PDIP Ungkap Makna Interaksi Megawati & Gibran

Admin

12/06/2025

3
Min Read

Interaksi antara Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dan Presiden ke-5 RI yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, Megawati Soekarnoputri, dalam sebuah acara, menarik perhatian luas dari masyarakat. Namun demikian, PDIP memiliki interpretasi tersendiri mengenai momen tersebut.

Momen kebersamaan antara Gibran dan Megawati terjadi pada saat upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang diadakan di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), pada hari Senin, 2 Juni 2025. Pada kesempatan itu, Presiden Prabowo Subianto juga hadir bersama mereka.

Dalam acara tersebut, Prabowo dan Gibran tampak mengenakan pakaian sipil lengkap (PSL) dengan peci. Sementara itu, Megawati memilih mengenakan pakaian berwarna putih dari atas hingga bawah.

Dikabarkan bahwa Gibran sempat berbincang dengan Megawati di ruang tunggu sebelum memasuki area upacara. Selain itu, Gibran dan Megawati juga sempat duduk berhadapan di salah satu ruangan. Suasana di dalam ruangan itu digambarkan penuh keakraban.

Kendati demikian, PDIP memiliki sudut pandang yang berbeda. Menurut mereka, Megawati dan Gibran tidaklah seakrab seperti yang diperlihatkan.

PDIP Menyatakan Biasa Saja dan Tidak Seakrab Itu

"Kehadiran Ibu Megawati dalam acara kenegaraan adalah sebagai wujud komitmen untuk terus memperkuat Pancasila sebagai fondasi negara dan ideologi bangsa Indonesia, serta bertemu dengan seluruh pemimpin di negeri ini sebagai implementasi sila ke-3 Pancasila dan gotong royong, yang oleh Bung Karno disebut sebagai inti dari Pancasila," jelas Guntur Romli kepada awak media, Selasa (3/6).

Dia menjelaskan bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo terjadi dalam konteks kebangsaan. Ia juga menegaskan bahwa Megawati dan Prabowo tidak pernah memiliki masalah.

"Kehadiran Ibu Megawati dan pertemuannya dengan Presiden Prabowo jelas menunjukkan bahwa kedua tokoh ini tidak memiliki persoalan, baik secara pribadi, terlebih lagi pertemuan tersebut adalah untuk membahas masalah bangsa," ungkapnya.

Guntur juga memberikan tanggapan terhadap pernyataan Ketua MPR RI yang juga menjabat sebagai Sekjen Partai Gerindra, Muzani, yang menyebutkan adanya diskusi antara Megawati dan Gibran Rakabuming Raka. Ia berpendapat bahwa hingga saat ini belum ada informasi yang mengindikasikan adanya perbincangan antara Megawati dan Gibran.

"Kami tidak memiliki informasi mengenai adanya perbincangan antara Ibu Megawati dengan Gibran. Fokus kami adalah pertemuan antara Ibu Megawati dengan Presiden Prabowo," ujar Guntur.

"Gibran adalah Wapres, dan sesuai dengan protokoler kenegaraan, kehadirannya memang diperlukan. Namun, kami melihat sikap Ibu Megawati biasa saja, tidak sedekat dan seakrab dengan Presiden Prabowo atau Pak Try Sutrisno yang juga hadir," imbuhnya.

Gibran Tidak Lagi Bersama PDIP

Selain itu, Guntur juga menyinggung mengenai status Gibran yang tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan karena perbedaan pandangan politik. Ia tidak ingin kehadiran Ketua Umum PDIP di acara tersebut diarahkan ke ranah politik.

"Secara organisatoris, Gibran sudah tidak bersama PDI Perjuangan, termasuk 27 orang lainnya, termasuk juga Jokowi. Namun, Ibu Megawati tidak ingin membawa permasalahan ini ke dalam momen kenegaraan dan personal. Jika memang ada kesempatan untuk bertemu, maka terjadilah pertemuan," kata Guntur.

Ia mengimbau masyarakat untuk fokus pada momen peringatan Hari Lahir Pancasila di bulan Juni, yang identik dengan bulan Bung Karno. Ia berharap bahwa momen ini dapat membawa semangat persatuan dan kesatuan.

"Kita harus fokus pada momen terjadinya peristiwa ini. Karena kita sedang memperingati Hari Lahir Pancasila dan pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, maka persatuan Indonesia dan gotong royong harus menjadi prioritas utama," tegasnya.