MasterV, Jakarta – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, berbagi pengalaman pentingnya di tahun 2022. Kala itu, Pemerintah Kota Surabaya berinisiatif melakukan rehabilitasi bagi anak-anak yang bermasalah melalui program 'Sekolah Kebangsaan', sebuah kerjasama yang erat dengan Akademi Angkatan Laut.
MasterV, Jakarta – Pengalaman tersebut diungkapkan oleh Wali Kota Eri Cahyadi saat meresmikan Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) kelas khusus dengan tema yang mendalam, yaitu "Peningkatan Peran Ayah dalam Peningkatan Kualitas Keluarga". Acara ini berlangsung di Gedung Sumber Karya Wigati, RW 8 Tambak Segaran Wetan, Tambaksari.
Menurut penuturannya, program tersebut pada awalnya menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Namun, sayangnya, perubahan positif ini tidak berlangsung lama.
Perlu diketahui, ide menempatkan anak-anak bermasalah di lingkungan barak militer menjadi sorotan publik ketika diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Kebijakan ini pun memicu beragam pendapat dari masyarakat.
"Setelah tiga atau empat bulan, anak tersebut kembali tertangkap melakukan pelanggaran. Saya kemudian menemui ibunya, dan beliau menyampaikan permohonan maaf. Beliau menjelaskan bahwa dirinya harus bekerja sebagai buruh cuci hingga larut malam, sehingga практически tidak memiliki waktu untuk bertemu dan berinteraksi dengan anaknya," ungkap Eri, seperti yang dikutip Liputanku dari Antara, Sabtu (31/5/2025).
Sementara itu, berdasarkan informasi dari laman resmi Pemkot Surabaya, pengalaman tersebut memberikan kesadaran bahwa sekitar 90 persen kasus kenakalan remaja, mulai dari perkelahian, penyalahgunaan lem, hingga penyalahgunaan narkoba, berakar dari minimnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Hal ini seringkali disebabkan oleh kurangnya komunikasi, kesibukan orang tua dalam mencari nafkah, atau bahkan karena perceraian.
Eri kemudian menjelaskan strategi yang diterapkan oleh Kota Pahlawan dalam menangani masalah kenakalan anak melalui program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).
“Oleh karena itu, dalam menghadapi anak-anak yang bermasalah ini, seyogyanya terjalin interaksi yang kuat antara orang tua dan anak. Dan ternyata, peran seorang ayah memiliki pengaruh yang sangat besar," tegasnya.
Eri juga menekankan betapa pentingnya kehadiran seorang ayah dalam kehidupan anak-anak. Menurutnya, bagi anak perempuan, ayah adalah sosok cinta pertama yang membentuk rasa nyaman dan kepercayaan diri, sehingga mereka tidak mudah terjerumus ke dalam hubungan dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab.
Sementara itu, bagi anak laki-laki, ayah adalah teladan dalam memahami makna tanggung jawab, seperti mencari nafkah dan melindungi keluarga.
Bahkan, kebahagiaan seorang ibu dalam merawat dan memberikan ASI kepada bayinya sangat dipengaruhi oleh ketenangan yang diberikan oleh seorang ayah.
"Jika seorang ayah mampu menciptakan suasana yang tenang dan damai, maka ibu akan lebih mudah merawat dan menyusui anaknya. ASI-nya pun akan lancar dan berkualitas. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran seorang ayah," ujarnya.
Eri juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kebiasaan sehari-hari seorang ayah, karena hal itu juga menjadi perhatian anak-anak. Ia mengimbau para ayah untuk tidak merokok di dalam rumah atau di sekitar keluarga, demi menjaga kesehatan dan tidak memberikan contoh buruk bagi anak-anak.
“Para ayah, mohon untuk tidak merokok di dalam rumah dan segera membersihkan diri setelah pulang kerja sebelum berinteraksi dengan anak-anak,” pintanya.
Selain itu, bahaya penggunaan perangkat elektronik (gadget) secara berlebihan tanpa pengawasan juga menjadi perhatian utama.
Eri memahami dampak negatif dari penggunaan gadget yang tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan anak-anak kesulitan membedakan konten yang bermanfaat dan yang berbahaya. Ia memperingatkan bahwa akses mudah ke konten negatif, seperti pornografi, dapat merusak mental dan moral anak-anak.
"Penggunaan gadget yang berlebihan sangatlah tidak baik. Oleh karena itu, orang tua harus mengawasi penggunaan HP oleh anak-anak mereka, agar mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dapat merusak moral," jelasnya.
Eri juga menegaskan bahwa Pemkot Surabaya sangat serius dalam mewujudkan Kota Layak Anak (KLA) yang menjamin hak-hak anak. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai program di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan partisipasi anak. Surabaya telah berhasil meraih predikat KLA Utama sebanyak enam kali berturut-turut.
Pada tahun 2025, Pemkot Surabaya optimis dapat mencapai level KLA Paripurna, terutama dengan partisipasi aktif dalam program Child Friendly Cities Initiative (CFCI) bersama UNICEF.
"Penting bagi orang tua untuk menjaga ucapan dan menghindari saling menyalahkan di depan anak, karena hal itu dapat memicu masalah mental pada anak. Jika seorang anak melakukan kesalahan, orang tua sebaiknya melakukan introspeksi diri terlebih dahulu," terangnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani, menambahkan bahwa program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) menyajikan 13 materi, yang salah satunya berfokus pada peran ayah.
"Dalam sebuah penelitian, seorang istri atau ibu akan merasa bahagia dalam merawat anaknya jika sikap ayah atau suaminya terhadap dirinya baik," katanya.
Rini juga meminta para lurah dan camat untuk berperan sebagai mentor dan pengajar dalam SOTH, berbagi pengalaman mereka sebagai seorang ayah. Oleh karena itu, program SOTH terus berinovasi; tahun ini, materi tentang peran ayah ditambahkan setelah sebelumnya menambah sekolah untuk anak usia PAUD.
"Peran penting orang tua, terutama ayah, sangat krusial bagi Surabaya dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Pemkot Surabaya berharap, melalui SOTH, keluarga dapat menjadi benteng utama dalam membentuk generasi penerus yang berkarakter," pungkasnya.