Berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, mahakarya ini didirikan dengan memanfaatkan bebatuan vulkanik putih keabu-abuan yang dipahat secara cermat dan ditata dengan presisi tinggi menjadi susunan balok-balok berukuran rata-rata 25 x 35 x 45 cm.
Bentuk bangunannya menyerupai punden berundak, sebuah evolusi dari arsitektur pada era prasejarah.
Denah dasarnya mengambil rupa bujur sangkar dengan dimensi 125 x 125 meter. Ketinggiannya mencapai sekitar 34 meter, diukur dari permukaan tanah hingga puncak stupa induk yang megah.
Candi agung ini berdiri kokoh di atas sebuah bukit dengan ketinggian sekitar 270 meter di atas permukaan laut. Keempat sisinya dilengkapi tangga yang memungkinkan para pengunjung menelusuri setiap tingkatan spiritual yang terepresentasikan dalam struktur candi.
Tiga Tingkatan Utama Candi Borobudur
Candi Borobudur terbagi ke dalam tiga tingkatan utama, yang masing-masing merefleksikan tahapan perjalanan spiritual dalam ajaran Buddha:
Kamadhatu (Bagian Bawah)
borobudurpedia.kemdikbud.go.id Tiga pembagian tingkatan Candi Borobudur meliputi Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Kamadhatu, yang terdiri dari satu tingkat, melambangkan dunia keinginan atau nafsu duniawi. Pada bagian ini, terdapat relief Karmawibhangga yang memvisualisasikan hukum sebab-akibat serta perilaku manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu duniawi seperti kekerasan, pencurian, dan fitnah.
Rupadhatu (Bagian Tengah)
Terdiri atas lima tingkat, bagian ini merepresentasikan dunia bentuk, yaitu fase di mana manusia mulai berupaya membebaskan diri dari jeratan nafsu.
Bangunannya berbentuk segi empat dengan pagar langkan yang indah, serta dihiasi dengan berbagai relief seperti Lalitavistara, Jataka Avadana, dan Gandawyuha. Di bagian Rupadhatu ini, kita dapat menemukan 1.212 panel dekoratif yang sarat akan simbolisme dan sekitar 1.300 relief naratif yang membentang sepanjang 2,5 kilometer.
Arupadhatu (Bagian Atas)
Arupadhatu, yang terdiri dari tiga tingkat berbentuk teras bundar, melambangkan dunia tanpa rupa, yaitu kondisi spiritual tertinggi yang mengarah pada nirwana. Tidak ditemukan relief di bagian ini. Yang ada hanyalah deretan stupa berlubang yang menjadi simbol kesucian dan pencerahan spiritual.
Sistem Konstruksi dan Fondasi Candi Borobudur
Candi ini dibangun dengan metode yang luar biasa, tanpa menggunakan semen atau perekat modern. Balok-balok batu disusun sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu sama lain, memanfaatkan sistem takikan, lubang-pen, dan ekor burung untuk meningkatkan kekuatan dan stabilitas struktur.
Struktur pondasinya mengaplikasikan sistem pondasi langsung. Lapisan batu diletakkan secara langsung di atas permukaan tanah bukit. Sistem drainase dirancang dengan cermat melalui saluran terbuka yang berfungsi mengalirkan air hujan dari lantai candi ke bagian luar melalui pancuran (gargoyle).
Stupa Candi Borobudur
Stupa adalah elemen krusial dalam arsitektur Borobudur. Secara keseluruhan, terdapat 73 stupa yang menakjubkan, terdiri dari:
DOK. Shutterstock/Sean Hsu Ilustrasi stupa di Candi Borobudur. Candi Borobudur menampilkan tiga jenis stupa, yaitu stupa induk, stupa teras, dan stupa-stupa kecil yang berfungsi sebagai ornamen tubuh candi atau pagar langkan.
Stupa-stupa yang berada di bagian Arupadhatu memiliki lubang-lubang simbolis. Lubang bergaris miring yang terletak di tingkat bawah melambangkan sisa-sisa hawa nafsu, sementara lubang bergaris tegak di tingkat atas mengindikasikan lenyapnya nafsu dan tercapainya kejernihan hati. Di dalam beberapa stupa, terdapat arca Dhyani Buddha yang duduk dengan anggun menghadap ke arah luar.
Relief dan Arca Candi Borobudur
Candi Borobudur memiliki kekayaan seni yang luar biasa, dengan total 2.672 panel relief, yang terdiri dari 1.460 relief naratif dan 1.212 relief dekoratif.
Relief-relief ini menggambarkan ajaran Buddha, kisah-kisah kehidupan Buddha, serta simbol-simbol moral dan spiritual yang mendalam.
SHUTTERSTOCK/PanatFoto Arca Buddha di dalam stupa Candi Borobudur.
Terdapat juga 505 arca Buddha yang ditempatkan secara strategis di berbagai tingkatan candi:
Candi Borobudur bukan hanya sebuah situs arkeologi semata, tetapi juga merupakan simbol perjalanan spiritual yang mengajarkan umat manusia untuk melepaskan diri dari ikatan duniawi dan mencapai kesucian tertinggi.