Groundsel Raksasa: Tanaman Aneh di Kilimanjaro

Admin

08/06/2025

3
Min Read

Di ketinggian lereng Gunung Kilimanjaro, sebuah keajaiban alam tersembunyi: tanaman unik yang tak dapat dijumpai di belahan bumi lain. Groundsel raksasa, sebuah entitas botani yang menyerupai perpaduan antara nanas dan kaktus, menghiasi lereng-lereng gunung tertinggi di benua Afrika ini.

Groundsel raksasa Kilimanjaro (Dendrosenecio kilimanjari) berkembang pesat pada ketinggian antara 2.800 hingga 4.000 meter. Di sana, mereka hanya menerima curah hujan yang nyaris cukup untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Seperti yang dilansir dari Liputanku, tanaman ini mengembangkan serangkaian adaptasi khusus untuk menghadapi kondisi ekstrem pegunungan, termasuk sistem penyimpanan air yang efisien dan lapisan pelindung yang terbentuk dari daun-daun mati.

Terletak di wilayah timur laut Tanzania, kaki Gunung Kilimanjaro memiliki iklim panas dan lembap. Akan tetapi, suhu di puncaknya dapat merosot hingga -29 derajat Celsius. Gunung ini menciptakan iklim mikronya sendiri, di mana sengatan matahari, salju, hujan, dan hembusan angin kencang dapat terjadi di berbagai ketinggian sepanjang tahun.

Groundsel raksasa telah berevolusi untuk mengatasi iklim yang sangat fluktuatif ini. Batangnya yang kokoh dilapisi dengan mahkota daun yang rapat, sehingga meminimalkan kehilangan air melalui penguapan. Baik batang maupun daun menyimpan cadangan air untuk menghadapi musim kering, yang biasanya berlangsung dari Desember hingga Maret dan Juni hingga Oktober.

Lebih jauh lagi, tanaman ini dilengkapi dengan mekanisme pertahanan untuk bertahan hidup dalam rentang suhu yang luas. Ketika daun-daunnya mati, mereka melipat ke bawah di sekitar batang, menciptakan lapisan insulasi tebal yang melindungi dari hawa dingin. Selain itu, groundsel raksasa menghasilkan zat antibeku alami.

Sebagian besar groundsel raksasa memiliki tinggi yang tidak jauh berbeda dengan manusia, tetapi beberapa individu dapat menjulang hingga ketinggian 6 hingga 9 meter. Pertumbuhan vertikal ini merupakan adaptasi lain terhadap kondisi di Gunung Kilimanjaro, karena tanaman tersebut menerima lebih banyak paparan sinar matahari seiring dengan bertambahnya ketinggian.

Menurut studi genetika yang dipublikasikan dalam jurnal PNAS, groundsel telah tumbuh di Kilimanjaro selama 1 juta tahun terakhir. Mereka bergantung pada serangga untuk penyerbukan, yang tertarik pada bunga-bunga kuning cerah tanaman tersebut. Setelah penyerbukan berhasil, bunga-bunga tersebut berubah menjadi kepala biji halus dan kemudian disebarkan oleh angin ke lokasi-lokasi baru.

Groundsel raksasa dapat ditemukan di dataran tinggi Shira Gunung Kilimanjaro dan di sekitar area Barranco Camp. Jalur pendakian yang paling direkomendasikan untuk mengamati tanaman ini adalah Northern Circuit, rute Lemosho, dan rute Machame.

Para pendaki dihimbau untuk berhati-hati agar tidak menyentuh atau merusak groundsel raksasa, yang menyediakan sumber makanan dan tempat berlindung bagi burung dan mamalia kecil. Sistem akar tanaman yang dalam juga berperan penting dalam menstabilkan tanah, memperlambat laju erosi di lereng Kilimanjaro.

Kebakaran di Lereng Kilimanjaro Gunung Tertinggi di Afrika

Kebakaran di Lereng Kilimanjaro Gunung Tertinggi di Afrika