Suku Bunga Turun, Bank Mega Syariah Genjot Ritel

Admin

17/06/2025

4
Min Read

On This Post

Bank Indonesia (BI) kembali mengambil langkah strategis dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin, menjadikannya 5,50%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Mei 2025. Bersamaan dengan itu, bank sentral juga menyesuaikan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75%, sementara suku bunga Lending Facility tetap stabil di angka 6,25%. Perlu dicatat, ini adalah kali kedua BI melakukan penurunan suku bunga sepanjang tahun 2025.

Suku bunga yang lebih rendah berpotensi menjadi angin segar bagi dunia usaha, mendorong investasi dan meningkatkan kemampuan daya beli masyarakat. Menyikapi peluang ini, Bank Mega Syariah berupaya memaksimalkan potensi bisnis dengan fokus pada ekosistem mitra di berbagai institusi, termasuk sektor kesehatan, pendidikan, dan sektor publik lainnya.

Menurut Hanie Dewita, Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah, tren penurunan suku bunga ini dapat memicu penurunan cost of fund atau biaya dana perbankan. Lebih lanjut, Hanie menjelaskan bahwa ketika suku bunga mengalami penurunan, terutama suku bunga Deposit Facility yang kini berada di level 4,75%, maka biaya yang berasal dari dana mahal seperti deposito cenderung mengalami penurunan.

Dalam keterangannya pada Kamis (5/6/2025), Hanie mengungkapkan, "Per April 2025, rasio cost of fund Bank Mega Syariah telah menunjukkan penurunan menjadi 4,30% dari posisi sebelumnya yaitu 4,55% pada Desember 2024. Kami berharap penurunan suku bunga yang terjadi saat ini dapat terus menekan cost of fund Bank Mega Syariah."

Cost of fund yang lebih rendah membuka peluang bagi bank untuk melakukan penyesuaian margin, yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan Net Interest (NI). Hal ini terbukti dengan meningkatnya rasio NI Bank Mega Syariah dari 4,04% pada bulan Maret menjadi 4,21% pada bulan April 2025.

Lebih lanjut, Hanie menambahkan bahwa dengan adanya penurunan suku bunga dan strategi perusahaan dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan secara keseluruhan. Sebagai informasi, Bank Mega Syariah mencatatkan total pembiayaan per April 2025 mencapai Rp 8,9 triliun, mengalami kenaikan signifikan sebesar 25,6% dibandingkan penyaluran pada periode yang sama di tahun 2024.

Pada sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami peningkatan sebesar 4,3% menjadi lebih dari Rp 11,4 triliun. Fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik tercermin dari financing to deposit ratio (FDR) yang berada pada posisi optimal yaitu 84,9%, meningkat tajam dari posisi 69,2% pada April 2024.

"Kenaikan penyaluran pembiayaan dan penurunan cost of fund secara bersamaan turut memberikan dorongan positif terhadap pendapatan bank. Hingga April 2025, pendapatan setelah distribusi bagi hasil meningkat lebih dari 5% dibandingkan April 2024, mencapai Rp 216,6 miliar di tahun 2025. Peningkatan pembiayaan ini tetap diimbangi dengan kualitas yang terjaga, dengan rasio non performing financing (NPF) yang terkendali di bawah 1%," jelas Hanie.

Bank Mega Syariah menyediakan beragam paket layanan bisnis korporasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan layanan keuangan perusahaan, baik dari aspek pembiayaan maupun pendanaan. Layanan pembiayaan yang ditawarkan mencakup pembiayaan modal kerja dan joint financing. Selain itu, pengembangan tabungan payroll di seluruh ekosistem nasabah korporasi terus menjadi fokus utama.

Bank Mega Syariah juga menerapkan pendekatan B2B2C (business to business to consumer), yang tidak hanya terbatas pada kerjasama korporasi, tetapi juga diperluas untuk memberikan layanan perbankan yang komprehensif kepada seluruh ekosistem di perusahaan tersebut.

"Kami senantiasa berupaya untuk menyediakan pembiayaan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik nasabah korporasi. Di samping itu, kami juga terus memperkuat bisnis pembiayaan ritel di dalam nasabah korporasi tersebut dengan menawarkan berbagai produk konsumer, seperti pembiayaan rumah, pembiayaan tanpa agunan (PTA), pembiayaan haji khusus, serta beragam opsi pembiayaan konsumer lainnya melalui kartu pembiayaan Syariah Card," papar Hanie.

Selain fokus pada pembiayaan ritel, Bank Mega Syariah juga menyediakan layanan pendanaan ritel kepada ekosistem nasabah korporasi melalui berbagai produk unggulan, seperti tabungan haji, tabungan berkah digital, hingga deposito digital yang dapat diakses dengan mudah melalui mobile banking M-Syariah.

Saat ini, dalam rangka menyambut hari raya Idul Adha 1446 H, Bank Mega Syariah menjalin kerjasama dengan Rumah Zakat untuk memberikan layanan pembelian hewan kurban yang praktis dan mudah. Nasabah Bank Mega Syariah dapat melakukan pembelian hewan kurban secara online melalui M-Syariah. Lebih menarik lagi, nasabah juga berkesempatan untuk mendapatkan harga khusus jika menggunakan kartu pembiayaan Syariah Card untuk pembelian hewan kurban di platform Rumah Zakat.

Bank Mega Syariah juga memberikan keuntungan tambahan bagi jamaah haji yang melakukan transaksi menggunakan Syariah Card di tanah suci melalui program cashback hingga Rp 1 juta. Program ini tidak hanya berlaku di Arab Saudi, tetapi juga di Turki, UEA, dan Qatar.

"Sejak diluncurkan pada tahun 2023, Syariah Card telah menjadi salah satu alat pembayaran favorit di kalangan nasabah Bank Mega Syariah. Hal ini tercermin dari jumlah penyaluran pembiayaan Syariah Card yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun," ungkap Eva Dahlia Kusumawati, Syariah Card Business Division Head Bank Mega Syariah.

Per April 2025, total pembiayaan Syariah Card mengalami peningkatan signifikan, yaitu lebih dari 228% dibandingkan periode April 2024. Selama periode Januari hingga April 2025, transaksi Syariah Card paling banyak digunakan untuk transaksi ritel dan marketplace, mencapai 13%. Kemudian, disusul dengan belanja pakaian dan aksesoris (9%), restoran (8%), serta produk kesehatan dan kecantikan (7%).