Di era modern ini, mobil semakin canggih, dan aspek keselamatan menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih kendaraan. Hal yang menarik, di ranah compact SUV Jepang, fitur keamanan aktif atau ADAS (Advanced Driver Assistance System) perlahan menjadi standar yang lumrah.
Lantas, dari Suzuki Fronx, Honda WR-V, hingga duet Toyota Raize dan Daihatsu Rocky, manakah yang paling superior dalam hal perlindungan dan teknologi canggihnya?
Suzuki Fronx: Paket Keamanan Komprehensif
Suzuki Fronx hadir dengan kejutan yang menyenangkan di sektor keselamatan. Pada varian tertingginya, mobil ini tidak hanya dibekali 6 airbag, tetapi juga diperkuat oleh struktur bodi TECT dengan fitur perlindungan pejalan kaki.
Sebagai standar, Suzuki juga menyematkan fitur seatbelt pretensioners, dan yang membedakannya dari para pesaing adalah adanya NVH Reduction yang diklaim mampu meningkatkan kenyamanan dan keheningan di dalam kabin saat berkendara.
Namun, daya tarik utama Fronx terletak pada sistem ADAS yang dinamakan Suzuki Safety Support. Fronx menjadi model Suzuki pertama di Indonesia yang mengadopsi fitur ini. Di dalamnya, terdapat Dual Sensor Brake Support II, Blind Spot Monitor, Lane Keep Assist, Rear Cross Traffic Alert, Lane Departure Warning, Lane Departure Prevention, hingga Adaptive Cruise Control dan High Beam Assist.
Fitur-fitur tersebut memungkinkan Fronx tidak hanya memberikan peringatan dini, tetapi juga secara aktif mengambil alih fungsi pengereman atau koreksi kemudi dalam situasi genting. Terlebih lagi, kehadiran Around View Monitor dan Head-up Display semakin meningkatkan visibilitas pengemudi.
Toyota Raize dan Daihatsu Rocky: Safety Sense yang Teruji Keandalannya
Raize dan Rocky telah lama dikenal memiliki fitur keselamatan yang mumpuni. Pada tipe tertinggi, keduanya dipersenjatai dengan Toyota Safety Sense dan Daihatsu ASA, sistem ADAS yang menawarkan fungsi serupa dengan para kompetitornya.
Beberapa fitur unggulan yang ditawarkan antara lain Pre-Collision Warning and Braking, Lane Departure Warning dan Lane Keeping Control, Adaptive Cruise Control, Blind Spot Monitoring, dan Rear Cross Traffic Alert. Tak ketinggalan, terdapat pula Pedal Misoperation Control untuk mencegah kesalahan dalam menginjak pedal.
Meskipun tidak selengkap Fronx dalam hal jumlah total fitur ADAS, Raize dan Rocky tetap hadir dengan enam airbag, hill start assist, vehicle stability control, hingga kamera parkir dan sensor belakang. Keunggulannya, teknologi ini telah teruji kematangannya dan tersebar di berbagai model Toyota-Daihatsu lainnya.
Honda WR-V: Aman dan Praktis dengan Sentuhan Honda Sensing
Honda WR-V juga mengandalkan paket Honda Sensing pada varian tertingginya. Sistem ini mencakup Collision Mitigation Braking System, Lane Keeping Assist System, Road Departure Mitigation, Adaptive Cruise Control, Auto High Beam, dan fitur unik Lead Car Departure Notification.
Fitur istimewa lainnya yang menjadi pembeda adalah Honda LaneWatch. Kamera yang terpasang di spion kiri ini memungkinkan pengemudi untuk melihat blind spot sisi kiri secara real-time di head unit, memberikan lapisan keamanan tambahan yang belum dimiliki oleh para pesaingnya.
WR-V juga telah dilengkapi dengan 6 airbag, Vehicle Stability Assist, Hill Start Assist, Emergency Stop Signal. Sama seperti Suzuki, struktur rangka G-CON + ACE menjadi hal yang ditonjolkan oleh Honda. Terdapat pula fitur Brake Override System dan Walk-Away Auto Lock.
Kesimpulan: Semuanya Aman, Tetapi…
Ketiga mobil ini menunjukkan performa yang solid dalam hal keselamatan. Namun, jika kita berbicara tentang kelengkapan ADAS secara kuantitatif, Suzuki Fronx tampil sebagai yang paling ambisius dengan daftar fitur yang lengkap.
Honda WR-V tetap menarik perhatian berkat fitur khas seperti LaneWatch yang tidak ditemukan pada rival lainnya. Sementara itu, Raize dan Rocky, meskipun sedikit lebih konservatif, tetap konsisten menawarkan paket keselamatan yang fungsional dan telah teruji keandalannya.
Pada akhirnya, semua kembali pada kebutuhan masing-masing individu. Apakah Anda menginginkan yang paling lengkap, paling praktis, atau paling matang, para *detikers*?