemenuhan kebutuhan dalam negeri harus tetap menjadi prioritas utama yang tak tergoyahkan.

“Jangan sampai kita tergiur untuk mengejar surplus ekspor, sementara dapur-dapur rakyat di pelosok negeri belum sepenuhnya terjamin keamanannya dari kelangkaan atau lonjakan harga,” ujarnya.

Politisi dari Partai Nasdem ini juga menekankan pentingnya diversifikasi pangan sebagai bagian integral dari strategi jangka panjang.

“Ketahanan pangan tidak bisa hanya bertumpu pada beras semata. Kita harus mulai secara serius mendorong komoditas lokal lainnya, seperti sorgum, jagung, dan umbi-umbian yang selaras dengan kearifan lokal masing-masing daerah,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, Rajiv menilai bahwa capaian ini merupakan sebuah tonggak penting dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional.

Stok beras yang melimpah ini juga menjadi indikasi positif bahwa sektor pertanian Indonesia memiliki kemampuan untuk bangkit di tengah kompleksitas tantangan global.

“Saya memberikan apresiasi atas langkah konkret dan terobosan yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian. Empat juta ton bukanlah angka yang kecil. Ini adalah capaian yang membuktikan bahwa Indonesia sedang berada di jalur yang benar menuju kedaulatan pangan,” ungkapnya.

Rajiv juga memberikan pujian atas keberhasilan serapan beras oleh Perum Bulog yang mencapai 2,429 juta ton hingga akhir Mei 2025, yang merupakan angka tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.

Ia menyatakan, pencapaian ini menjadi bukti nyata bahwa produksi dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan nasional apabila dikelola dengan tepat.

Menurutnya, keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang berpihak kepada petani, seperti peningkatan kuota pupuk bersubsidi, reformasi distribusi pupuk agar lebih tepat sasaran, hingga penetapan harga gabah minimal Rp 6.500 per kilogram.

“Kebijakan-kebijakan tersebut tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memberikan insentif psikologis kepada petani bahwa negara hadir untuk mendukung kerja keras mereka,” imbuhnya.

Sebelumnya, Liputanku memberitakan bahwa Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) secara resmi telah menembus angka 4 juta ton untuk pertama kalinya sejak berdirinya Perum Bulog pada tahun 1969.

Menurut penuturannya, sejarah ini terukir berkat arahan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong terobosan di sektor pertanian.

Amran menegaskan, stok beras yang berlimpah ini bukan sekadar pencapaian statistik, melainkan hasil nyata dari kebijakan pertanian yang pro petani.