Citra satelit yang diambil oleh Maxar Technologies memperlihatkan kondisi Desa Blatten, Swiss, sebelum dan sesudah peristiwa mengerikan tersebut. Desa ini tertimbun longsoran gletser yang berasal dari Pegunungan Alpen.
Desa Blatten, yang terletak di lembah pegunungan dengan arsitektur khas pedesaan Eropa, sebelumnya menawarkan pemandangan yang memukau. Sayangnya, keindahan itu kini sirna setelah lumpur dan es menghancurkan wilayah tersebut.
Longsoran gletser dari puncak Pegunungan Alpen pada hari Rabu (28/5) telah menimbun sebagian besar Desa Blatten, yang malangnya berada tepat di jalur bencana.
Potret satelit dari Liputanku menyajikan perbandingan visual yang mencolok antara kondisi Desa Blatten sebelum dan sesudah tertimbun gletser.
Menurut laporan USA Today, Jumat (30/5/2025), Maxar terakhir kali memotret Desa Blatten pada 3 November 2024. Sementara itu, citra satelit terbaru diambil sehari setelah kejadian nahas tersebut.
Foto satelit terbaru secara jelas menggambarkan betapa dahsyatnya dampak longsoran. Desa Blatten terkubur dalam lumpur dan es, dengan warna kecoklatan yang mendominasi.
Foto lain, diambil dari jarak yang lebih jauh, semakin memperjelas skala besar dampak longsor yang terjadi di kaki Pegunungan Alpen tersebut.
Matthias Bellwald, Wali Kota Blatten, mengungkapkan bahwa kejadian ini sungguh tak terbayangkan, namun ia menegaskan bahwa desanya masih memiliki harapan untuk masa depan.
Sekitar 300 penduduk Desa Blatten terpaksa mengungsi dari rumah mereka pada 19 Mei, setelah para ahli geologi yang memantau wilayah tersebut memberikan peringatan tentang ketidakstabilan Gletser Birch.
Pemerintah setempat telah mengajukan permohonan bantuan kepada unit bantuan bencana militer Swiss. Selain itu, perwakilan dari dinas pemerintah Swiss juga sedang menuju lokasi kejadian.