Taman Literasi Blok M, sebuah destinasi wisata pertamanan yang populer di Jakarta, menawarkan daya tarik tersendiri bagi warga. Tempat ini menjadi opsi ideal bagi mereka yang ingin bersantai sejenak atau bahkan terlibat dalam aktivitas sosial yang bermanfaat.
Terlebih lagi, taman yang strategis karena berdekatan dengan Terminal Bus Blok M ini, dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Mulai dari area bermain anak-anak, sebuah perpustakaan yang nyaman, hingga berbagai macam pilihan jajanan yang menggugah selera.
Banyak pengunjung yang merasakan kenyamanan yang ditawarkan Taman Literasi. Mereka terlihat menikmati waktu dengan duduk santai, sambil berbincang akrab bersama keluarga atau sahabat.
Seperti yang dilakukan oleh Sari, yang membawa serta suami dan anak-anaknya ke Taman Literasi. Sari mengungkapkan betapa nyamannya mengajak keluarganya bermain di tempat ini. Suasana semakin menyenangkan dengan hembusan angin sepoi-sepoi dari pepohonan yang rindang.
"Nyaman sekali, adem, pepohonannya juga cukup rindang, jadi teduh, ditambah lagi ada angin sepoi-sepoi, haha," ujar Sari saat diwawancarai Liputanku di lokasi, Sabtu (31/5/2025).
Meskipun merasa puas dengan fasilitas yang tersedia di Taman Literasi, Sari tetap berharap agar jumlah pepohonan dapat ditambah. Menurutnya, Taman Literasi menjadi solusi bagi pengunjung Blok M yang mencari tempat teduh di tengah cuaca yang terik.
"Sepertinya perlu ditambah lagi pohonnya, karena sangat membantu bagi mereka yang selesai berbelanja atau sekadar bermain di Blok M, jadi punya tempat untuk duduk-duduk tanpa merasa kepanasan," kata Sari.
Hal serupa juga dilakukan oleh Komariah, warga asal Manggarai, Jakarta Selatan, yang menghabiskan akhir pekannya dengan menikmati wisata di Taman Literasi. Tidak hanya sekadar bersantai, Komariah juga menjadikan Taman Literasi sebagai tempat pertemuan dengan adiknya.
"Cuma main saja, ketemu adik, sama jajan-jajan," kata Komariah.
Dia tiba di Taman Literasi dengan menggunakan Bus TransJakarta. Sementara adiknya datang dari Ciledug, Kota Tangerang. Mereka mengaku sengaja datang di siang hari agar dapat berfoto dengan leluasa.
"(Sampai) sore paling. Kata adik saya makin sore makin ramai, katanya. Jadi saat orang-orang ramai, kami pulang. Sepi begini kan enak buat foto-foto," ungkapnya.
Warga Juga Berkegiatan Sosial di Taman Literasi
Salah seorang remaja yang sedang berkumpul, Arya, menjelaskan bahwa dia dan delapan temannya tergabung dalam komunitas Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R). Arya menuturkan bahwa kegiatan yang mereka lakukan adalah dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia.
"Kebetulan kami dari komunitas Pusat Informasi dan Konseling Remaja atau PIK-R Bangka, Jakarta Selatan," jelas Arya kepada Liputanku di lokasi, Sabtu (31/5).
"Hari ini dalam rangka memperingati hari tanpa tembakau sedunia, jadi kami melakukan kegiatan pemungutan puntung rokok di sini, di Taman Literasi," lanjutnya.
Arya mengungkapkan bahwa dari kegiatan memungut puntung rokok di Taman Literasi selama 90 menit, mereka telah mengumpulkan sebanyak 0,630 gram puntung. Puntung-puntung rokok tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol secara terpisah, sesuai dengan merek masing-masing rokok.
"Lumayan banyak ya, ini kami masukkan ke dalam botol-botol sesuai jenis merek rokoknya," jelas Arya.
Dia menjelaskan bahwa dalam memungut puntung rokok, dia dan teman-temannya menggunakan sarung tangan lateks dan masker untuk menghindari bakteri maupun kotoran. Puntung-puntung rokok tersebut akan mereka bawa untuk kemudian dianalisis kandungan berbahayanya bagi lingkungan.
Tidak hanya memungut puntung rokok, Arya juga mengatakan bahwa dia dan teman-temannya turut memberikan edukasi kepada para perokok yang kedapatan membuang puntung secara sembarangan. Tujuannya adalah agar para perokok lebih memahami bahaya yang ditimbulkan oleh puntung rokok yang dibuang sembarangan.
Dia mengakui bahwa tidak sedikit yang memberikan respons kurang baik terhadap upayanya memungut puntung rokok sambil mengedukasi para perokok. Namun, dia tidak menyerah dan tetap teguh pada pendiriannya untuk mewujudkan Taman Literasi dan seluruh taman di Jakarta bebas dari asap rokok.
"Beberapa iya (memberi respons tidak baik), seperti saat kami mau memungut, orang yang merokok bilang 'ngapain sih mas repot-repot, nanti saya buang sendiri'. Tapi tetap kami pungut sambil memberitahu kalau tidak boleh merokok, apalagi di taman-taman," jelasnya.
"Kami sekalian edukasi sih, supaya para perokok tidak merokok, khususnya di taman-taman, karena taman-taman ini kan seharusnya bebas dari asap rokok ya," imbuhnya.